NovelToon NovelToon
Bukan Sekedar Sugar Daddy

Bukan Sekedar Sugar Daddy

Status: tamat
Genre:Tamat / Konflik etika / Selingkuh / Cinta Terlarang / Pelakor / Diam-Diam Cinta / Romansa
Popularitas:966.2k
Nilai: 4.8
Nama Author: Tri Haryani

Dia adalah pria yang sangat tampan, namun hidupnya tak bahagia meski memiliki istri berparas cantik karena sejatinya dia adalah pria miskin yang dianggap menumpang hidup pada keluarga sang istri.

Edwin berjuang keras dan membuktikan bila dirinya bisa menjadi orang kaya hingga diusia pernikahan ke-8 tahun dia berhasil menjadi pengusaha kaya, tapi sayangnya semua itu tak merubah apapun yang terjadi.

Edwin bertemu dengan seorang gadis yang ingin menjual kesuciannya demi membiayai pengobatan sang ibu. Karena kasihan Edwin pun menolongnya.

"Bagaimana saya membalas kebaikan anda, Pak?" Andini.

"Jadilah simpananku." Edwin.

Akankah menjadikan Andini simpanan mampu membuat Edwin berpaling dari sang istri?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tri Haryani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB. 1 Hambar

Plakk!

"Sudah berani melawan kamu ya," kata pria paruh baya pada seorang pria yang tak lain ialah menantunya.

Edwin hanya bisa menghela nafas berat karena usahanya untuk membujuk sang mertua agar tidak lagi ikut campur rumah tangganya itu sia sia. Dia justru mendapat tamparan dari mertuanya karena sudah dianggap melawan kehendak sang mertua.

Edwin pulang kerumah nampak sepi, lampu-lampu di beberapa ruangan sudah dimatikan pelayan, hanya ada lampu utama di ruang tengah yang masih menyala dan beberapa lampu diluar rumah.

Pria yang bernama lengkap Edwin Pranata itu ialah seorang pengusaha berusia 35 tahun, memiliki wajah tampan, bertubuh tinggi dan gagah. Dia sangat sempurna, namun semua itu percuma karena hidupnya tak bahagia.

Edwin langsung mendatangi kamar utama miliknya ingin segera bertemu dengan sang istri yang ia rindukan. Membuka pintu, Edwin melihat kamar nampak gelap tidak ada lampu yang meneranginya, hanya sorot lampu balkon saja yang terlihat. Edwin menekan saklar, menghidupkan lampu agar membuatnya bisa melihat isi kamar.

Edwin tersenyum kecut melihat ranjang dikamarnya masih kosong dan rapih, tidak ada sosok istrinya di sana padahal ini sudah larut malam tapi sang istri belum juga pulang ke rumah.

Edwin ingin setiap kali dirinya pulang bekerja sang istri ada di rumah, menyambut kedatangannya, makan malam bersama, bercerita tentang apa yang dilakukan hari ini atau setidaknya menghabiskan waktu bersama sebelum mereka tidur.

Namun semua hanyalah keinginan. Berulang kali Edwin menyampaikan pada sang istri namun wanita cantik bernama Mona itu tidak mau melakukan semua itu. Mona seorang wanita karir, baginya karir lah yang lebih utama dibandingkan Edwin suaminya.

Edwin merasa dirinya tidak dibutuhkan oleh sang istri. Wanita cantik itu terlalu mandiri bahkan untuk memenuhi kebutuhannya Mona tidak pernah menggunakan uang nafkah yang Edwin berikan.

Rumah tangga semakin hambar Edwin rasakan karena Mona tak kunjung hamil dan punya anak, ternyata wanita itu menolak hamil dengan meminum pil kontrasepsi selama hampir sepuluh tahun menikah.

Edwin merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur setelah tadi membersihkan tubuhnya terlebih dahulu di kamar mandi.

Ceklek. Pintu kamar terbuka, munculah sosok sang istri yang baru pulang bekerja. Mona pulang ke rumah pukul 11.00 malam membuat sang suami menunggunya.

"Baru pulang, Sayang?" tanya Edwin mendudukkan kembali tubuhnya yang tadi sudah rebahan.

Mona menoleh pada Edwin lalu mengangguk, menutup pintu terlebih dahulu, kemudian menghampiri sang suami dan ikut duduk di tempat tidur.

"Sudah makan?" tanya Mona.

"Sudah, tadi makan malam sama klien," jawab Edwin.

Mona mengangguk.

"Besok aku harus pergi ke Medan, galeri yang dibuka disana akan diresmikan," ucap Mona, itu bukan sebuah permintaan izin melainkan pemberitahuan. Mona sedang memberitahu Edwin mengenai keberangkatannya besok pagi, karena ia tak butuh izin Edwin untuk melakukan apapun yang ia inginkan. Selama ini juga Mona akan pergi kemanapun meski sang suami tidak mengizinkannya.

Edwin mendengus sebal istrinya benar-benar tidak ada waktu untuknya bahkan besok pagi akan pergi ke Medan. Edwin ingin melarang, tapi ia hafal tabiat istrinya yang akan tetap pergi meski dirinya melarang.

"Berapa hari?" tanya Edwin.

"Satu minggu, dan minggu depan aku sudah kembali karena perusahaan papa juga sedang butuh aku."

"Aku juga butuh kamu, Mona," ucap Edwin menatap Mona penuh arti, namun Mona justru menanggapinya dengan kekehan seolah perkataan Edwin itu hanyalah main-main.

"Kamu kan sudah biasa aku tinggal, Mas, lagi pula kamu baik-baik saja saat aku tinggal," ucap Mona.

"Aku tidak pernah baik-baik saja kamu tinggal, Mona, aku ingin kamu selalu ada disisi ku, aku sekarang sudah kaya, aku bisa menghidupi kamu bahkan hingga anak cucu kita tanpa kamu harus bekerja."

Mona terkekeh lagi. "Uangku bahkan lebih banyak darimu, Mas, tapi jalan pikiranku tidak seperti kamu. Bagiku bekerja dan berkarir itu adalah sesuatu yang menyenangkan karena bisa terus mengembangkan diri."

"Tapi kamu sudah menikah, Mona, kamu tidak bisa seperti ini terus, kamu juga harus melayani aku sebagai suamimu. Oke lah dulu aku mengalah membiarkan kamu bekerja karena gaji ku tidak cukup untuk menghidupi kamu, tapi sekarang aku sudah kaya, kamu tidak perlu bekerja lagi. Aku ingin kamu menggunakan uangku untuk memenuhi semua kebutuhanmu."

Mona mengecup sekilas bibir Edwin yang terus bicara. "Kamu tahukan aku ini anak tunggal, Mas? Aku yang akan meneruskan bisnis orang tuaku jadi kamu tidak bisa mencegahku untuk terus bekerja."

"Aku bisa menggantikanmu menghandlenya."

"Tidak bisa, Mas, orang tuaku tidak percaya sama kamu," ucap Mona membuat Edwin tersenyum kecut.

Edwin memilih turun dari ranjang ia ingin ke balkon kamar, mencari angin segar disana. Berbicara dengan Mona selalu membuat Edwin sakit, tapi ia sangat mencintai wanita itu.

Edwin mengurungkan niatnya saat Mona kembali bicara.

"Kamu harus mengerti aku, Mas, aku tidak bisa meninggalkan perusahaan dan aku juga tidak bisa meninggalkan hobiku. Memiliki banyak galeri lukis adalah impianku dan kamu tahu itu."

Edwin berbalik, menatap lekat pada mata sang istri. "Aku tidak akan melarangmu bekerja bila kamu bisa mengatur waktu untukku, tapi nyatanya selama ini kamu sama sekali tidak memiliki waktu bahkan hanya sekedar makan malam bersama saja kita sudah lama tidak melakukannya. Dan mengenai anak, aku ingin kita segera punya anak, Mona."

"Aku belum siap punya anak, Mas," ucap Mona.

"Selalu itu yang kamu katakan." Lagi-lagi Edwin tersenyum kecut.

"Dulu saat aku miskin kamu mengatakan belum siap karena takut aku tak bisa menghidupi kalian. Sekarang aku sudah kaya kamu masih saja mengatakan belum siap. Sebenarnya apa yang membuatmu belum siap punya anak, Mona, kita ini sudah menikah hampir 10 tahun," sambungnya.

"Aku belum siap direpotkan dengan anak kita, Mas," ucap Mona membuat Edwin geleng-geleng tak percaya.

"Kamu cukup hamil dan lahirkan dia, setelah itu aku yang akan merawatnya," tegas Edwin.

"Tapi, Mas_"

"Aku yang akan merawatnya, Mona!" seru Edwin yang sudah tak tahan dengan sikap Mona.

"Tetap saja aku yang hamil dan melahirkan, aku belum siap, Mas."

"Lalu kapan kamu akan siap? Umur kamu sudah 33, Mona, diumur segitu seharusnya seorang wanita sudah siap hamil dan punya anak. Kita sudah menikah hampir 10 tahun, aku ingin kita punya anak."

"Aku masih disibukkan dengan pekerjaan dan galeri aku, Mas, tunggu satu atau dua tahun lagi aku pastikan kita punya anak."

Edwin bergeming, ia ingin memliki anak sekarang tapi sang istri terus saja menundanya. Mona meraih tangan Edwin lalu menariknya ketepi ranjang. Mereka duduk berhadapan disana.

Mona mengecup sekilas bibir Edwin, pria itu masih saja diam dengan menatap wajah sang istri tanpa mengeluarkan satu kata pun.

"Satu atau dua tahun lagi aku janji akan hamil dan melahirkan anak untukmu."

*

*

Jangan lupa beri dukungan buat author, tinggalkan like, komen, vote dan kembang setaman ya..🌹🌹🌹

1
Anonymous
ok
marti 123
Lumayan
marti 123
Kecewa
Siti Uswatun Khasanah
saya Suka sekali
Siti Uswatun Khasanah
sudah Saya Duga ,, Andini Pasti kerja Di restoran Edwin
Siti Uswatun Khasanah
Kasian sekali
Sri Siyamsih
apa louis aka terbunuh thor
Sri Siyamsih
bnr apa yg d ktkn ibumu Edwin
Sri Siyamsih
aduh seorang mafiakah Louis thor
Sri Siyamsih
jika mona menikah dgn louis, km akan merasakn jd istri yg d abaikn, sm spt waktu sm Edwin yg sll kamu abaikan
Sri Siyamsih
sptnya biangkerok semuanya ortunya mona, licik n jahat bgt. Ed minta bantuan sm Raehan napa, kasihan kmu
Sri Siyamsih
semakin mantap Edwin utk menceraikanmu mona
Sri Siyamsih
hamilkah Andini
Sri Siyamsih
knp bru skg Edwin smp 12 thn. kamu sll d nmr duakan sm mona, mona ego tinggi karier nmr satu tp suami nmrrrr entahlah
Sri Siyamsih
angga suka sm kamu An makanya dia sll kepo n ikutcampur trs
Sri Siyamsih
hrsnya kamu sadar mona , bahwa Edwin sering d posisi sptmu, ksmu sering mengabaikannya, skg merasakan kan
Nicky Nick
huuuu sedih bgt thor😭😭 mewek jadinya smoga louis shr kmbali pd mona & hiro mereka hidup bahagia
Nicky Nick
semangaat mona smoga louis sgr menyadari kesalahanya.. bertemu dgn putranya
Nicky Nick
hmmm andini marah lg nih.. mamud yg pikiranya ga' mood😀
Nicky Nick
mona smntr nurut dulu ma louis.. lama2 louis akan luluh jd lmbut jgn egois kau mona
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!