Dinikahi Tuan Muda
Suatu malam, Andreas suamiku membawaku ke sebuah bar temaram. Andreas memeluk pinggang seorang wanita cantik dengan polesan merah merona dibibirnya.
"Sudah waktunya kita berpisah Freya! Aku sudah sangat muak denganmu. Tapi sebelum itu, bukankah patuh kepada suami adalah sebuah kewajiban seorang istri? Maka untuk yang terakhir, patuhlah!" Ucap Andreas sambil meremas bahuku.
Wanita cantik di sebelahnya tertawa lirih, "Sudahlah sayang, jangan menyesal ya jika nanti kamu rindu pada istri patuhmu ini", wanita cantik itu berucap sambil melirik sinis kepadaku.
Namaku Freya Zwetsalca. Aku adalah yatim piatu yang dulu tinggal di sebuah panti asuhan.
Perjalanan hidupku sangat berat, sebelum aku bertemu dengan pria bernama Andreas. Ya, aku adalah seorang istri dari pria bernama Andreas.
Dulu awal bertemu, dia adalah pria paling baik dan bijaksana kurasa. Andreas selalu membantuku, menolong membawakan belanja dari pasar, atau sekedar membantu mengangkat atau menjemur cucian.
Dia pria yang ramah dan sopan, mungkin itulah yang terlihat olehku di awal perkenalan, sampai aku menerima lamarannya.
Sikap Andreas mulai berubah bahkan di tahun pertama pernikahan kami. Dia berubah menjadi pria kasar, pemarah, dan ringan tangan. Andreas seolah berubah menjadi monster menyeramkan, hingga aku tidak bisa merasakan cinta lagi kepadanya.
"Jangan bicara sepatah kata pun saat sudah masuk bar!", Andreas berkata sambil menyeret tanganku.
Wanita di samping John tiba-tiba berkata, "Stop sayang, bukankah lebih terlihat menarik jika dia kau ikat?", ucapnya sambil memandangku.
"Ohh, benar Milly, sebentar!" John terlihat mencari-cari sesuatu di depan bar.
"Kau tau Freya? Sebenarnya aku iri dengan wajahmu, kau cantik bahkan tanpa poles begini. Tapi sayang, nasibmu kurang beruntung bertemu Andreas. Nanti saat kau dapat suami baru, semoga dia lebih bisa menghormati mu!", bisik wanita cantik bernama Milly itu.
Entah kenapa aku merasa dia sedikit bersimpati padaku. Atau sebenarnya hanya sebuah omong kosong dari mulut manisnya.
"Sayang, aku sudah mendapatkannya. Coba kamu ikatkan dileher nya!" Andreas berlari kecil menghampiriku dan Milly.
"Kenapa dileher?", Milly bertanya seolah tak mengerti ucapan Andreas.
"Sudahlah, ini akan menjadi pemanis hingga akan banyak orang yang menyukainya!"
.
"Bukankah itu si brengsek Andreas?"
"Apalagi kali ini?"
"Lihat, dia dapat wanita baru lagi"
"Entah apa yang akan dia lakukan kali ini, sebenarnya aku penasaran"
"Lima tahun lalu bukankah dia menghabiskan semua uangnya untuk mendapatkan istri yang sangat cantik?"
"Dia mengurung istrinya karena dia sangat terobsesi olehnya"
"Istrinya sangat-sangat cantik, kau tau?"
"Tapi belakangan ini tersebar kabar dia tidak lagi menyukai istrinya, makanya dia menggandeng wanita lain"
"Benar, setelah itu setiap aku kesini dia berkata akan menjual istrinya"
"Wooww.. itu berarti istrinya akan masuk di wife sale?"
Sesak!
Kata itu yang pertama terlintas di pikiranku. Aku sudah tak merasakan perasaan apapun. Semua seolah akan menjadi sama saja. Mau aku pergi ketempat paling tinggi pun, akan sama saja sakitnya.
Pada zaman ini, kebanyakan perceraian Dilakukan dengan berkedok wife sale.
Suami akan mendapatkan untung dengan penandatanganan kontrak atas pertukaran istrinya.
Dengan kontrak pertukaran itu, suami akan menyerahkan semua hak dan kewajiban kepada sang pembeli.
"Baiklah! Perhatian semuanya! Hari ini aku akan melelang istriku!" Teriak Andreas dengan lantang.
"Dia sangat cantik, manis, dan sangat penurut! Kita akan mulai dengan 10 yuan!!" Lanjut Andreas.
"25 yuan!"
"30 yuan!"
"40 yuan!"
"80 yuan"
"100 yuan"
"110 yuan"
"130 yuan"
"200 yuan"
"250 yuan"
"300 yuan!!!"
"Apa masih ada yang berani?" Tanya Andreas.
Semua terdiam dan menggelengkan kepala.
'Huuft.. ternyata hargaku cuma segitu ya..' aku hanya bisa melihat mereka memasang harga untung membeliku.
"Selamat, anda bisa membawa wanita ini jika sudah menyelesaikan transaksi kita!", Andreas menjabat tangan seorang pria tambun dengan sedikit uban di kepalanya.
Pria itu melirikku dengan menjulurkan lidahnya dengan menjijikkan.
"Cantik sekali istrimu Andreas, kau yakin tidak akan menyesal?", pria itu berkata sambil mencium punggung tanganku.
"Sebenarnya aku sudah bosan, dia tak ubahnya barang rongsokan yang teronggok di rumah, melihatnya setiap hari membuatku muak!". Andreas dengan tega berbicara seperti itu sambil membuang muka, enggan melihatku.
'Apakah aku benar seburuk itu?', aku lagi dan lagi memikirkan sikat manisnya saat awal berkenalan. Entah kapan dia berubah, aku mulai lupa.
"Yahh.. aku bisa jamin dia wanita yang patuh", ucap Andreas kemudian.
"Jika ada sesuatu yang tidak kau suka, kau tahu kan apa yang harus dilakukan?", Andreas berbisik di telinga orang itu, tapi masih mampu ku dengar.
Pria yang sudah berhasil membeliku itu terlihat menyeringai jahat.
"Jika kau berlaku baik padanya, dia pasti patuh. Jika dia tidak bisa menyenangkan mu, jangan pukul wajahnya, karena wajahnya adalah aset satu-satunya yang enak dipandang!", Andreas terus berbicara dengan orang itu.
"Baiklah Andreas, ini uangnya!", pria itu memberi sekantung uang kepada Andreas. Tapi belum sempat Andreas menerima uang itu, ada seseorang lagi yang berteriak dengan lantang.
"Satu juta yuan!!!", teriaknya lantang.
Orang gila mana yang mau membeli sampah sepertiku dengan uang sebanyak itu? Pasti dia lebih gila dari Andreas. Jika tidak, tak mungkin dia mencari wanita di bar lusuh seperti ini. Pikiranku kacau, namun ekspresiku tidak berubah.
"Satu juta yuan?"
"Ya tuhan, apa dia gila?"
"Dia membeli barang bekas Andreas dengan satu juta yuan? Apakah mungkin?"
Bar mulai kacau dengan penuh bisik-bisik dari setiap orang.
"Gila, jangan bercanda!!", teriak pria tambun itu.
"Ditempat seperti ini mana ada transaksi sebesar itu? Kau pasti berbohong!!", tambahnya lagi.
'prang'
Pria misterius itu melemparkan seonggok emas batangan pada meja bartender.
"Jual emas itu! Maka harga yang kau dapat bisa lebih dari 1 juta yuan!", ucap pria itu.
"Aahhh.. maafkan kami tuan, sepertinya kami salah mengira karena kaget tuan datang dengan suara Yang keras!", ucap bartender muda yang berada tepat di depan emas batangan tadi.
"Apakah cukup baik? Bila sudah puas dengan harganya, langsung tanda tangani kesepakatan kita!", ucap pria misterius itu sambil menyerahkan lembaran surat kesepakatan.
"Oohh ya ampun, baiklah.. hehehe ..", jawab Andreas yang sejak Tadi melongo tak percaya.
"Ini tuan, sekarang wanita itu sudah sah menjadi milikmu, terserah akan kau apakan dia!!", Andreas menyerahkan kertas tadi dengan senyum yang terus mengembang.
"Benar, dia milikku sekarang. Maka dari itu, mulai sekarang entahlah dari pandangan wanitaku!". Jawab pria misterius itu sambil mendekap ku, membawaku keluar dari tempat sesak itu.
'Apakah akan lebih baik dari ini?' pertanyaan itu terus saja terngiang-ngiang di kepalaku. Menjerat batinku yang telah lama tersiksa secara mental dan fisik.
.
"Dari sini kita akan pergi dengan kereta ini, tunggulah sampai keluar tempat terkutuk ini, maka akan ada kereta kuda yang lebih baik lagi!", ucap pelan pria itu.
Aku hanya diam tak menjawab.
"Tapi sebelum itu," pria itu mengulurkan tangannya kepada kepalaku.
'Ooh, pasti aku akan di pukul lagi'
'tidak apa, aku sudah biasa menerima ini'
'pasti akan lebih sakit dari biasanya'
Semua kata-kata itu menyerang kepalaku, membuatku dengan reflek menutup mata.
'kenapa tidak sakit?'
" Huuuft.. aku tidak bermaksud membuatmu sakit, apakah kau bisa diam sebentar? Ini tidak akan lama", ucap pria misterius itu.
Lalu tangan pria itu mulai terulur melepaskan tali pengikat yang ada di leherku.
"Senang bertemu denganmu, namaku Albert Nourt Davinci!", ucap pria bernama Mahesa tersebut dengan senyum lembut.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 24 Episodes
Comments
Enamysa
menarik kaaa ceritanya, btw mampir yuu ke karya kuu
2024-11-17
1