Kuys... Mampir di karya aku yang ke 10!!!
Gimana jadinya, kalo cewek Bar-Bar binti pecicilan. Ketemu sama cowok cool abis, tapi bad boy.
Anugerah Larasati Van Houten, anak perempuan satu-satunya dari keluarga terkaya no.1. Tapi gesreknya bikin sang mama darah tinggi, namun memiliki kepintaran di atas rata-rata. Dan sang ayah, menyembunyikan identitas anggota keluarga nya.
Dan Bintang Wicaksono, anak lelaki korban broken home. Yang mendirikan geng motornya sendiri, bersama sahabat-sahabatnya.
"Ck.. Gue gak suka cewek rese modelan lo, risih gue deket-deket ma lo. Jauh-jauh sana!!"ucap Bintang
'Cape gue ngejar-ngejar lo, ngejar sesuatu yang ga pasti. Berbulan-bulan gue ngejar, tapi tetep aja cewek lain pemenangnya. Gue bisa nyingkirin cewe-cewe yang ngejar lo, tapi gue nyerah kalo lo yang udah ngejar cewe. Gue mundur Bin, semoga lo bahagia sama pilihan lo.' ucap Laras dalam hati
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nike Julianti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bintang
PRANG
Terdengar suara barang pecah di sebuah rumah besar, terlihat seorang wanita paruh baya tengah menangis dan mencoba menenangkan sang putra yang saat ini tengah mengamuk.
"JADI SELAMA INI MAMA TAU KALO PAPA SELINGKUH? DAN MAMA DIAM SAJA!!!" teriak sang putra, para asisten rumah tangga tak ada yang berani mendekat.
Wanita yang di panggil mama, yang memeluk tubuh sang putra dari belakang, menggelengkan kepalanya dengan air mata yang tak berhenti mengalir.
"Ma-mama tidak tau nak, mama baru tau tadi malam." elak sang mama, dengan suara bergetar.
"Ma... Bintang bukan anak kecil lagi, yang bisa mama bohongi hanya dengan ucapan seperti itu. Tangisan mama, yang tiap malam Bintang dengar adalah buktinya. Pria itu jarang pulang akhir-akhir ini, karena g*ndiknya itukan?" ucap Bintang menahan nada suaranya, ia juga menahan rasa amarahnya. Dadanya naik turun, dengan kedua tangan yang terkepal.
DEG
Jadi selama ini, putranya tau bila ia sering menangis malam-malam. Wanita itu semakin mengeratkan pelukannya, ia kembali terisak.
"Sejak kapan ma?" tanya Bintang sembari menarik nafasnya, guna menetralisir amarahnya.
"MA" panggil Bintang dengan nada suara agak tinggi, karena tak ada jawaban dari sang mama.
"Su-sudah 3 tahun terakhir ini, dan mereka sudah memiliki seorang bayi lelaki. Papamu sudah menikahi wanita itu secara siri, dua setengah tahun yang lalu." jawab sang mama, semakin memuncak lah amarah Bintang. Nafasnya semakin memburu, enak sekali pria itu.
Ia akan menghancurkan keluarga baru sang papa, bukannya bersyukur bisa hidup serba kecukupan karena menikah dengan sang mama. Ia di angkat dari kubangan lumpur, dan kini bisa berpijak di atas tanah. Namun, ia mengkhianati pernikahan ini. Sampah, tetaplah sampah. Dan yang membuatnya jijik adalah darah pria itu, mengalir pada nadinya.
Bintang tidak peduli dengan semua itu, ia akan tetap menghancurkan siapapun yang sudah membuat ibunya meneteskan air mata. Tak peduli dia adalah papanya sendiri, suami dari sang mama.
"Jangan menangis ma, Bintang akan membalas semuanya." ucap Bintang
Wanita yang bernam Erina itu, membalikkan tubuh sang putra agar menghadap dirinya.
"Jangan nak, bagaimana pun ia adalah papamu." larang Erina
"Tidak lagi, setelah dia membuat mama menangis." ucap Bintang seraya menghapus air mata yang membasahi pipinya.
Erina memegang tangan Bintang , yang ada di pipinya. Ia menarik tangan itu dan mencium telapak tangan Bintang, rembesan air matanya semakin deras. Hal itu semakin menyakiti hati Bintang, tangan lainnya terkepal erat.
"Ma, lepaskan papa. Kita bisa hidup berdua, Bintang yang akan melindungi mama dan Bintang juga akan menerima wasiat kakek." ucap Bintang, menyentak sanubari sang mama.
Erina membuka mata dan menatap dalam mata sang putra, putra satu-satunya yang ia lahirkan 18 tahun yang lalu. Bintang tersenyum meyakinkan sang mama, berpisah memang bukan solusi yang baik, namun ini adalah yang terbaik untuk mamanya agar bisa tetap menjaga kewarasan.
Lagipula, bukankah harta warisan sang kakek, di limpahkan atas namanya. Kenapa harus takut, mereka berdua takkan hidup kekurangan.
Erina menundukkan kepalanya, selama ini ia bertahan karena sang putra. Bila putranya saja sudah memintanya untuk melepaskan sang suami, apa yang harus ia pertahankan lagi?
"Apa kamu tidak apa-apa bila mama dan papa berpisah?" tanya Erina
"Tidak, itu jauh lebih baik. Daripada aku harus melihat wajah pengkhianat itu, di rumah ini. Aku ingin melihat mama yang selalu tersenyum, bukan menangis seperti ini." jawab Bintang lembut, ia menangkup wajah sang mama menggunakan kedua telapak tangannya. Bintang kembali menghapus air mata sang mama, menggunakan kedua ibu jarinya.
Erina mengangguk dan berusaha tersenyum, walau sakit tapi ini yang terbaik. Bintang mencium kening sang mama dan berniat pergi untuk menemui pengacara keluarganya.
Ia takkan membiarkan pria itu bersenang-senang menggunakan harta peninggalan sang kakek, di atas penderitaan sang mama.
"Kamu mau kemana nak?" tanya Erina, ia takut putranya melakukan hal di luar batas.
"Ada yang harus Bintang urus, mama tunggu di rumah." jawab Bintang
"Tidak nak, mama tidak mengijinkan kamu keluar rumah." ucap Erina menghalangi sang putra, ia yakin putranya akan melakukan sesuatu pada sang papa.
"Maaf ma, tapi Bintang harus pergi." Bintang langsung berjalan keluar dari rumah
"BINTANG BINTANG" panggil Erina dengan berteriak
Namun NIHIL, sang putra enggan untuk menghentikan langkahnya. Ia terus melangkah ke arah garasi, ia langsung memakai helm dan menaiki motor sport kesayangannya. Ia men stater motornya dan pergi keluar meninggalkan sang mama yang terus memanggil-manggil namanya.
Erina hanya bisa berdiri depan pintu, seraya memegang dadanya dan menangis. Ia sangat mengkhawatirkan sang putra, pada suami? Sejak ia mengetahui perselingkuhan itu, lambat laun rasa cintanya pun ikut memudar.
.
.
'Anj*ng, B*ngsat, Br*engsek... Gue ga bakalan biarin lu hidup tenang, gue bakalan hancurin kebahagiaan lo BAGUS. Cukup sampai saat ini ibuku bersabar, tunggu saja kehancuranmu dan juga keluarga barumu.' ucap Bintang dalam hati, matanya sudah memerah karena marah. Ia semakin mengencangkan laju motornya, tak peduli terik matahari menyorot sangat panasnya.
Bintang akan melakukan niatnya untuk bertemu dengan pengacara, mengurus perceraian sang mama dan mengambil alih perusahaan.
.
.
Sedangkan di tempat, tepatnya di luar rumah. Depan sekolah dasar yang tak jauh dari sebuah komplek, ada seorang gadis yang sedang jajan Cilor di sana. Masih lengkap dengan pakaian tidurnya, yang bergambar Doraemon.
Ck ck ck... padahal waktu menunjukkan pukul 13.00, alias jam 1 siang. Tapi gadis itu, terlihat sangat bahagia dengan piyama yang ia gunakan..
"Mang, pake saos pedes sama bubuk cabenya banyakin ya." ucap gadis itu
"Si neng, lada-lada teuing neng. Pedes ieu teh, kayanya si neng kalo ngomong merepet ya siga petasan." celetuk mang cilor
"Wah... sekate-kate nih mangnya kalo ngomong, asal mang tau aja nih ya. Yang merepet bukan cuma ngomong doang, tapi kalo BAB di kamar mandi juga bunyinya bisa paduan suara ma nyanyian saya mang." jawab gadis itu dengan wajah tengilnya.
"Astaghfirullah neng, itu ngomong ga di pilter apa. Masa iya, depan makanan ngomongin kegiatan setorannya." ucap mang cilor
"Lah, saya mah jujur apa adanya mang. Lagian mang filter itu pake F, bukan pilter pake P." protes sang gadis, mang cilor pun terkekeh
"Saya mah orang Sunda, ga bisa kalo harus ngomong pake F." ucap mang cilor
"Nah itu apa?" tanya di gadis remaja, yang kini duduk di bangku kelas 2 SMA. Karena ada rapat sekolah, kegiatan belajar mengajar di liburkan.
"Contoh itu mah neng" jawab mang cilor tertawa, gadis itu pun langsung mencebikkan mulutnya kesal.
"Nih neng, 10 rebu dah buat neng geulis mah." ucap mang cilor seraya menyodorkan jajanan yang baru saja selesai.
"Dih... emang harganya 5 rebu tiga, ya kalo beli 6 pasti 10 rebu lah mang. Kadang-kadang nih mangnya, makasih ya mang." ucap gadis itu, seraya menerima jajanan tersebut dan memberikan uang pas 10 ribu.
"Sip neng, besok jajan lagi di mari ya neng." ucap si mang, sembari menerima uang dari gadis tersebut.
"Siap mang, besok jajanannya ganti yang mang. Biar ga bosen pembelinya, jualan yang beda dari yang lain." celetuk gadis itu
"Ganti jualan apa neng?" tanya si mang
"KOLOR"
...****************...
Bismillah....
Semoga novel yang ini pada suka ya guys!!!!
Langsung masukin favorit, gaskeun🥰🥰
Senggolannya jangan lupa di goyang😆
...Happy Reading all 💓💓...
kayak pegadaian gitu lah 😁😁