Sedatar Wajah Suami Ku

Pagi ini , sebelum bergabung di meja makan,Davin terlebih dahulu duduk di sofa halaman belakang, tidak ada hal signifikan yang dia lakukan di sana kecuali mengamati sekitar.bukan tanpa alasan Davin melakukan hal konyol ini dan baru bagi nya.ia hanya ingin mengenang istri nya.sebab di sini lah Mala menghabis kan sebagian waktu nya.

Teriakan dari Mama nya membuat lamunan Davin pecah, dengan langkah berat dia masuk ke dalam rumah.Davin menikmati sarapan dalam diam.porsi makan nya sudah berubah tak seperti dulu lagi.Maisya ingin protes tapi langsung di cegah oleh suami nya,yang penting Davin masih mau makan begitu lah pikir Al.

" Aku berangkat kerja dulu Pa,Ma."pamit Davin dengan wajah datar nya.

" Hati-hati bawa mobil nya,kalau perlu minta antar pak sopir saja." ucap Maisya mengingat kan putra nya,Davin menolak tawaran Mama nya karena butuh waktu sendiri tanpa ada gangguan.

Begitu tiba di area perusahaan,Davin langsung memarkir kan mobil nya di tempat parkir khusus bagi seorang CEO.Davin turun dari mobil dengan penampilan yang rapi.

" Selamat pagi Pak." sapa karyawan yang tidak sengaja berpapasan dengan nya.

Davin sama sekali tidak menanggapi sapaan tersebut, membuat karyawan nya tertunduk menahan malu.

Davin sama sekali tidak perduli dan terus berjalan menuju ke ruangan nya.

Pria ini terlihat sangat tidak bersemangat.sering melamun dan juga marah-marah tanpa sebab akibat yang jelas.

Bahkan ketika meeting pun Davin tidak bisa menyimak lawan bicara nya.Davin tidak pernah mengikuti meeting sampai selesai,dia menyerahkan tugas itu kepada asisten pribadi nya sedang kan dia sendiri malah kembali ke ruangan nya.

Jiwa disiplin dan bertanggung jawab Davin memudar sering dengan kepergian Mala.

Perubahan pada diri Davin tentu saja mengundang banyak tanya dari asisten dan juga karyawan lain nya.

Entah apa yang sudah terjadi kepada bos muda mereka ini,selain itu Davin juga sering datang terlambat bahkan tidak masuk ke kantor tanpa ada alasan yang jelas.

Pagi ini pun Davin datang terlambat karena sibuk berkeliling mencari istri nya, padahal selama ini Davin sangat tepat waktu dan paling benci dengan nama nya kata terlambat.

Indra asisten pribadi dari Davin sekaligus merupakan orang yang paling dekat dengan bos nya itu juga mulai cemas dengan keadaan Davin,selama ini Davin tak pernah cerita masalah pribadi kepada nya.bahkan Indra saja belum pernah bertemu dengan istri dari bos nya itu.

Indra sudah berdiri di depan pintu ruangan Davin, setelah di perbolehkan masuk baru lah Indra melangkah maju dan tidak lupa menutup kembali pintu agar pembicaraan mereka tidak sampai terdengar oleh orang yang berniat jahat.

"Sebenarnya apa yang sudah terjadi kepada Pak Davin, client kita sering komplain mengenai Pak Davin.padahal selama ini Pak Davin begitu disiplin.apa Pak Davin mulai jenuh dengan rutinitas sehari-hari?"Indra memberanikan diri untuk bertanya kepada bos nya,jika bukan dia lalu siapa lagi, mereka harus saling bekerja sama .jangan sampai citra Davin rusak dan ini akan membawa dampak buruk terhadap perusahaan.

Davin mengangkat wajah nya, tatapan mata nya jelas menyimpan banyak beban,pria ini terdengar menghela nafas panjang.

"Maaf Jika Aku sudah sering kali merepotkan Kamu,aku sedang menghadapi masalah yang sangat serius dan butuh waktu untuk menyelesaikan nya."kata Davin tanpa menjelaskan secara rinci.

" Bukan kah Pak Davin selalu mengingatkan karyawan agar bekerja dengan fokus, kesamping kan masalah pribadi jika sudah sampai di kantor ini,di mana disiplin itu Pak? Kemana Pak Davin berubah drastis?" desak Indra semakin ingin tahu penyebab perubahan Bos nya.

Davin tak berkata apa-apa,dia lebih memilih diam sambil memijit pelipisnya yang berdenyut hebat.

"Ceritakan saja Pak,barang kali Saya bisa membantu Pak Davin."Ujar Indra semakin tak sabaran.lancang memang tapi dia juga butuh kejelasan agar Bos nya bisa kembali bersemangat seperti sedia kala.

" Kamu tahu kan kalau Aku sudah menikah,kami menikah secara mendadak karena sebuah kesalahan, sekarang istri ku pergi meninggalkan ku,Sebelum pergi dia pernah meminta cerai,Aku tidak rela menceraikan nya ,Aku memang sudah menorehkan banyak luka dalam hidup nya, termasuk kepergian anak kami juga gara-gara Aku yang ceroboh dan tidak bisa mengendalikan diri.dia pergi dan sampai sekarang belum ketemu juga.Aku sudah menyewa detektif handal untuk membantu pencarian ku,Papa sudah tidak mau lagi membantu ku karena rasa kecewanya terhadap ku.Aku ingin berubah dan belum siap kehilangan nya."Davin menceritakan semua nya kepada Indra, asisten nya ini sangat bisa di percaya .

Baru kali ini Indra melihat Davin galau,bahkan dulu ketika mereka tidak sengaja berpapasan dengan Desi yang sedang berkencan dengan pria lain,Davin terlihat biasa saja bahkan seperti tidak terjadi sesuatu padahal Desi adalah cinta pertama sekaligus wanita idaman.tapi kenapa kepergian istri yang di nikahi tanpa cinta malah membuat bos nya lesu dan sedih seperti ini.

" Apa Pak Davin mulai mencintai istri Bapak?" tanya Indra memastikan.

Davin terdiam sambil berpikir tentang ucapan Indra,setiap kali mengingat senyum dan wajah manis Mala membuat jantung Davin berdebar kencang.dia sudah terlambat untuk mengartikan getaran itu.Davin bahkan tidak suka jika melihat Mala bersama pria lain.

" Mungkin iya, bodoh nya Aku malah tidak pernah menyadari nya." sesal Davin mengusap kasar wajah nya yang kusut.

Davin terus menceritakan isi hati nya sekarang,tanpa ada yang di tutup rapat dari Asisten pribadi nya ini.Davin bahkan mengatakan apa yang dia lakukan sampai mereka kehilangan calon anak mereka.

" Apa Pak Davin butuh hacker yang bisa melacak cctv jalanan?" tanya Indra menawarkan bantuan.

" Apa mereka bisa membantu ku menemukan istri ku?" tanya Davin lagi dengan wajah bersemangat.

" Setidaknya kita harus mencoba nya,Saya yakin mereka bisa memberikan alamat tempat tinggal istri Pak Davin yang sekarang,tapi Pak Davin harus berjanji, setelah istri Pak Davin di temukan,jangan lagi mengulangi kesalahan yang sama, berubah lah karena kesempatan ini tidak selalu ada." ucap Indra mengingat kan bos nya.

Walaupun dia belum menikah dan memiliki kekasih, setidaknya Indra tahu mana yang baik dan mana yang buruk.sebagai asisten pribadi dari Davin,dia juga harus mengingat kan bos nya tentang masalah ini.bukan untuk menggurui tapi lebih ke menasehati sebagai seorang teman.

" Kamu seperti orang yang sudah berpengalaman saja, cepat carikan hacker itu untuk ku, bayar mereka berapa pun yang mereka inginkan,tapi dengan syarat harus bekerja dengan cepat." Davin tersenyum tipis membayangkan bagaimana nanti jika bertemu dengan Mala.dia pasti akan merasa canggung terhadap wanita muda itu.

Sementara itu,di kota B yang sangat sejuk dan damai.Mala baru saja selesai mandi di kali bersama sepupu nya.

Kebetulan hari ini Nadia pulang lebih cepat dari biasa nya.jadi mereka bisa mewujudkan keinginan Mala.

" Nad, nanti kita pinjam motor Kakek yuk." kata Mala sambil menatap jalanan bebatuan yang mereka lewati.

Jarak rumah Kakek Bowo menuju ke kali tidak lah jauh, butuh waktu sepuluh menit dengan berjalan kaki untuk mencapai nya.Mala sama sekali tidak mengeluh, justru dia sangat menikmati kehidupan baru nya ini.

" Untuk apa Kak? Motor Kakek udah tua sama kayak pemilik nya." kekeh Nadia yang tidak sengaja mengatai kakek nya sendiri.

Mala pun ikut tertawa, membuat penduduk desa menatap heran ke arah dua gadis muda ini.kecantikan yang Mala miliki membuat pemuda setempat banyak menaruh rasa kepada nya,sayang nya Mala tidak pernah tertarik untuk membalas nya.

" Walaupun udah tua tapi masih bisa di gaskan ya nggak masalah Nad, setelah ini kita harus jalan-jalan mengelilingi kota B,Aku sudah bosan berada di rumah terus." keluh Mala.yang baru beberapa hari berkurung tapi sudah merasa bosan.

Paling jauh ya ke kali ini ,itu pun baru di lakukan hari ini saja.jika pun ingin membeli sesuatu pasti Mala akan meminta bantuan kepada Umar adik dari Nadia., Mala enggan untuk bertemu pemuda setempat.status nya yang tidak jelas membuat Mala menutup diri dari dunia luar.

"Boleh deh Kak,tapi sebelum sore kita harus sudah pulang ya."jawab Nadia setelah cukup lama menimbang ajakan Mala.

Rugi besar jika menolak ajakan sepupu nya ini,Mala orang nya asik dan tidak pernah pelit,jika bersama Mala maka perut Nadia tak pernah merasa kelaparan.maka dari itu Nadia juga tidak berani menolak tawaran Mala.

" Memang nya sore nanti Kamu mau kemana?" tanya Mala ingin tahu.

" Mau jualan ke perbatasan sana, sore ini ada pertandingan sepak bola antar kampung,kami selalu untung banyak kalau jualan di lapangan." ya seperti itu lah rutinitas Nadia,dalam seminggu itu pasti ada hari untuk berjualan di tempat keramaian.Nadia di temani oleh dua orang sahabat nya.untung dari berjualan itu selalu mereka simpan sebagai biaya masa depan.

Nadia sama sekali tidak pernah merasa risih ataupun malu,selagi pekerjaan itu halal dan tidak merugikan orang lain,maka Nadia tidak pernah takut dan selalu bersemangat melakukan nya, padahal ibu nya sudah melarang nya untuk berjualan takut menganggu sekolah nya,tapi Nadia tak menghiraukan nya dan berjanji nilai sekolah nya tetap aman dan itu sudah terbukti.

" Aku mau ikut sama Kamu ya?" mohon Mala dengan mata berbinar.

" Mau ngapain?" tanya Nadia bingung.

" Ya bantu Kamu jualan lah, sekalian cari hiburan juga.udah jangan banyak mikir.Aku nggak mau terima penolakan." Mala tertawa kecil sedang kan Nadia sudah cemberut karena ulah sepupu nya ini.

" Nanti kalau Paman Ruli marah,Kakak harus tanggung jawab sendiri ya." Mala mengangguk dengan cepat sambil mengacungkan dua jempol ke arah Nadia.

Kedua wanita ini bergegas berganti pakaian,lalu mengeluarkan motor milik Kakek Bowo dari kandang nya.tujuan mereka adalah mencari hiburan untuk Mala.karena Mala yang tak bisa mengendarai motor,Nadia lah yang harus membawa motor tua ini.sepanjang Jalan Mala selalu menjadi pusat perhatian.Mala tak mau besar kepala , Mala menganggap mereka seperti itu sebab belum tahu saja seperti apa status dan masa lalu nya.jika sudah tahu pasti pada mundur semua nya.siapa juga yang mau menerima janda seperti dia.

Mala mengusap kasar ujung mata nya.bayangan Davin masih sering melintas di bayangan nya,padahal Mala sudah pergi sejauh yang dia mampu.

" Bagaimana ya kabar Bang Candra, apa dia sudah tahu tentang masalah ku?" Mala tiba-tiba saja teringat kepada Candra.Mala tidak berani menghubungi pria itu karena belum sanggup menceritakan semua masalah nya terhadap teman masa kecil nya.

Bersambung.