Setelah Suamiku Berselingkuh, Aku Menjadi Kaya

Mendengar keributan di dalam kamar, Bagas masuk untuk melihat apa yang terjadi. Dia takut terjadi sesuatu pada Alea, sesuatu yang mereka semua takuti. Bukan terjadi sesuatu pada Alea, tapi Bagas dibuat terkejut. Sunguh, dia tidak menyangka saat melihat siapa wanita yang menjadi selingkuhan Radit. Wanita yang tiga hari lalu diperkenalkan padanya, wanita yang akan di jodohkan oleh sang ibu dengannya.

"Bagas" gumam Hana yang tidak menyangka jika Bagas akan melihatnya dengan keadaan memalukan seperti ini.

Hana yang masih tanpa busana membuat Bagas memalingkan wajahnya. Bagaimana bisa ibunya menjodohkan putranya ini pada wanita penzina seperti Hana. Untung saja dia ikut dalam misi Alea menangkap basah perselingkuhan Radit, membuatnya juga menangkap basah wanita yang akan dijodohkan dengannya.

"Kenakan pakaianmu." ucap Bagas membuat Hana sadar jika dia masih dalam keadaan tanpa busana.

"Dan kalian bicaralah di luar, selesaikan masalah kalian dengan baik-baik." lanjut Bagas bicara pada Alea dan Radit sambil berjalan keluar kamar.

Tidak sudih melihat tubuh selingkuhan suaminya, Alea mengikuti langkah Bagas untuk meninggalkan kamar itu yang juga diikuti Radit.

"Jangan pergi dulu, Lea." tahan Radit. Dia ingin bicara dengan Alea saat ini juga.

Alea berbalik menatap pada Radit, sungguh tidak terlihat penyesalan diwajah Radit menurut Alea. Jika dia tidak menagkap basah laki-laki ini, tentu saja Radit tidak akan pernah berhenti menyakitinya.

"Ceraikan aku, sekarang." ucap Alea.

Radit menggeleng, "Tidak akan, aku tidak akan pernah melepaskanmu." jawabnya.

"Untuk apa lagi? Tidak ada yang perlu dipertahankan. Bukankah semua sudah jelas, mengapa kamu sudah tidak ingin lagi menyentuhku beberapa bulan terakhir ini?" tanya yang juga menjelaskan mengapa dia ingin bercerai.

"Kamu istriku, Lea dan selamanya tetap menjadi istriku." jawab Radit untuk mempertahankan haknya.

"Istri yang kamu manfaatkan untuk membiayai hidupnya sendiri dan ibumu yang menjadi tanggung jawabmu, sementara uangmu kamu habiskan bersama wanita itu." tunjuk Alea pada Hana yang baru keluar dari kamar.

"Kalau iya kenapa?" Hana yang menjawab.

"Diam kamu, Hana." bentak Radit.

Hana yang selama ini selalu saja menghalanginya untuk menghabiskan waktu bersama Alea. Dia juga tidak terima, jika ada orang yang ikut campur saat dia bicara berdua Alea.

"Ceraikan saja." ucap Hana.

Bukan mendengarkan perkataan Radit, wanita itu tanpa rasa malu dan bersalah, dengan beraninya memerintahkan Radit menceraikan Alea. Reina dan Deri begitu juga Bagas, hanya bisa terperangah mendengar ucapan Hana. Benar-benar wanita yang tidak punya yang namanya malu dalam dirinya.

"Jangan ikut campur urusanku dengan Alea." kembali Radit menjawab ucapan Hana.

"Aku harus ikut bicara, kamu harus nikahi aku, Radit." ucap Hana lagi.

"Tidak akan pernah, sudah kukatakan sejak awal kamu menawarkan dirimu. Aku tidak akan melepaskan Alea dan tidak akan penah menikahimu." jawab Radit.

Benarkah Hana yang menawarkan diri pada suaminya? Alea tidak bisa percaya begitu saja. Kalau Radit tidak memberikan sambutan, tidak mungkin hubungan mereka berlanjut sejauh ini. Pikir Alea dalam diamnya sambil menyimak percakapan keduanya.

"Aku hamil anak suamimu." ucap Hana pada Alea.

Deg. Jantung Alea berpacu lebih cepat mendengar pernyataan Hana. Melihat Radit bercinta dengan wanita itu, tidak sesakit saat Hana mengatakan jika dia mengandung anak Radit. Hancur berantakan perasaan Alea, sebagai istri sah Radit, dia belum bisa memberikan keturunan. Sekarang laki-laki itu akan memiliki anak dari wanita selingkuhanya, sungguh luar biasa luka yang Alea rasakan kali ini.

"Tidak mungkin." sanggah Radit ucapan Hana.

Dia bermain aman, selama ini selalu menggunakan pengaman saat berhubungan dengan Hana. Bagaimana bisa wanita itu mengaku mengandung anaknya. Radit hanya ingin Alea yang mengandung anaknya, wanita baik-baik yang dia cintai.

"Ceraikan aku dan menikahlah dengan dia. Anak itu butuh status jelas dari orang tuanya." ucap Alea.

"Aku mencitaimu, dan aku tidak akan pernah menceraikan kamu, Alea. Dengarkan aku, dia tidak mungkin hamil, Alea. Aku..."

"Cukup!" bentak Alea memotong ucapan Radit.

Pantaskah laki-laki itu mengucapkan kata cinta disaat seperti ini, saat Alea menemukan dia menyatukan miliknya dengan wanita yang kini mengandung anaknya.

Alea meninggalkan apartemen Radit dan Hana, sudah tidak ada lagi yang perlu dibicarakan. Alea tidak akan menerima Radit kembali, apapun yang Radit ucapakan saat ini tidak bisa Alea percaya.

Jika laki-laki itu benar mencintai Alea bagaimana bisa dia menduakan dirinya bahkan tidur bersama wanita lain, penjelasan Radit yang hanya ingin bersenang-senang tentu saja tidak bisa Alea percaya begitu saja, apa lagi memaafkan perbuatannya.

Keputasan Alea pergi dari apartemen itu diikuti Reina, Deri dan juga Bagas. Sama seperti Alea, mereka juga merasa sudah cukup keberadaan mereka disana. Alea sudah mendapatkan apa yang dia inginkan.

Saat Radit akan menyusul Alea, langkahnya di halangi Deri. Suami Reina itu tidak mengijinkan Radit untuk mengejar Alea, dia tahu saudara istrinya itu terluka saat ini walau dia terlihat kuat.

"Jangan pernah menyentuh Alea lagi." ancam Deri.

"Dia masih istriku, Bang." jawab Radit tidak terima apa yang di ucapkan Deri.

"Istri yang kamu sia-siakan" jawab Deri mengingatkan Radit apa yang telah dia lakukan akhir-akhir ini pada Alea.

"Aku tidak bermaksud... aku hanya..."

"Lanjutkan saja permainanmu dengan dia. Bukankah kalian belum selesai?" potong Deri ucapan Radit sambil berlalu dari hadapan suami Alea itu.

Tidak menyerah, Radit mengejar Alea setelah sedikit berdebat dengan Hana yang tidak ingin Radit pergi meninggalkanya demi Alea. Tapi Radit tidak peduli dengan permintaan Hana. Alea lebih penting saat ini, dia tidak ingin berpisah dengan istrinya. Radit mencintai Alea, dia hanya bermain-main dan bersenang-senang dengan Hana, itu yang selalu Radit tanamkan di pikirannya. Lalu mengapa sampai Radit seakan lupa memiliki Alea yang setia selama ini?

Sayangnya usaha Radit sia-sia, Alea sudah pergi meninggalkan basement apartemen itu bersama Reina, Deri dan Bagas.

Dalam kegalauannya, Radit akhirnya sampai di kediamannya dan Alea. Sudah hampir tengah malam tapi Radit tidak menemukan Alea dimanapun. Bukan hanya rumah orang tua Alea yang Radit datangi, tapi juga ruko yang sering menjadi alasan bagi Alea tidak pulang kerumah akhir-akhir ini. Bahkan kediaman Deri dan Reinapun tak luput dari kunjungan Radit, sayangnya jejak Alea tidak juga dia temukan disana.

Rumah yang dia tempati bersama Alea satu tahun terakhir ini, menjadi tujuan terakhir Radit untuk menemukan Alea. Berharap istrinya itu berada disana menantinya pulang seperti dulu saat semua masih baik-baik saja. Semua hanyalah tinggal kenangan, kini Radit harus menerima kenyataan, Alea juga tidak ada dikediaman mereka.

Rumah itu tampak gelap dibagian dalam, sudah dapat Radit yakini jika Alea tidak pulang kerumah.

"Kamu dimana, Lea?" gumam Radit putus asa.

Turun dari mobil, dengan gontai Radit berjalan menuju rumahnya.

Cklek. Cklek. Cklek. Tangan Radit terus mencoba menggerakkan handle pintunya, dia juga terus berusaha memutar-mutar kunci pintu rumah yang biasa di gunakan. Nihil, rumahnya terkunci tanpa bisa dia buka.

Mengusap wajahnya dengan kasar, Radit menjatuhkan tubuhnya ke lantai. Bersandar dipintu yang tidak bisa terbuka, Radit hanya bisa menyesali semuanya. Menertawakan kebodohan dirinya sendiri, terlena dengan godaan Hana yang terus menjeratnya. Lihatlah sekarang, apa yang dia dapatkan? Alea mengusirnya dari rumah mereka.

Ya, Alea mengusir Radit tanpa perlu banyak bicara. Itulah Alea, lebaik melakukan sesuatu dengan tindakan dari pada dengan hanya berkata-kata. Radit lupa Alea punya prinsip yang seperti itu, ketenangan yang Alea miliki dalam bertindak membuat Radit lengah.

...💔💔💔...

...Setelah Suamiku Berselingkuh, Aku Menjadi Kaya...