Gabrielle Shaquille Ma, pria tampan dengan nama keren, kekayaannya membuat semua wanita tergila-gila dengannya, bahkan banyak dari mereka berharap bisa tidur dengannya satu malam saja.
Tidak disangka, hati pria yang dingin dan suka menyendiri ini akan tergerak oleh seorang pelayan restoran yang sedang dipermalukan di depan umum.
Sejak detik itu juga, gadis ini telah tertancap di hatinya.
Halo gengsss, selamat datang di dunia ke-uwuan kita. Novel ini adalah pecahan dari novel History Of Liang Zhu(Reinkarnasi Kedua). Di sarankan banget buat baca novel itu dulu sebelum lanjut baca ke novel yang ini biar kalian nggak bingung. Selamat membaca dan semoga terhibur ya 😉😉
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rifani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rifani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Unik
Elea mengerjapkan mata saat sinar matahari menembus horden kamarnya. Sambil memegangi perutnya yang terasa sedikit kaku, Elea berusaha untuk duduk kemudian menyender di kepala ranjang.
"Selamat pagi Nyonya!".
Tubuh Elea berjengit kaget saat ada orang yang tiba-tiba menyapanya. Dia lalu menoleh.
"Kak Lusi, apa itu kau?" tanya Elea.
"Iya Nyonya, ini saya".
Pagi ini Lusi mendapat tugas penting dari Nun. Dia di minta untuk bertanggung jawab terhadap semua kebutuhan Nyonya kecil mereka. Termasuk menjaga keselamatannya. Dan sebelum Tuan Muda-nya berangkat ke kantor, dia juga di minta untuk berjaga di dalam kamar sampai Nyonya-nya bangun.
"Apa sekarang Kak Lusi tidur di kamar ini juga?" tanya Elea penasaran.
Lusi menggeleng. Dengan cekatan dia mengambilkan air putih untuk nyonya-nya.
"Tidak Nyonya. Saya hanya di minta untuk menjaga anda sampai anda terbangun!".
Elea mengangguk. Dia menerima gelas tersebut lalu meminum setengahnya. Tiba-tiba saja Elea merasa ada yang kurang di kamar itu.
"Emmmm, apa ya?" gumam Elea.
"Nyonya, ada apa?" tanya Lusi.
"Itu Kak, sepertinya ada yang aneh di kamar ini. Tapi aku tidak tahu itu apa" jawab Elea sembari menatap ke sekeliling kamar.
Lusi ikut memperhatikan seluruh ruangan. Dia kemudian menyadari sesuatu yang di maksud orang nyonya-nya.
"Apa Nyonya sedang mencari Tuan Muda?".
"Aaaa iya benar, Kak. Aku tidak melihat Kak Iel di kamar ini. Pantas saja seperti ada yang kurang" sahut Elea senang.
Lusi tersenyum. Dia gemas sekali melihat wajah nyonya-nya sekarang.
"Tuan Muda sudah pergi ke kantor sejak pagi. Beliau sengaja tidak membangunkan anda karena anda sedang tidak enak badan" jelas Levi sambil membuka horden jendela.
Sebuah senyum manis terukir di bibir pucat Elea. Dia merasa begitu bahagia dengan kehangatan yang di berikan oleh suaminya.
"Oh iya Nyonya, di luar ada ada Nona Muda Grizelle dan Nona Kayo. Apa anda ingin menemui mereka?".
Kening Elea mengernyit.
"Maksudnya Kak Izel?" tanya Elea.
"Iya, Nona Muda Grizelle dan Nona Kayo sedang menunggu anda di bawah" jawab Lusi.
'Siapa Kayo?'.
"Kayo, siapa dia Kak?".
"Nona Kayo adalah adik sepupu Tuan dan Nona Muda, Nyonya. Nona Kayo tinggal di Jepang!".
Mulut Elea membulat tanda mengerti. Dia lalu menyibak selimut yang menutupi tubuhnya kemudian melangkah menuju kamar mandi.
"Nyonya, biar saya saja yang menyiapkan air mandi untuk anda. Tubuh Nyonya sedang tidak sehat sekarang!" ucap Lusi sembari membukakan pintu kamar mandi.
"Jangan Kak Lusi. Aku,aku sedang palang merah, akan sangat memalukan kalau kau ikut masuk ke dalam" cegah Elea dengan wajah memerah seperti tomat.
Meskipun sesama wanita, Elea tetap merasa malu.
"Tidak apa-apa Nyonya. Itu sudah menjadi bagian dari tugas saya!".
Elea menggeleng. Dia menarik baju seragam yang di kenakan oleh Lusi saat dia memaksa ingin tetap masuk ke dalam kamar mandi.
"Nyonya, Tuan Muda bisa membunuh saya jika sampai terjadi sesuatu pada anda. Tolong jangan menolak bantuan dari saya ya, saya mohon!" pinta Lusi dengan wajah memelas.
Lusi tak ingin mengambil resiko terjadi hal buruk pada nyonya kecilnya. Karena jika hal itu sampai terjadi bukan hanya nyawanya saja yang berada dalam bahaya, tapi nyawa seluruh penghuni rumah ini akan di pertaruhkan.
"Kak Lusi, kenapa kau takut sekali pada Kak Iel sih? Dia itu adalah pria yang sangat baik, dia bahkan tidak marah saat aku memecahkan gelas kristal kesayangannya?!" tanya Elea heran.
Keheranan nyonya-nya di pergunakan oleh Lusi untuk masuk ke dalam kamar mandi. Dengan cepat dia mengatur suhu air.
'Maafkan kelancangan saya, Nyonya. Terpaksa saya harus memperdayai kebodohan anda agar terhindar dari amukan Tuan Muda Gabrielle'.
Lupa akan keinginannya yang tidak mau di temani, Elea bergegas menyusul masuk ke dalam kamar mandi.
"Airnya sudah siap, Nyonya. Silahkan anda mandi, saya akan menunggu di sini!" ucap Lusi lega.
Mata Elea terbelalak. Yang benar saja, dia mana mungkin membiarkan orang lain melihat sesuatu yang seharusnya tidak boleh di lihat.
"Kak, tolonglah keluar dulu. Apa kau tidak takut muntah jika melihat....
Lusi tersenyum saat nyonya-nya tidak melanjutkan perkataannya.
"Kalau begitu saya akan menunggu di depan pintu, Nyonya. Tolong berhati-hatiilah!".
Elea akhirnya bisa merasa lega setelah Lusi pergi meninggalkannya seorang diri. Dengan segera dia membersihkan perkakas tamu bulanannya sebelum menyiramkan air hangat ke tubuhnya.
"Segar sekali, dan perutku juga sudah sedikit membaik tidak seperti semalam. Ramuan yang di berikan oleh Kak Lusi benar-benar sangat mujarab. Aku akan memintanya lagi setelah ini!" ucap Elea sambil melilitkan handuk ke tubuhnya.
Ceklek
Begitu Elea keluar dari kamar mandi, dia melihat dua orang wanita cantik tengah berdiri menunggunya bersama Lusi.
"Halo kakak ipar!" sapa Grizelle.
Blussshhhhhh
Pipi Elea merona saat Grizelle memanggilnya kakak ipar. Dia lalu melihat kearah gadis cantik yang sedang menatapnya tak berkedip.
"Halo Kak Izel, halo Nona Kayo" sahut Elea malu-malu.
"Halo juga kakak ipar" jawab Kayo ramah.
Grizelle tertawa melihat tingkah Elea. Dengan gemas dia mencubit pipinya hingga memerah.
'Ya Tuhan, istri Kak Iel cantik sekali meskipun dia terlihat tidak pintar'.
"Jangan memanggilku Kak Izel lagi ya kakak ipar. Dan juga cukup panggil dia Kayo saja" ucap Grizelle.
"Kenapa begitu? Bukankah umur kalian jauh lebih tua dariku?" tanya Elea bingung.
Kayo terdiam. Dia terus memperhatikan istri kakak sepupunya dengan berbagai macam ekpresi.
"Astaga kakak ipar, bisa tidak kau jangan bicara terus terang seperti ini? Benar kalau aku dan Kayo lebih tua darimu, tapi kan sekarang kau sudah menjadi istri kakakku. Otomatis sekarang kami harus memanggilmu kakak ipar dan kau harus memanggil nama kami tanpa embel-embel Kak dan Nona. Pahamkan?".
"Ohhh!".
Mulut Kayo dan Grizelle terbuka lebar setelah mendengar jawaban kakak ipar mereka.
"Hanya oh saja?" tanya Grizelle tak percaya.
Elea mengangguk.
"Iya".
'Kak Iel, kau mendapat pasangan yang sangat tepat. Kau yang begitu dingin pada orang lain di pasangkan Tuhan dengan seorang gadis polos bin bodoh seperti kakak ipar. Semoga kau memiliki stok kesabaran yang sangat banyak saat menghadapi kepolosan gadis kecil ini ya. Amin!'.
"Emmmm itu, apa aku boleh bertanya?" tanya Elea pelan.
"Tentu saja boleh kakak ipar" jawab Grizelle.
Grizelle mulai was-was bahkan sebelum kakak iparnya mengeluarkan pertanyaan.
"Emmmm, aku ingin berganti baju. Dan,dan aku sedang datang bulan!".
"Lalu?".
"Kapan kalian akan pergi? Aku malu memakai pembalut di depan kalian semua" lanjut Elea pelan kemudian menunduk malu.
Kayo benar-benar tercengang melihat apa yang sedang terjadi di hadapannya. Dia kemudian menoleh.
"Unik" ucapnya pelan.
"Dan juga menggemaskan" tambah Grizelle.
Lusi diam mendengarkan percakapan itu. Dia sangat tahu kalau kedua nona ini sedang menggunjingkan tentang kebodohan nyonya kecilnya.
"Ekhhhmmmm, kalau begitu kami akan keluar dulu kakak ipar. Cepatlah berdandan dengan cantik karena kami akan mengajakmu pergi jalan-jalan!" ucap Grizelle sembari mengusap bahu polos kakak iparnya.
"Jalan-jalan?" sahut Elea dengan mata berbinar.
"Iya, mau tidak?" tanya Grizelle.
Elea segera mengangguk dengan cepat. Yang mana membuat Lusi langsung merasa khawatir.
"Maaf Nyonya Elea, anda tidak boleh keluar rumah tanpa izin dari Tuan Muda. Sekalipun itu Nona Muda Grizelle yang mengajak anda!" sela Lusi.
Wajah Elea langsung mendung.
"Lusi, tidak apa-apa. Aku yang akan meminta izin pada Kak Iel nanti. Kau tidak perlu khawatir, kakak ipar aman bersama kami" ucap Grizelle yang tidak tega melihat awan gelap di wajah kakak iparnya.
"Tapi Nona Muda, saya...
"Kak Lusi, jangan khawatir. Aku tidak akan pergi kemana-mana kok. Lagipula di luar sana banyak penyakit menular, lebih baik aku tetap di rumah dan menggambar!" ucap Elea memotong perkataan Lusi.
"Jadi kakak ipar suka menggambar? Boleh aku melihatnya?" tanya Grizelle antusias.
Lusi menahan nafas. Dia tidak bisa membayangkan akan seperti apa respon Nona Muda-nya jika melihat hasil gambaran si nyonya kecil.
"Boleh-boleh. Kak Lusi, boleh tidak Kakak membawa mereka ke ruang kerjanya Kak Iel?".
"Ba,baik Nyonya" jawab Lusi gugup.
'Nona Muda, semoga anda dan Nona Kayo tidak pingsan setelah melihat hasil gambaran Nyonya Elea. Astaga, kenapa jantungku berdegup kencang seperti ini!'.
Setelah semua orang pergi meninggalkan kamarnya, Elea bergegas memakai baju. Dia membiarkan rambutnya terurai begitu saja kemudian berjalan keluar dari sana. Saat sedang menuruni anak tangga, tiba-tiba saja perutnya seperti di remas. Wajah Elea langsung memucat.
"Astaga Nyonya, anda kenapa?" tanya salah seorang pelayan.
"Kakak, sepertinya aku akan segera mati!" jawab Elea lirih kemudian jatuh terduduk di anak tangga.
Sakit. Kesadaran Elea perlahan-lahan mulai menghilang.
"Nyonya Elea......!".
Pelayan itu berteriak panik sambil berlari menghampiri nyonya kecilnya. Nun yang saat itu berada tak jauh dari sana segera menggendong nyonya kecil mereka yang sudah tidak sadarkan diri.
"CEPAT PANGGIL DOKTER!".
🍄🍄🍄🍄🍄🍄🍄🍄🍄🍄🍄🍄🍄🍄🍄🍄🍄🍄
🌻 VOTE SEBANYAK-BANYAKNYA YA GENGSS..
LIKE, COMMENT, DAN RATE BINTANG LIMA
🌻 IG: nini_rifani
🌻 FB: Nini Lup'ss
🌻 WA: 0857-5844-6308