Fahira Salsabila, seorang wanita yang ditinggal mati suaminya dan mempunyai satu anak perempuan bernama Yumna Arsyila.
Dia yang berstatus janda dinikahi oleh seorang pria yang bekerja sebagai Manager perusahaan ternama yang bernama Arka Ardinatha karena dijodohkan oleh orangtua Arka.
Fahira dinikahi tapi tak pernah disentuh oleh suaminya sampai dua tahun lamanya hanya dengan alasan tidak mencintainya.
Lalu bagaimana dengan perasaan Fahira yang tulus padanya, Apakah Fahira akan tetap terus bertahan dengan siksa batinnya ?
Atau justru dia akan pergi meninggalkan Arka ?
Kita simak yuk ceritanya di karya Novel => Tak Tersentuh
By: Miss Ra
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rania Alifah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eps 21
WARNING 21+ Harap bijak dalam membaca, jika tidak suka bisa di skip saja, terimakasih.
*
Malam harinya, kedua orang tua Arka sudah tidur di kamar yang biasa Arka tempati. Karena dirinya sedang cuti tiga hari, maka tidak ada alasan lembur banyak kerjaan sehingga membuat dirinya untuk tidak tidur dengan alasan kerjaan.
Fahira sudah menidurkan Yumna, dia juga sudah memakai baju tidur yang sedikit longgar agar lebih nyaman. Sedangkan Arka masih duduk di Sofa pojok kamar masih fokus dengan Laptopnya.
Fahira yang melihat suaminya itu masih duduk dengan alasan kerja, berinisiatif untuk membuatkan minuman dan mengajaknya ngobrol untuk kembali mendekatkan diri.
"Ini Mas, aku buatkan Teh madu untuk mu.."
Arka yang sedang fokus, dengan laptopnya melirik ke arah gelas yang Fahira taruh di atas meja. Dia kemudian menatap Fahira yang duduk di sebelahnya.
"Kamu nggak tidur Ra ? Besok kerja kan ?" tanya Arka sambil menyeruput teh nya.
"Aku nggak bisa tidur.." balas Fahira lalu bersandar sambil memainkan ponselnya.
Setelah melihat Arka meletakkan kembali cangkirnya diatas meja, Fahira menarik laptop yang ada diatas pangkuan suaminya lalu menutupnya. Hal itu membuat Arka mengerutkan keningnya heran.
"Ada apa Ra ? Aku sedang menyelesaikan pekerjaanku.."
Fahira tak menyahut pertanyaan suaminya, dia lalu berdiri dan menaikkan kedua lututnya di sofa kemudian duduk diatas pangkuan Arka lalu memeluknya dengan erat.
"Ra.. Jangan.."
"Biarkan dulu seperti ini.. Jangan banyak bicara.."
Arka terdiam setelah mendengar ucapan Fahira. Dia hanya ingin memeluk sang suami dengan begitu eratnya. Seakan dirinya mendapatkan tenaga ekstra setelah melakukan itu. Cukup lama diam dan saling berpelukan, Fahira kembali mengeluarkan suaranya.
"Mas..."
"Yaa.."
"Tidak adakah perasaan sedikitpun dihatimu untukku ?" tanya Fahira masih dalam pelukannya.
"Entahlah, sebenarnya saat mendengar kau pergi dengan pria lain kemarin. Membuat jiwaku seakan terbakar, rasanya panas tak karuan.. Aku sedang meyakinkan perasaanku, apa aku sudah mencintaimu atau.."
Fahira melepas pelukannya dan menatap suaminya lekat, Arka terdiam menatap Fahira setelah dia melepas pelukannya. Keduanya saling bertatapan, mata mereka yang bicara.
"Apa kau cemburu ?"
Tak ada jawaban dari Arka, dia terus terdiam seakan berfikir, apakah dirinya memang cemburu atau hanya sekedar tidak suka jika Fahira bersama pria lain. Masih melihat Arka diam, Fahira kembali mengajukan pertanyaannya.
"Apa kau cemburu Mas ?" tanya Fahira lagi.
"Aku..."
"Aku mohon jujur Mas.." tambah Fahira lagi memotong jawaban Arka.
Arka mengangguk pelan, melihat Suaminya menganggukkan kepalanya Fahira tersenyum senang. Fahira menempelkan keningnya di kening Arka. Keduanya saling memejamkan mata untuk merasakan perasaan masing-masing.
"Untuk malam ini, aku mohon puaskan aku Mas.."
Arka lagi-lagi diam, dia tak bisa berkata-kata. Dia masih terus berfikir, entah apalagi yang di pikirkan. Arka menatap Fahira yang duduk diatas pangkuannya dengan begitu lekat.
"Apakah ini saatnya aku membuka hati padanya ? Aku.. Aku memang selalu memikirkannya setiap hari, tak melihat dia satu hari rasanya hatiku gelisah.. Apa itu tandanya aku sudah mulai mencintainya ?"
Arka terus meyakinkan hatinya, dia ingin menyentuh sang istri disaat dirinya sudah benar-benar mencintainya. Saat sedang berfikir, Fahira tanpa aba-aba mencium hidung sang suami.
Setelah melakukan itu, Arka dan Fahira saling balas senyuman. Fahira mendekatkan wajahnya begitu juga dengan Arka, terus mendekat dan semakin mendekat.
Keduanya kini berciuman dengan begitu lembut, Arka dan Fahira tenggelam dalam ciuman yang sangat menggairahkan malam ini, apalagi posisi Fahira yang duduk diatas pangkuan sang Suami.
Ciuman itu semakin lama semakin dalam, keduanya saling berpagut lidah hingga membuat Fahira mengeluarkan suara lenguhan yang begitu terdengar indah ditelinga Arka.
Sebelum semakin jauh, Arka melepas ciuman itu dengan lembut. Dia menatap Fahira untuk lebih meyakinkan diri sebelum melakukannya.
"Fahira... Aku, em.. Apa kau yakin dengan semua ini ?" tanya Arka menatap lekat kedua mata Fahira bergantian.
"Mas, Aku sangat mencintaimu dari sejak kau mengucapkan ijab kabul dan menyebut namaku saat itu. Aku bertahan sejauh ini itu karena aku sangat mencintaimu Arka.."
Penjelasan Fahira membuat Arka semakin yakin. Keduanya kini kembali berciuman dengan begitu semangatnya. Arka berdiri menggendong Fahira dengan posisi saat dia berpangku pada sang suami.
Fahira memeluk leher Arka tanpa melepas ciuman yang menggairahkan itu dan mengusap kepalanya bahkan menjambak manja rambut sang suami, seakan menginginkan hal lebih dari itu.
Arka membaringkan Fahira di atas kasurnya, kedua nya menatap Yumna dan meyakinkan putrinya masih tidur dengan pulas. Setelah yakin, Arka menindih tubuh Fahira dengan pelan.
Arka kembali mencium bibir sang istri dan turun ke leher. Tak puas disana, Arka membuka kancing piama Fahira dan membukanya lebar. Terlihat dada Fahira yang terpampang nyata di hadapannya.
Arka menatap Fahira dan kembali menatap dadanya, dia lalu menenggelamkan wajahnya di dada Fahira dengan mengusap hidung dan jambangnya disana.
Fahira yang sudah bertahun-tahun tak merasakan itu, kini dia begitu sangat menikmatinya. Suara desahan demi desahan, membuat Arka semakin bergairah.
"Aahhh... Arkaahh..."
Fahira terus mengeluarkan suaranya, Arka telah berhasil membuat sang istri melepas semua pakaiannya. Arka yang melihat bagian inti Fahira menatapnya kagum.
"Indah sekali, ini benar-benar diluar dugaanku. Milikmu masih sangat indah meski kau pernah melahirkan.."
Ucapan Arka membuat Fahira berbunga-bunga. Fahira yang selalu merawatnya agar selalu harum dan bersih, membuat Arka mengagumi miliknya. Arka yang sudah tidak sabar langsung menenggelamkan wajahnya memakan durian berwarna pink kecoklatan milik sang istri.
Fahira dibuat tak berdaya, dia gelincutan tak karuan. Dia menjambak rambut sang suami yang sedang bermain dibawah sana.
"Aahhmm... Arkahhh.. Aahhmm.."
Semakin Fahira mendesah, membuat Arka semakin bersemangat. Setelah puas bermain dibawah, Arka kembali menatap sang istri. Seolah tatapannya mengatakan sudah siap menusukkan pedangnya.
Fahira melebarkan pangkal pahanya, dan bersiap karena pedang milik sang suami akan membuka pintu goa yang sudah lama kosong tak tersentuh.
"Kau yakin ? Sudah siap ? Menurutmu aku harus memasukkan di dalam, atau diluar ?" tanya Arka dengan suara beratnya kembali meyakinkan Fahira.
"Apapun yang kau lakukan aku percaya, jika kau yakin.. Aku juga sama.." balas Fahira memberikan senyuman termanisnya.
"Baiklah, bismillah..."
Dengan sekali hentakkan Arka memasukkannya perlahan membuat Fahira merintih kesakitan. Meskipun dia seorang janda, namun karena sudah lama tak tersentuh membuat miliknya kembali rapat seperti saat perawan.
"Ahh... Sakit Mas.."
"Tahan sedikit, sebentar lagi masuk semuanya.."
Setelah mengatakan itu, Arka berhasil menjebol gawang dengan satu kali tendangan. Fahira yang baru kembali merasakannya, dia menutup mata sampai air matanya menetes. Sungguh kenikmatan yang luar biasa pikirnya.
Setelah berhenti sesaat, Arka tersenyum mendekatkan wajahnya dan kembali melumat bibir Fahira dengan lembut. Sambil mengasah pedang miliknya, Arka juga pandai bermain di lidah bahkan hingga bermain di leher Fahira.
Kini keduanya telah memasuki masa indah malam pertama mereka setelah menjalani rumah tangganya selama dua tahun. Kehadiran mertuanya, berhasil membuat keduanya merasakan malam indah yang mereka impikan malam ini.
...----------------...
Bersambung...
***
Hay.. Hay.. Haaayyy.. Apa kabar para penggemar setiaku, masyaallah.. Nggak kerasa udah di dua puluh bab ajah nih, mana nih suaranya.. Jangan lupa jempol dan rating tertingginya yaaa.. Ini cerita bikin otak Author berfikir keras yaa, beri semangat hanya dengan kasih jempol dan rating tertinggi itu sudah cukup buatku..
Selamat membaca, semoga suka dengan ceritanya dan iloveu sekebon buat kalian semua yang selalu setia dengan membaca karyaku.. Sampai jumpa di Up selanjutnya..
See You 🤗🥰😘
***
Arka
Fahira