NovelToon NovelToon
Om Bule, Kawin, Yuk!

Om Bule, Kawin, Yuk!

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama / One Night Stand / Konflik etika / Percintaan Konglomerat / Cinta Seiring Waktu / Penyelamat
Popularitas:55.8k
Nilai: 5
Nama Author: 𝕯𝖍𝖆𝖓𝖆𝖆𝟕𝟐𝟒

John Ailil, pria bule yang pernah mengalami trauma mendalam dalam hubungan asmara, mendapati dirinya terjerat dalam hubungan tak terduga dengan seorang gadis muda yang polos. Pada malam yang tak terkendali, Nadira dalam pengaruh obat, mendatangi John yang berada di bawah pengaruh alkohol. Mereka terlibat one night stand.

Sejak kejadian itu, Nadira terus memburu dan menyatakan keinginannya untuk menikah dengan John, sedangkan John tak ingin berkomitmen menjalin hubungan romantis, apalagi menikah. Saat Nadira berhenti mengejar, menjauh darinya dan membuka hati untuk pria lain, John malah tak terima dan bertekad memiliki Nadira.

Namun, kenyataan mengejutkan terungkap, ternyata Nadira adalah putri dari pria yang pernah hampir menghancurkan perusahaan John. Situasi semakin rumit ketika diketahui bahwa Nadira sedang mengandung anak John.

Bagaimanakah akhir dari kisah cinta mereka? Akankah mereka tetap bersama atau memilih untuk berpisah?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon 𝕯𝖍𝖆𝖓𝖆𝖆𝟕𝟐𝟒, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

27. Sesuatu yang Membuat Penasaran

Mendengar Nadira memanggilnya, John membuka matanya, lalu melirik ke arahnya. “Kenapa kamu belum tidur juga?”

Nadira menutup buku di tangannya dan tersenyum tipis. “Ayo tidur. Udah malam.”

John menghela napas panjang, mengangguk pelan, lalu berdiri untuk mematikan lampu utama. Ketika kamar menjadi redup, Nadira menyalakan lampu tidur yang memancarkan cahaya hangat, menciptakan suasana nyaman. John membaringkan tubuhnya di ranjang, namun ia memilih membelakangi Nadira, mencoba memberikan batas yang jelas.

Namun, sikap itu tidak luput dari perhatian Nadira. “Om kenapa, sih? Selalu membelakangi aku,” protesnya sambil menggeser tubuh lebih dekat.

“Aku capek. Aku cuma mau tidur,” jawab John dengan nada datar, masih mempertahankan posisinya.

Nadira tak menyerah. “Aku nggak akan ganggu Om tidur. Aku cuma mau dipeluk,” katanya dengan nada manja.

John menghela napas kasar, setengah frustasi. “Nadira...”

Namun sebelum ia sempat melanjutkan, Nadira memotongnya cepat. “Kita 'kan sudah sepakat. Selama tiga bulan, Om harus menuruti keinginan aku. Itu termasuk memeluk aku.”

John terdiam sejenak, lalu menghembuskan napas lebih keras dari sebelumnya. “Kamu benar-benar memanfaatkan kesepakatan itu, ya.”

Tanpa menjawab, Nadira tersenyum lebar, seolah tahu ia sudah menang. Akhirnya, John berbalik menghadapnya, masih dengan ekspresi enggan. Namun, sebelum ia sempat berkata apa-apa, Nadira langsung menyelinap ke dalam pelukannya, menyandarkan kepala di dadanya.

“Gini, 'kan, lebih nyaman,” gumam Nadira puas, menutup matanya.

John hanya bisa menggelengkan kepala perlahan, tapi tidak menyingkirkan Nadira dari pelukannya. Meski mencoba untuk tetap dingin, ada sesuatu dalam kehangatan kecil ini yang membuatnya merasa sedikit... tenang, meski ia tak ingin mengakuinya.

Beberapa menit berlalu dalam diam, hingga Nadira menengadahkan kepalanya menatap John. "Om," panggilnya lembut sambil memeluk erat tubuh John, seolah takut pria itu akan menjauh. "Aku nggak pernah dekat dengan pria mana pun. Aku nggak pernah pacaran, terlalu fokus belajar, dan... selama ini nggak ada satu pun pria yang menarik perhatianku. Tapi Om... Om adalah satu-satunya pria yang pernah dekat denganku. Satu-satunya orang yang membuat aku merasa nyaman dan aman. Hal yang nggak pernah aku dapatkan dari siapa pun, bahkan dari keluargaku."

Nadira menghentikan kata-katanya sejenak, mengatur napas yang terdengar berat, lalu melanjutkan dengan suara yang lebih lirih namun penuh ketegasan, "Apa salah kalau aku ingin memilikimu? Apa aku nggak boleh tetap ada di sisimu?" Tatapannya penuh harap dan kesedihan, menembus langsung ke mata John.

John terdiam, dadanya terasa sesak mendengar pengakuan itu. Ia menatap Nadira dengan pandangan rumit, ada rasa bersalah, ada keraguan, dan juga keterikatan yang sulit ia jelaskan. Dia tahu Nadira tulus, tapi ia juga tahu kehadiran gadis itu membawa risiko yang tidak kecil, baik untuk dirinya sendiri maupun untuk gadis itu.

"Nadira..." John akhirnya membuka mulut, namun suara yang keluar terdengar serak. "Kamu tahu ini nggak mudah, kan? Aku bukan pria yang baik untukmu. Aku nggak bisa menjanjikan apa pun."

Nadira tetap menatapnya dengan mata yang mulai berkaca-kaca. "Aku nggak peduli, Om. Aku nggak butuh janji apa pun. Aku cuma ingin tetap bersamamu," ujarnya penuh keyakinan.

John menghela napas panjang, memalingkan wajah sejenak, mencoba meredakan pikirannya yang berkecamuk. Sebuah konflik batin jelas terpancar dari wajahnya, antara ingin menjaga Nadira tetap dekat, tapi juga takut menyakitinya lebih dalam di kemudian hari.

"Tidurlah, Nadira," ucap John akhirnya, dengan nada datar namun tegas. Ia menghindari tatapan gadis itu, tak ingin membahas apa pun yang baru saja dikatakan Nadira. Perasaan di dadanya sudah cukup kacau tanpa tambahan kerumitan dari percakapan ini. John tahu jika dibiarkan, pembicaraan ini hanya akan semakin menguras emosinya.

Nadira memandang John sejenak, mencoba membaca ekspresinya yang tertutup. Namun, melihat pria itu tidak ingin melanjutkan, ia akhirnya mengangguk pelan. Ia tahu malam sudah semakin larut dan John pasti membutuhkan istirahat setelah seharian penuh aktivitas.

"Baiklah, Om," jawab Nadira dengan suara lembut. Meski ada sedikit kekecewaan di matanya, ia berusaha patuh. Gadis itu menarik selimutnya, kembali memeluk John, dan memejamkan mata. Meskipun ia mencoba terlihat tenang, di dalam hatinya, ia merasa ada jarak yang semakin sulit dijembatani antara dirinya dan pria yang ia sayangi.

John menghela napas panjang setelah memastikan Nadira sudah diam di tempat tidurnya. Ia tahu keputusan untuk mengakhiri percakapan itu adalah yang terbaik, tapi tetap saja, ada perasaan tak nyaman yang menggerogoti pikirannya. Dengan napas yang terasa berat, John memejamkan matanya, berusaha mengusir segala pikiran yang mengganggu. Namun, meskipun tubuhnya terbaring lelah, tidurnya malam itu tetap jauh dari kata nyenyak, terganggu oleh keraguan dan perasaan yang sulit ia ungkapkan.

Di sisi lain, Nadira terlelap dengan cepat, merasa nyaman dan aman dalam pelukan pria yang selama ini ia dambakan. Ia merasa terlindungi, seolah tak ada lagi hal yang bisa menyakitinya, mengingat kehangatan yang mengelilinginya. Dalam pelukan itu, ia merasa seolah segala kekhawatiran dan ketakutan menguap begitu saja.

***

Pagi yang cerah mengiringi bangunnya Nadira, seperti biasa ia selalu lebih awal dari John. Sebelum turun dari ranjang untuk memulai aktivitasnya, Nadira memandangi wajah pria bule yang masih tertidur lelap di depannya. Senyuman lembut terulas di bibirnya. "Kalau terus-terusan memandangi Om Bule, aku bisa terlambat menyiapkan sarapan," gumamnya dalam hati.

Setelah itu, Nadira bergegas meninggalkan kamar untuk memulai rutinitasnya. Dalam waktu singkat, ia berhasil menyiapkan sarapan untuk John dan dirinya sendiri. Menyelesaikan semuanya, ia kembali ke kamar untuk membersihkan diri.

Ketika masuk, ia mendapati John masih terlelap. Melihat wajahnya yang damai saat tidur, Nadira tak bisa menahan senyumnya lagi. Namun, tanpa berlama-lama, ia masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Beberapa menit kemudian, Nadira keluar, hanya mengenakan handuk putih yang melilit tubuhnya, rambut basahnya meneteskan air, menambah kesan segar di wajahnya.

Saat ia hendak menuju lemari pakaian, langkahnya terhenti. Matanya langsung tertuju ke arah ranjang tempat John tidur. Sesuatu di balik selimut tampak bergerak-gerak. Nadira mengernyitkan keningnya, rasa penasaran langsung menyeruak.

"Apaan itu?" gumamnya pelan, sambil memicingkan mata, mencoba memastikan apa yang sebenarnya terjadi di bawah selimut.

Perlahan Nadira berjalan mendekati ranjang dengan langkah yang semakin ragu. Degup jantungnya berdetak kian cepat, seolah ada ketegangan yang tak terhindarkan. Ia melirik wajah John yang masih terlelap dengan damai, sebelum kembali menatap sesuatu yang terus bergerak di balik selimut. Rasa penasaran yang bercampur gugup membuatnya berani mengulurkan tangan untuk membuka selimut itu sedikit demi sedikit. Napasnya tertahan.

Dengan jantung yang tidak aman, Nadira akhirnya menyibak selimut. "Astaga...!" pekiknya terkejut.

John yang terbangun mendengar suara Nadira langsung mengangkat tubuhnya ke posisi duduk. "Ada apa?" tanyanya bingung, matanya masih setengah terpejam.

Nadira berdiri terpaku, wajahnya seketika berubah merah padam. "Ti-tidak apa-apa!" jawabnya terbata-bata, buru-buru membalikkan tubuhnya untuk menjauh dari ranjang. Namun, gerakan terburu-burunya malah membuatnya tersandung kakinya sendiri.

"Akhh...!" pekik Nadira, tubuhnya kehilangan keseimbangan.

John yang refleks melihatnya hampir jatuh langsung berseru. "Hei, hati-hati!"

Sayangnya, tidak ada cukup waktu untuk menyelamatkan diri. "Brukh...!" Nadira terjatuh tepat di pangkuan John.

...🍁💦🍁...

.

To be continued

1
Anitha Ramto
ooh sudah End...happy ending
iroh hotijah
tamat /Sweat/ kutunggu karya selanjutnya thx kk moga ttp semangat berkarya
◌ᷟ⑅⃝ͩ●⍣క🎸BuNdAιиɑ͜͡✦●⑅⃝ᷟ◌ͩ
ditunggu karya selanjutnya kak💪😊
◌ᷟ⑅⃝ͩ●⍣క🎸BuNdAιиɑ͜͡✦●⑅⃝ᷟ◌ͩ
jadi kisah ini sudah tamat? padahal masih belum rela... 😔😔😁😁
belum tau juga anak nadira laki atau perempuan.
Danang sulistyo: sama sependapat 😊😊
total 1 replies
Danang sulistyo
alhamdulillah....selesai...sukses sllu thor ditunggu up terbarunya
kaylla salsabella
terimakasih atas karya " kal Nana sehat selalu dan di murah kan Rizky nya🥰🥰
𝕯𝖍𝖆𝖓𝖆𝖆𝟕𝟐𝟒: Aamiin 🤗🙏🙏🙏
total 1 replies
kaylla salsabella
akhirnya hancur mereka 😁😁
abimasta
akhirnya beno ditangkap
Anitha Ramto
akhirnya si Beno tertangkap juga...tinggal dua ular tuh yg lg di Villa blm tertsngkap
◌ᷟ⑅⃝ͩ●⍣క🎸BuNdAιиɑ͜͡✦●⑅⃝ᷟ◌ͩ
semoga beno, Sandra, Sasha mendapat hukuman yg seadil-adilnya. bukan hanya 6,5 thn.
Anitha Ramto
Tegaang...kamulah yang akan kalah Beno...yg akan tertawa terakhir..

Tinggal tunggu kehancuran si Beno..dan akan menjadi gembel
kaylla salsabella
wah kira" bukti" udah di musnahkan belum ya
Dwi Winarni Wina
Siap2 aja beno tunggu aja kehancuranmu dan dijebloskan kepenjara biar jera dan kapok,,,

John yg skrg lbh kuat dan tanggung tidak mudah dihancurkan seperti dulu lagi beno....
sebentar lg jatuh miskin dan jd gembel dijalanan...

Lanjut thor......
Kadek Sri
lanjut
◌ᷟ⑅⃝ͩ●⍣క🎸BuNdAιиɑ͜͡✦●⑅⃝ᷟ◌ͩ
semua berlomba dengan waktu. bersiaplah kalah. beno.
Mira Hastati
ayo beno siapkan diri untuk karma yang sedang menantimu
kaylla salsabella
wah bentar lagi kamu bakal hancur beno
Dwi Winarni Wina
Nadira mendukung john menghancurkan beno dan rebut harta warisan ibunya yg dikuasai beno...

Siap2 beno akan mengalami kehancuran dan kebusukan akan terbongkar...
Beno dan duo ulet bulu sandra dan sasa akan jatuh miskin dan jd gembel dijalanan selama ini menikmati harta warisan ibunya nadira...
Anitha Ramto
semoga berhasil misinya Nadira,,dan Timnya untuk merebut kembali milik Nadira dan Ibuny
◌ᷟ⑅⃝ͩ●⍣క🎸BuNdAιиɑ͜͡✦●⑅⃝ᷟ◌ͩ
ya. itulah langkah pembalasan terbaik.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!