Shiza, murid pindahan yang langsung mencuri perhatian warga sekolah baru. Selain cantik, ia juga cerdas. Karena itu Shiza menjadi objek taruhan beberapa cowok most wanted di sekolah. Selain ketampanan di atas rata-rata para cowok itu juga terlahir kaya. Identitas Shiza yang tidak mereka ketahui dengan benar menjadikan mereka menganggapnya remeh. Tapi bagaimana jika Shiza sengaja terlibat dalam permainan itu dan pada akhirnya memberikan efek sesal yang begitu hebat untuk salah satu cowok most wanted itu. Akankah mereka bertemu lagi setelah perpisahan SMA. Lalu bagaimana perjuangan di masa depan untuk mendapatkan Shiza kembali ?
“Sorry, aku nggak punya perasaan apapun sama kamu. Kita nggak cocok dari segi apapun.” Ryuga Kai Malverick.
“Bermain di atas permainan orang lain itu ternyata menyenangkan.” Shiza Hafla Elshanum
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ririn rira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ingin sendiri
Sudah dua minggu berlalu sejak confess Ryuga kepada Shiza mereka sangat manis sebagai best couple. Ryuga selalu act of service membuat iri yang melihatnya, pemuda gampang tantrum itu seperti sangat mencintai Shiza. Selama dua minggu ini ia dan teman-temannya bergabung bersama Shiza dan yang lain. Selama itu pula Candra seolah menjauh. Ia tidak pernah lagi ke kantin dan kembali pada setelan awal membawa bekal dan air dari rumah.
Bohong jika Shiza baik-baik saja, salah satu temannya itu menjauh. Sampai hari ini Shiza belum ada kesempatan untuk bertanya karena Ryuga selalu tepat waktu datang ke kelasnya saat bel istirahat. Pemuda itu sangat posesif seolah lupa kalau hubungan yang di bangunnya itu karena taruhan.
Shiza beberapa kali menoleh ke arah bangku Candra, seperti sebelumnya pemuda berwajah manis itu tidak menoleh sama sekali. Ia hanya membalas seadanya apabila di tanya. Tidak tahan lagi, Shiza bangun dari kursinya tidak perduli jika guru belum keluar karena bel baru saja berbunyi.
"Candra aku mau ngomong?"
Candra tersenyum. "Ngomong apa Neng?" sambil mengemas buku ia menyahut.
"Aku ada salah?"
Perhatian murid yang tersisa tertuju pada dua orang itu termasuk Aysela. Ia memahami Shiza merasa kesal atau sedih sebab tiba-tiba Candra menjauh dan menyendiri. Sesaat, pemuda itu mematung. Benarkah, sikapnya kentara sekali.
"Kamu nggak ada salah, kenapa nanya gitu?"
Shiza duduk di kursi depan meja menghadap ke belakang. "Setelah hari itu kamu menjauh dari aku dan teman lainnya. Kalau aku ada salah kamu langsung ngomong jangan di pendam." Binar harap dari manik gadis itu sangat terlihat. "Apa Mama sama Papa ada ngomong sesuatu yang buat kamu tersinggung."
Candra menggeleng. "Enggak, mereka baik kok. Aku nggak menjauh Shiza cuma pengen sendiri aja sekarang aku lagi bantu bapak jualan di pasar Narin sebentar lagi masuk SMP."
Shiza mencari celah kebohongan dari temannya itu sayangnya tidak terbaca, ia tidak tahu Candra berkata jujur atau tidak. "Kamu yakin atau hari itu orang tua kamu marah karena pulang sudah gelap. Aku bisa ke rumah kamu ngasih penjelasan ke mereka."
"Kamu kenapa sih ?!" Nada seperti bentakan itu membuat Shiza terkesiap begitu pun yang lain termasuk Aysela. Candra menarik nafas panjang. "Alasan yang aku kasih masa kamu nggak ngerti juga. Aku mau sendiri dan sibuk juga waktu aku nggak cuma berputar buat kamu, please ini privasi aku."
Shiza tertegun bola mata indahnya sudah terkurung kaca-kaca kristal bening siap pecah. Perkataan Candra ternyata menyakitinya, apa yang di harapkannya ? Berteman seperti di Kanada. Itu mustahil faktanya Candra tidak mau. Baiklah pemuda itu ingin sendiri maka Shiza akan mengabulkannya, ia bukan gadis yang suka memohon.
"Kamu keterlaluan tahu nggak. Alasan yang kamu kasih itu nggak spesifik tiba-tiba menjauh kaya gitu siapa pun pasti bingung." Aysela membawa Shiza berdiri meninggalkan Candra yang membeku.
Dimas menarik nafas panjang mencoba memahami situasi yang tidak di mengerti. "Cara kamu menjauh terlalu ekstrim pantas saja Shiza merasa bingung terakhir kalian bertemu semuanya baik-baik aja. Di lain waktu minta maaf sama dia tadi kamu sudah membentak Shiza."
Candra mengusap wajahnya kasar bukan maksudnya membentak Shiza semua nya refleks begitu saja. Ia takut kalau Shiza benar datang ke rumahnya dan mendapatkan perlakuan kurang menyenangkan kalau bertemu ayahnya. Candra tidak mau itu terjadi Pak Umar memang sensitif tentang hal ini.
Shiza tidak mampu membendung telaga air yang siap tumpah di pipinya. Rasanya sangat sesak dan sakit. Ini sangat berbeda dari pertemanannya di Kanada. Pada akhirnya kaca-kaca air itu pecah meleleh di pipi. Bibir tertutup rapat tanpa suara hanya ada air mata mewakili perasaannya.
"Eh, kenapa Shiza nangis?" Ryuga datang bersama teman-temannya. Jari-jari itu refleks mengusap jejak basah di pipi sang kekasih. "Siapa yang bikin kamu nangis?"
Shiza tersadar lalu tersenyum. "Nggak apa-apa cuma pengen nangis aja. Ayo ke kantin."
Ryuga mengangguk meski menyisakan tidak percaya dan curiga. Dia akan cari tahu setelah ini, ada rasa tidak terima ketika air mata jatuh dari sudut mata seorang Shiza Hafla Elshanum. "Ayo."
Di kantin seperti biasa Ryuga selalu memperhatikan sekecil apapun untuk Shiza begitu juga sebaliknya. Mereka makan sesuai selera masing-masing. Meski lapar tapi Shiza tidak merasa nikmat makanannya. Bohong kalau masalahnya dan Candra tidak mempengaruhi.
"Makanannya nggak enak?"
Shiza menggeleng. "Enak kok."
"Terus kenapa makannya gitu?" Ryuga tidak suka dengan situasi ini.
"Kamu mau keselek piring makan buru-buru."
Tawa Dimas meledak melupakan kejadian di kelas tadi. "Keselek piring nggak tuh." Ucapnya sambil terpingkal. "Kalau makan jangan banyak ngomong bro."
"Sok akrab !" Cibir Ryuga.
"Makan Ryu !" Tegas Shiza sebelum pacarnya itu tantrum.
"Siap Nyonya."
🌷🌷🌷🌷🌷
Sepulang sekolah Shiza duduk di halte sendirian karena Ryuga bilang ada urusan sedikit jadi tidak bisa pulang bersama. Setelah bel istirahat pertama Shiza tidak lagi menemui Candra, sakit hati yang sempat tadi ada memudar saat Shiza berpikir dengan tenang dengan kepala dingin. Ia menelaah setiap kata yang si lontarkan Candra. Shiza menarik kesimpulan mungkin temannya itu ada masalah yang tidak bisa di bagi dengan mudah pada orang lain apalagi mereka baru kenal. Ada baiknya saat ini, dia membiarkan Candra sendiri.
"Ngelamun."
Shiza tersentak mendengar suara klakson Mama Adina. "Maaf Ma." Ujarnya sembari masuk ke dalam mobil.
"Kenapa, ada masalah disekolah?"
Shiza menarik nafas panjang melemparkan tatapan ke arah kaca jendela. Merasa sedikit nyaman ia membawa pandangnya ke arah depan. "Candra tiba-tiba menjauh dari kami, dia bilang ingin sendiri dulu karena sibuk."
Mama Adina mengangguk. "Berikan dia waktu, siapa tahu ucapannya benar tidak semua masalah harus di bagi. Kita tidak tahu hal berat apa dihadapinya sampai ingin menyendiri. Biarkan Candra tenang dulu cukup liat dia dari jauh saja."
Shiza menoleh dan tersenyum. "Aku juga berpikir seperti itu, walau pun sempat sakit hati tadi karena Candra membentak aku."
"Mungkin dia gak sengaja."
"Iya."
Sementara di sekolah tepatnya di lapangan parkir. Ryuga duduk di atas sepeda motornya. Di sampingnya ada Dariel dan Chio. Mereka tidak mengerti kenapa Ryuga sampai sejauh ini.
"Ayo pulang ngapain sih disini." Chio sudah gelisah karena panas. Tubuhnya sudah merindukan kasur di kamar. Ia tidak mungkin pulang lebih dulu kalau sahabat gilanya itu sedang menunggu seseorang.
"Chio bener, ayo pulang lagian itu masalah sepele." Dariel ikut membujuk.
"Sepele ?" Ryuga menatap tidak senang pada sahabatnya yang suka menusuk hati itu. "Shiza nangis tadi hati mungilku sakit ngeliatnya. Cowok itu juga ngapain pakai bentak-bentak segala. Sok ganteng banget padahal jelek." Bukan Ryuga namanya kalau tidak mencari tahu penyebab gadisnya menangis. "Nah, tuh orangnya !" Ryuga gegas turun dari motor. "Candra, kenapa kamu bentak Shiza tadi?"
Candra menghela nafas lelah rencana ingin cepat pulang malah tersangkut pada anak tantruman itu. "Sorry, aku nggak sengaja tadi. Shiza banyak tanya." Setelah berucap Candra membawa langkahnya pergi.
lanjut thor...
karakter shiza tetap seprti itu sampai akhir ya...😂😁
bikin sama candra saja😁
jangan lama😔
pko nya jangan sampai jdo ryu....