Sejak paham akan jati dirinya, Ringgo berontak dan menjadi 'liar' hingga 'Papa' terpaksa 'mengkarantina' dirinya hingga menjadi seorang perwira. Hatinya pernah patah karena kekasihnya mencintai Rudha, 'kakaknya sendiri'.
Kericuhan masih belum usai saat tanpa sengaja dua gadis hadir dalam hidup Letnan Ringgo dan Letnan Arre tanpa ada hati pada dua gadis malang tersebut. Kelakuan bengal mereka nyaris membuat dua wanita nyaris bunuh diri hingga mereka harus menanggung sesuatu atas keadaan.
Ujian Tuhan belum terhenti hingga petaka datang dan mengubah jalan hidup mereka melalui hadirnya Letnan Ribas.
Akankah hati mereka bersatu atau malah akan menjadi masalah pada akhirnya dan di saat yang sama, seorang wanita itu menggoyahkan perasaan para pria??
SKIP yang tidak tahan dengan KONFLIK. PENUH KONFLIK.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NaraY, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
14. Bertemu kembali.
Masih di bab 14. Harap sabar mengikuti alur dan tidak mengkaitkan hal apapun dalam cerita fiksi. Masih tahap RUMIT dan BELUM BISA DI TEBAK.
🌹🌹🌹
Niken dan Dara sudah hadir di Batalyon. Tak sengaja Niken berpapasan dengan Bang Nando. Niken pun segera sigap menghindar, ia tau Bang Ringgo pasti akan marah jika dirinya dekat dengan Bang Nando.
"Abang mau bicara..!!"
Dara beranjak karena tidak ingin ikut campur dengan masalah sahabatnya.
Saat Niken melangkah, Bang Nando menarik tangan Niken dengan kuat tapi kemudian ada tangan yang memisahkan nya.
"Ijin Abang.. Tolong jangan membuat situasi..!! Kita semua tau Lettu Ringgo dan Niken akan naik pengajuan nikah." Kata Bang Ribas mengingatkan. Ia kemudian mengarahkan Niken agar berdiri di belakang punggungnya.
"Kamu tidak usah ikut campur, kamu tidak tau perkaranya." Bentak Bang Nando.
"Saya tidak pernah ingin ikut campur tapi memaksa wanita juga bukan hal yang di benarkan, Bang." Jawab Bang Ribas dengan nada tegas.
Bang Nando sedikit ragu karena pria di hadapannya ini merupakan lulusan terbaik dari pendidikannya, ia pun terkenal sebagai pria berdarah dingin.
Mau tidak mau Bang Nando meninggalkan tempat karena tidak ingin berurusan lebih dengan Danton merepotkan seperti Letnan S. Ribas Kalacakra.
Usai Bang Nando meninggalkan tempat, Bang Ribas balik menatap wajah Niken dan berkacak pinggang.
"Saya sudah ingatkan..!! kalau sikapnya masih seperti itu, beranilah untuk melawan. Dia memang mencintai kamu dan saya tau hal itu tapi orang tuanya tidak menyukaimu..!!!" Ucap tegas Bang Ribas. "Cinta boleh, bod*h jangan..!!!"
Niken menangis, sungguh sejak pertama bertemu dengan Bang Ribas, tidak pernah ada kata akur bagi mereka dan setiap momentum pertemuan mereka selalu di bumbui dengan pertengkaran.
"Makanya punya pacar biar tau rasanya jatuh cinta..!!!!" Kata Niken.
...
Berjam-jam menunggu di Batalyon tidak ada tanda Bang Ringgo muncul disana padahal Bang Arre saja bisa meluangkan waktunya untuk pengajuan nikah mereka yang harus 'kejar target'.
"Sebenarnya Om Ringgo dimana?" Tanya Niken yang akhirnya tidak jadi pengajuan nikah karena Bang Ringgo tidak hadir di tempat.
Bang Arre mengalihkan pandangan, ia seakan menghindari tatapan mata Niken.
"Om Ringgo dimana??" Tanya Niken lagi.
"Tiba-tiba ada keperluan mendesak." Jawab Bang Arre.
Bidikan mata Bang Ribas sudah melihat ada sesuatu yang tidak beres.
"Belikan saya es jeruk di kantin..!!" Perintah Bang Ribas pada Niken sembari memberikan uang lembar berwarna merah. "Kamu juga sekalian ikut..!!" Ucapnya pada Dara.
Meskipun Niken merasa begitu kesal tapi ia tetap menyambar uang tersebut dan segera membelikannya.
"Dimana Bang Ringgo?? Menemui Laras?" Tanya Bang Ribas sembari menghisap batang rokoknya.
Refleks Bang Arre menoleh dan itu seakan jawaban bahwa tebakan tersebut memang benar adanya.
"Abang dan Bang Ringgo jangan sampai macam-macam..!! Sempat kalian buat Niken nangis, saya nggak akan segan untuk meremukan tulang iga kalian..!!!" Ancam Bang Ribas dengan jengkel.
"Nggak, nggak ada apa-apa." Kata Bang Arre yang berusaha menutupi rasa cemasnya.
"Abang pikir saya tidak tau tentang apa yang kalian sembunyikan??? Kalau kalian tidak bisa selesaikan masalah Laras, biar saya yang selesaikan. Apa Abang tidak punya perasaan?? Tidak kasihan melihat Niken?? Gadis sepolos Niken mau kalian sakiti???" Nada suara Bang Ribas meninggi.
Tak lama berselang Niken dan Dara kembali membawa gelas es jeruk.
"Ini es nya..!!" Niken menyerahkan segelas es jeruk pada Bang Ribas.
Bang Ribas meminumnya beberapa teguk lalu menyerahkan pada Niken.
"Habiskan..!!"
Mata Niken langsung membuat besar. Lelaki di hadapannya ini memang tidak pernah sungkan memperlakukan dirinya dengan 'tidak manusiawi'.
"Kenapa Om selalu meminta Niken menghabiskan makanan atau minuman yang sudah Om gigit????" Protes Niken tidak terima.
"Apalagi, biar kamu nurut sama saya." Jawab Bang Ribas santai.
"Om memang ajudan Papa yang paling kurang ajar..!!" Teriak Niken sekuatnya.
Dara pun sampai tersentak takut mendengar teriakan itu dan mundur ke belakang punggung Bang Arre.
"Tapi Papamu sekalipun tidak bisa berkutik di hadapan saya..!!" Kata Bang Ribas.
Seketika Niken terdiam, memang jika bukan karena pendidikan di luar negeri, pasti dirinya masih menjabat sebagai ajudan khusus perdana menteri.
.
.
.
.
petinggi ma anak buah jg tenang
😂😂