~ hadirmu membuka luka lama yang susah payah kulupakan. _azzalea jhonson.
~ berlarilah sejauh yang kau mau namun, ingat tidak ada tempatmu kembali selain kepelukanku. _Deanirta wiliam.
Bagaimana jadinya jika kenyamananmu terusik karena kehadiran seseorang dari masa lalu. Menghindar atau menyambut? Yuk ikuti kisah selengkapnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nilan sastia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
episode 17
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Siang ini azalea memiliki jadwal kunjungan pada pasien pasca operasi kemarin. Dan saat ini ia tengah berjalan menuju ruangan pasien tersebut. Dengan ditemani oleh suster inah, ia berjalan sambil mengobrol.
Suster Inah tersenyum ramah. "Semoga pasien cepat pulih, Dokter Azalea."
Azalea mengangguk. "Aamiin. Saya berharap demikian."
Azalea memasuki ruangan dan melihat pasien sedang terbaring lemah, wajahnya pucat. Ia segera memeriksa kondisi pasien dan mencatat hasilnya.
"Bagaimana kondisinya, Dokter?" tanya Suster Inah.
Azalea memeriksa catatan medis. "Stabil, tapi masih memerlukan perawatan intensif."
Saat itu, pria tampan tadi masuk ke ruangan, menatap pasien dengan khawatir. "bagaimana kabarnya, Dokter?" tanyanya.
"Kondisi pasien stabil untuk saat ini," jawab Azalea dengan senyum yang menenangkan. "Tapi kita harus terus memantau kondisinya."
Saudara pasien menghela napas lega. "Terima kasih, Dokter. Saya khawatir sekali."
Azalea menepuk bahu pria itu. "Jangan khawatir, kita akan merawatnya dengan baik. Apakah Anda ingin menemani pasien sekarang?"
Pria itu mengangguk dan duduk di sebelah tempat tidur pasien, memegang tangannya dengan lembut.
Azalea menjelaskan dengan sabar, "Setelah operasi, pasien perlu istirahat total selama beberapa hari. Kita juga perlu memantau kondisi vitalnya, seperti tekanan darah, suhu tubuh, dan denyut nadi."
Saudara pasien mendengarkan dengan saksama instruksi Azalea.
"Apakah ada pertanyaan?" tanya Azalea.
"Pertanyaan saya, Dokter, kapan kakak saya bisa pulang?" tanya pria itu.
Azalea tersenyum. "Tergantung kondisinya. Mungkin dalam 3-5 hari jika semuanya berjalan lancar."
Suster Inah menambahkan, "Kita akan memantau kondisinya dan memberitahu Anda jika ada perubahan."
Setelah selesai melakukan pemeriksaan, Azalea tersenyum dan berkata, "Saya sudah selesai melakukan pemeriksaan. Semoga kondisi kakak Anda terus membaik."
Saudara pasien mengucapkan terima kasih. "Terima kasih, Dokter Azalea. Anda sangat baik dan sabar."
Azalea tersenyum dan membalas, "Saya hanya melakukan tugas saya. Jangan ragu untuk menghubungi saya jika Anda memerlukan sesuatu."
Suster Inah mengantarkan Azalea keluar ruangan. "Dokter, ada pasien lain yang menunggu."
Azalea mengangguk. "Baik, saya datang sekarang juga."
Azalea berjalan menuju ruangan pasien berikutnya, dengan Suster Inah di sampingnya. "Siapa pasien berikutnya?" tanya Azalea.
Suster Inah memeriksa daftar pasien. "Pasien bernama Rina, Dokter. Operasi caesar."
Azalea memasuki ruangan Rina, tersenyum ramah. "Selamat pagi, Rina. Bagaimana kondisinya hari ini?"
Rina membalas senyum. "Lebih baik, Dokter. Terima kasih."
Azalea memeriksa catatan medis dan melakukan pemeriksaan. "Semuanya terlihat baik. Bayi Anda sehat dan kuat."
Suster Inah mencatat hasil pemeriksaan.
Tiba-tiba, suami Rina, Andi, masuk ke ruangan. "Dokter, apakah Rina sudah bisa pulang?"
Azalea tersenyum. "kondisi pasien sudah membaik. dia bisa pulang hari ini, tapi jangan lupa untuk melakukan cek-up satu minggu ke depan."
Rina senang. "Terima kasih, Dokter!"
Suami Rina, Andi, membantu istrinya berpakaian.
Azalea menambahkan, "Jangan lupa konsumsi obat seperti resep dan istirahat yang cukup. Jika ada keluhan, hubungi saya langsung."
Suster Inah menyerahkan berkas pulang dan resep obat kepada Andi.
"Semoga selalu sehat, Rina," kata azalea.
Setelah pamit azalea dan suster inah, kembali keruangan. Karena sebentar lagi waktu istirahat akan tiba. Azalea dan suster inah, berjalan sambil mengobrolkan hal hal yang kurang penting menurut orang lain.
Empat bulan bekerja bersama membuat mereka lebih akrab. Bukan seperti atasan dan bawahan namun lebih seperti teman yang sudah lama bersama.
"ada apa inah?" tanya azalea saat ia melihat inah, yang tengah membuka pintu namun langkahnya terhenti.
"dok, sepertinya ada tamu" ucap suster inah.
"tamu? Pasien?" tanya azalea penasaran dan mengambil alih gagang pintu.
Deg!!!! Jantung azalea kembali berdegub kencang kala matanya bertemu dengan tatapan tajam milik leon.
"dok, sepertinya saya memiliki janji dengan dokter suzan" suster inah, segera berlalu tanpa mendengar jawaban dari azalea.
"inaaah!?" azalea menoleh namun inah, sudah menjauh bahkan gadis itu berlari.
"selamat siang azalea" sapa leon.
Azalea tidak menjawab, wanita itu berjalan menuju kursinya dan duduk disana.
"apa perlumu datang kemari?" tanya azalea.
"aku datang untuk membawa ini!" leon menyodorkan map berwarna biru itu dihadapan azalea.
nafas azalea tercekat ditenggorokan kala ia melihat map yang disodorkan leon. " apa ini?" tanya azalea.
Leon mengetuk ketuk jarinya diatas meja kerja azalea. Dengan pandangan yang tidak pernah lepas dari wajah cantik dokter muda di depannya itu. "bukalah, dan lihatlah" jawab leon.
Azalea membuka dan melihat dengan seksama isi dari map itu. Di sana terlihat dengan jelas jika leon tidak pernah bertunangan apa lagi sampai menikah. 'lalu berita lima tahun lalu itu dari mana?' batin azalea melamun.
Azalea tenggelam dengan pikirannya sendiri. Memikirkan bagaimana bisa, ia mengingat dengan jelas jika berita itu adalah asli. Mereka memberitakan pertunangan antara pewaris utama alexander grub dan putri sulung dari wiliam corp itu resmi di umumkan.
Azalea terus membolak balik kertas demi kertas yang berada di dalam map. "apakah ini valid?" tanya azalea curiga.
"kamu bisa mengecek dari keaslian bukti itu, sayang!." jawab leon dengan senyuman miringnya.
Azalea bergidik ngeri melihat senyuman leon yang menurutnya itu sangat asing dimatanya.
Azalea menutup map itu lalu kembali menyodorkan di depan leon. "ini tidak bisa merubah keadaan" ucap azalea menghela nafas panjangnya. Baginya semus bukti itu tidak ada gunanya. Dirinya dengan leon telah jauh ada jarak dan tembok yang kokoh diantara keduanya.
"mengapa?" tanya leon membuat azalea bingung.
azalea menaikkan alisnya sebelah. "mengapa!?" ia mengulangi pertanyaan leon.
"beri aku alasan" ucap leon, pria itu menyandarkan punggungnya di sandaran kursi sambil medekap dadanya.
Azalea menatap wajah leon dengan intens. Meski jantungnya berdetak tak karuan namun, ia berusaha untuk menekannya. "mengapa harus ada alasan? Lima tahun yang lalu saat kamu pergi tanpa kabar. Apa kamu memberiku alasan?" tanya azalea dengan dingin.
Mendengar bertanyaan azalea ada rasa bersalah yang teramat dalam di hati leon. "aku akan menjelaskannya" ucap leon, tatapan tajam yang sejak tadi ia layangkan pada azalea kini melunak dan azalea merasakan itu.
"apa kamu tahu badai apa yang ku lewati pada saat itu?" tanya azalea wanita itu juga menyandarkan punggungnya di sandaran kursi kerjanya.
"maaf" cici leon dengan pelan.
"maaf? Anda lucu sekali tuan leon" kekehan azalea terdengar sarkas wanita itu membuang arah pandangannya kesembarang arah.
"apa kamu tahu, hadirmu adalah malapetaka untukku!?" emosi azalea perlahan muncul.
"jika saja aku tidak mengenalmu dimasa lalu hidupku tidak akan semenyedihkan sekarang!" teriak azalea dengan wajah yang sudah memerah. Semua kenangan masa lalunya terekam jelas di kepalanya dan terus berputar putar.
"maaf, karena waktu itu aku tidak berdaya" ucap leon. Lelaki itu menegakkan duduknya suasananya mulai memanas diantara mereka.
"tidak sepenuhnya salahmu leon, aku juga bersalah. Andai aku bisa mengulang waktu, aku lebih memilih untuk tidak mengenal kalian" ucap azalea yang emosinya sudah mulai tenang.