Setelah hidup dengan suami yang suka memukulinya selama bertahun-tahun, Freya 'dijual' karena suaminya telah jatuh hati pada wanita lain. Dia hanya bisa pasrah saat pelelangan berlangsung, sampai akhirnya... "Satu juta Yuan!" Semua mata tertuju pada pria bertudung yang menawar dengan harga ribuan kali lebih mahal. Siapa pria itu dan kisah seperti apa yang menanti mereka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rossywiji, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Akhir cerita Adeline
"Kesalahan yang aku perbuat adalah Percaya pada orang - orang Sepertimu, tapi.. Apakah aku akan berada dalam situasi Itu jika tidak ada orang yang berusaha menipuku!", ucapku dengan geram yang ku tahan.
Selama ini aku berpikir dia sangat baik hati karena mengurus kami yang tidak memiliki tempat tinggal dengan baik. Memberi makan, pakaian, buku dan lain lain. Aku tidak pernah berpikir buruk tentang Adeline.
"Hanya karena aku terbuai oleh kebohongan mu, bukan berarti semua yang kau lakukan itu benar!", ucapku lagi sambil menumpahkan rasa kesalku padanya.
"Saatnya membayar semua perbuatanmu Adeline!", lanjutku lagi.
Aku melihatnya menggigit bibir bawahnya dan memasang ekspresi yang sangat mengerikan.
Aku yakin dia masih tidak terima akan perbuatanku ini. Tapi jika tidak begini, perbuatan Adeline pasti akan terus berlanjut. Dan aku tidak ingin ada perempuan lain yang mengalami nasib seperti aku.
.
(Adeline merasa bahwa Freya ada di bawah kendalinya. Freya itu Cantik, pintar dan baik hati. Adeline merasa bahwa dia memiliki kekuatan yang besar karena mampu mengendalikan seorang gadis ang spesial seperti Freya. Tapi sekarang, saat ini Freya memperlakukan Adeline Seperti penyihir yang ada di dalam dongeng).
.
"Itu benar!!!! Aku menjualmu kepada Andreas! Dia memang sampah, tapi dia sangat menginginkan mu! Aku yang telah bilang pada Zico untuk memohon kepadamu Agar kau menyelamatkan hidupnya. Aku mengatakan padanya bahwa kau akan melakukan apapun untuk menyelamatkan hidupnya! Dan bodohnya, itulah yang kau lakukan saat itu!!!!", teriak Adeline dengan sangat marah.
Aku hanya diam sambil menatap Adeline yang sedang mengatur nafas untuk lebih tenang.
"Baiklah Freya, aku meminta maaf karena kau harus melalui semua itu. Aku benar - benar tidak tahu kalau Andreas akan melakukan hal - hal seperti itu. Tapi bukan kah karena itulah kau jadi bisa bertemu dengan suami baru yang sungguh luar biasa? Kau bisa mengatasi semua rintangan dan bertemu dengan pangeran mu seperti cerita di dalam dongeng. Bukankah itu bisa di bilang berkat diriku yang menjualmu kepada Andreas? Tidak bisakah kau melihatnya seperti itu?", ucap Adeline panjang lebar.
Intinya dia ingin aku melupakan semua rasa sakit yang pernah ku alami dan menerima kenyataan bahwa sekarang aku sudah baik - baik saja.
Dan lagi dia meminta maaf kepadaku setelah membuat berbagai macam alasan konyol seperti itu. Bukankah artinya dia tidak pernah tulus memperlakukanku? Bahkan meminta maaf setelah kejadian itu?
Muak!
Aku sudah muak dengan hanya melihat wajahnya yang tak merasa bersalah itu.
"tak tahu malu!", gumam ku
"Hmm? Kau bilang apa tadi?", tanya Adeline mendengar ku bergumam kesal
"Jika Albert tidak menyelamatkan aku, siapa yang tahu hal buruk seperti apa lagi yang akan terjadi kepada ku? Mungkin saja aku sudah mati sebelum dia bertemu dengan ku! Semua ini berkat suami ku, Marques Albert Davinci, karena dia ah yang membuatku menjadi seperti sekarang! Kau tidak pernah membantuku untuk mencapai semua ini, jangan membodohi diri mu sendiri!", ucapku tegas sambil menatap kedua matanya yang bergetar.
"Kau akan di hukum karena penggelapan dana korupsi yang kau lakukan! Dan.. aku sangat ingin mendengar apa yang akan di katakan tunangan mu tentang ini semua!", lanjutnya sambil menatap menantang kepadanya.
Ya, karena sebelumnya aku sudah mengabari tunangan Adeline untuk segera datang ke panti asuhan atas nama nyonya besar Adiyaksa.
Walau terlihat tidak tahu malu, aku senang bisa menggunakan kuasa atas nama yang kini aku sandang.
.
POV Adeline
"Apa?", aku terkejut dengan penuturan terakhir dari Freya.
Berani sekali dia mengancamku.
"Adeline!", suara yang terdengar di belakangku.
Suara ini..
Tidak mungkin..
"E-eh?? Sudah sejak kapan kau berdiri di sana Rey?" Aku terkejut dengan kedatangan Rey yang mendadak ke panti asuhan. Biasanya dia akan bilang terlebih dahulu kepadaku kalau ingin datang, karena Rey bekerja di luar kota. Dengan tergesa - gesa aku berjalan menghampirinya yang masih berdiri di depan pintu.
"Uumm.. anak yang pernah ku rawat dulu datang ke sini. Dan dia sekarang seorang nyonya bangsawan. Dia sangat hebat sekarang, tapi sepertinya ada sedikit kesalah pahaman di antara kami..", Bukankah seharusnya dia tiba di sini besok?
Padahal aku sudah menyuruh semua orang pergi karena aku yakin Freya pasti akan melakukan sesuatu. Tapi, bagaimana bisa dia..
Dengan tangan yang bergetar, aku berusaha meraih tangan Rey, namun tak ku sangka dia malah mengibaskan tanganku.
"Rey?", tanya ku mulai ketakutan.
Padahal Rey adalah satu - satunya orang yang ku miliki dan bisa ku banggakan.
Tapi kenapa sekarang dia enggan menatapku dan menolak ku sentuh?
Hubungan romantis pertama yang pernah ku miliki, cinta pertama ku..
Aku tidak bisa kehilangan dia seperti ini!
"Rey, bisakah kau dengarkan aku dulu? Ini tidak seperti yang kau pikirkan!", ucapku dengan nada yang ku buat mengiba.
"Aku sudah dengar semuanya!", ucap Rey dengan cepat setelah aku menyelesaikan kalimatku.
"A-apa?.. apa maksud mu Rey?", aku bahkan tidak pernah membayangkan akan kehilangan Rey.
Tidak!
Kumohon!
Kumohon jangan Rey!
"Ak-aku bisa jelaskan padamu! Kau tidak mendengar semua ceritanya Rey!", ucapku mulai kebingungan.
"Tidak Adeline! Aku bisa menilai semuanya sendiri!", ucap Rey menatap wajahku dengan dingin.
Tidak! Kemana tatapan mata hangat yang penuh dengan kasih sayang yang biasa dia tunjukkan kepadaku itu? Aku seakan tidak mengenali tatapan ini!
"Aku kira diriku telah menemukan cinta sejati ku, tapi sepertinya aku salah! Aku kira kau bukan lah orang yang mementingkan dirimu sendiri dan selalu merawat anak - anak dengan penuh cinta!", lanjut Rey kali ini sambil menatapku sendu.
"U-uh.. itu benar! Aku orang yang seperti kau katakan itu!!", ucapku menimpali perkataan Rey barusan.
"Bagaimana bisa ada orang yang menjual anak lain dengan pernikahan yang tidak dia inginkan hanya demi sebuah uang? Semua itu kau lakukan hanya demi dirimu sendiri!", teriak Rey dengan keras di depanku. Rey begitu marah, dan aku baru melihatnya pertama kali seperti ini.
"uumm.. e-ehh..", aku terlalu takut dan kalut. Aku tidak bisa berkata - kata bahkan hanya sekedar untuk mengatakan alasan.
"Aku akan membatalkan pernikahan kita! Jika kamu ingin uang kompensasi Untuk pembatalan pernikahan, aku siap membayarnya! Aku tidak ingin menghabiskan sisa hidupku bersama dengan orang tidak manusiawi sepertimu!", ucap Rey sambil membalikkan badan melangkah keluar.
"Rey!", teriakku sambil meneteskan air mata.
"Tapi aku percaya bahwa kau tidak akan meminta uang kompensasi dalam jumlah yang besar!", ucap nya sejenak berhenti dan menengok ke belakang sambil tersenyum sinis.
Semuanya sudah berakhir.
"Aku...", dan aku masih tidak bisa berkata kata lagi.
Semua sudah berakhir.
Pria yang mencintaiku, jabatanku sebagai kepala panti asuhan.
"Apa karena aku tidak cantik?", tanya ku dengan suara pelan.
Apa lagi yang tersisa Sekarang?
Penjara yang dingin?
Denda yang besar?
"Kurang.. cantik..", gumam ku.
Jika aku secantik Freya, apa semuanya akan berbeda?
Apakah ia akan mengabaikan masalah kecil seperti ini?