Pernikahan Seorang Gadis Muda Berusia 19 Tahun dengan CEO Duda Kaya Raya
Berawal dari Rencana Pernikahan Kakakku dengan Seorang CEO dingin yang berstatus sebagai Duda
Namun Karena Kesalahan Yang di Lakukan Kakaku, Membuatku harus Menerima Jika aku Harus Menggantikan Posisi Kakakku menikah Dengan CEO berhati dingin tersebut.
Pembatalan Pernikahan Yang Dilakukan Oleh Kakakku Membuat Orangtuaku Sangat sedih Dan Terancam dalam Kebangkrutan.
Apakah Aku Bisa Melanjutkan Hidupku Dengan CEO berhati dingin Tersebut, Atakah Aku Akan Menyerah
Yuk Nantikan Kisahnya
PESONA MARYAM (Maryam Albatul Rahmah)
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nabila.id, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
15. Kepergian Maryam
"Kau bisa memanggilku seperti pasangan Suami-istri pada umumnya" Jawab Reza dengan nada dingin.
"Bukan apa-apa , aku hanya merasa tidak nyaman jika kakek dan nenek tau kau memanggilku dengan sebutan Tuan, Bagaimana mereka akan berpikir tentang ku?" Ucap Reza mencoba memberi penjelasan.
Maryam Yang masih bengong pun bingung dengan pernyataan yang baru saja di sampaikan oleh Reza.
***
Setibanya di kamar, Maryam bergegas menuju Ke kamar mandi untuk mengambil wudhu. Dan langsung melaksanakan Solat tahajud dengan sisa waktu yang masih ada.
Selesai menuntaskan hajatnya dengan sang khalik, Maryam bergegas membukakan mushaf Al-Qur'an miliknya.
Hati dan pikiran Maryam saat ini sedang merasa tidak baik-baik saja, Maryam hanya berharap semoga Pagi segera datang, Maryam sudah sangat tidak sabar dengan Rencana kepulangannya.
Beberapa surah dalam Mushaf, Maryam baca dengan khusyuk, Beberapa kali Maryam menitihkan Air matanya.
Surat Al-Insyirah
إِنَّ مَعَ ٱلۡعُسۡرِ يُسۡرٗا
Artinya: "Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan." (QS Al-Insyirah: 6)
Maryam sangat Meyakini Di tengah masalah yang mendera, Allah SWT menjanjikan bahwa semua masalah akan selesai dengan kemudahan atau solusi yang mengiringinya.
Sayup - Sayup terdengar oleh pasang Telinga Maryam Adzan Subuh telah berkumandang. Maryam bergegas untuk bangkit dan melaksanakan sholat subuh.
Reza yang sedari tadi pula tidak dapat memejamkan matanya pun, mengetahui jika Maryam sedang Merasa gelisah. Namun Reza merasa enggan untuk bertanya, karena rasa gengsinya.
Setelah menyelesaikan sholatnya, Maryam segera bergegas untuk ke kamar mandi, sejenak Maryam Melihat ke arah Tempat tidur Reza, Mendapati Reza masih Ter
tidur, Maryam memilih berlalu begitu saja.
Reza yang hanya berpura-pura tertidur pun , akhirnya membuka matanya ketika Maryam masuk kedalam kamar mandi.
***
Pagi itu Maryam berpamitan kepada kakek Amar dan nenek Halimah, untuk Beberapa hari menginap di rumah Orang tuanya.
Mendengar permintaan Cucu menantunya, kakek Amar tidak bisa menolak ataupun melarangnya, karena Reza pun telah mengizinkannya.
Satu hal yang membuat Kakek Amar dan Nenek Halimah tidak tenang, adalah karena Reza membiarkan Maryam pulang Kerumah orang tuanya sendirian.
Sedikit ada rasa kecewa dari kakek Amar, namun hal itu segera di luruskan oleh Maryam
"Tidak papa kek, Lagi pula Mas Reza semalam Kurang Sehat, Dan Sepertinya baru pagi tadi Mas Reza bisa tidur pulas"
"Maryam sengaja tidak membangunkan Mas Reza, Karena semalam mas Reza sudah berpesan ke Maryam untuk meminta pak Roni mengantarkan Maryam" Ucap Maryam dengan lembut
"Baiklah nak, Hati-hati di jalan, dan jaga kesehatanmu" Ucap kakek Amar seraya mengantarkan Maryam Keluar rumah.
***
Setelah menempuh perjalanan kurang lebih satu jam Akhirnya Maryam sampai di Gerbang rumah Abi dan Ummi nya, Rumah yang baru Maryam tempati sejak Usaha Perkebunan dan Pabrik milik orang tuanya mulai berkembang.
"Pak Roni , Terima kasih telah mengantar Maryam, Pak Roni bisa kembali ke rumah kakek, Mungkin Maryam akan tinggal beberapa hari di sini" Ucap Maryam kemudian .
Pak Roni yang tidak mengetahui rencana Maryam untuk menginap pun, segera bergegas kembali ke kediaman Kakek Amar.
"Baik Nona Maryam, Bapak Permisi, Assalamualaikum " Ucap pak Roni sebelum meninggalkan Maryam.
"Waalaikumsalam " Jawab Maryam singkat.
Maryam bergegas menuju pintu Utama, dan Mengetuk pintu rumah yang memang selalu di tutup.
Tok tok tok ...!!!
Assalamualaikum Abi. ??
" Ya, Waalaikumsalam " terdengar jawaban dari dalam rumah.
Ceklek
"Ning Maryam ? " Ucap Bi Minah yang tak lain adalah Asisten rumah tangga keluarga Abi Hanif.
"Ning, Masuk Ning!!," Ucap Bi Minah kemudian,
"Ummi sama Abi dimana Bi?" Tanya Maryam Seketika.
"Ee... Itu Ning, Ee... Sudah duduk dulu saja Ning Maryam, bibi Ambilkan Minum ya" Ucap Bi Minah dengan Terbata-bata.
"Bi... !! Dimana Abi dan Ummi " Tanya Maryam dengan nada sedikit meninggi.
Menyadari Bahwa Maryam sedang dalam suasana hati yang tidak baik, kemudian Bi Minah menuntunnya menuju Ruang tamu untuk duduk bersama.
"Ning, Sebetulnya Abi melarang Bibi Mengatakan ini sama Ning Maryam, Tapi karena Ning Maryam pulang Tiba-tiba maka bibi akan menceritakannya.
Bi minah menceritakan dengan detail, kejadian yang menimpa keluarganya. Setelah pernikahan Maryam Dengan Reza, Benar saja Reza Mengembalikan Semua Aset keluarganya, Bahkan Kakek Amar pun Memberikan Investasi Lebih dari sebelumnya.
Namun Sejak saat itu pula Kondisi kesehatan Ummi menjadi menurun, Beberapa kali ummi sakit, namun Ummi tidak pernah mau untuk di bawa kerumah sakit.
Ummi selalu memikirkan Pernikahan Maryam dengan Reza, bagaimana sikap dan perlakuan Reza kepada Maryam.
Melihat Pengorbanan yang di lakukan Maryam, membuat umi merasa sangat sedih. Berkorban Demi Keluarga dan Banyak Orang lainya, demi Supaya Pabrik dan Perkebunan tidak di tutup. Sungguh hal itu sangat mengganggu pikiran ummi.
Selain itu Bi minah Juga mengatakan Jika ummi selalu memikirkan Mahira sang kakak, Ummi yang selalu meratapi Putri Sulungnya itu, Pergi begitu saja dengan laki-laki yang bahkan Bukan Suaminya.
Ummi merasa sangat malu, dan Entah bagaimana Nasibnya, ketika orang-orang tau Kalau Ummi merupakan Orang yang gagal dalam mendidik anak. Setiap hari ummi bersedih atas Kepergian Mahira.
Mendengarkan Cerita BI Minah , tanpa terasa Bulir-bulir Bening menetes begitu saja di sudut mata Maryam, membasahi seluruh cadar yang ia kenakan.
Bi Minah Melanjutkan ceritanya, Bahwa sebetulnya Ummi Maya sudah di rawat di rumah sakit sejak 5 hari yang lalu.
Maryam merasa sangat sedih mendengar umminya yang di rawat sudah cukup lama, namun tidak ada seorangpun yang memberitahu dirinya mengenai kondisi Umminya.
Maryam segera bangkit dan bergegas Meninggalkan Rumah untuk Ke rumah Sakit saat itu juga.
"Ning, Ning Maryam mau kemana ?" Ucap Bi Minah ketika mendapati Maryam beranjak dari duduknya.
"Bi , Maryam Akan kerumah sakit Sekarang" Ucap Maryam Kemudian.
***
Setibanya di rumah sakit, Maryam segera berlalu menuju ruangan diman Umminya di rawat.
Ceklek..
" Assalamualaikum Ummi... Abi..." Ucap Maryam ketika memasuki ruang rawat inap Ummi Maya.
Mendengar suara putrinya , Abi Hanif merasa kaget, Bahkan Ummi Maya pun terjaga dari istirahatnya, ketika mendengar suara Maryam.
"Maryam!!" Ucap keduanya bersamaan
Maryam yang merasa sedih segera menghambur ke arah Umminya kemudian segera memeluk dan mencium Bidadari Surganya itu.
Tidak ada kata yang terucap saat itu, hanya Butiran Air mata yang terus mengalir dari sudut mata Maryam.
"Abi.. Ummi , Kenapa tidak pernah menceritakan ini pada Maryam" Ucap Maryam dengan lembut kepada kedua orang tuanya
"Ummi tidak papa nak, tidak perlu khawatir!!" Jawab Ummi Maya pelan. mencoba menenangkan Putrinya
"Ummi, Maryam tidak mau tau, jangan pernah seperti ini lagi kedepannya, jika memang ada masalah , Ummi bisa ceritakan semuanya pada Maryam " Jawab Maryam dengan suara tangisnya, dan beberapa kali Maryam menyeka Air mata yang keluar dari sudut matanya.
***
[[Mohon. Dukungan Untuk Karya Saya - Dan Mohon Maaf masih Banyak Kekurangan ]]
🙏🤗🥰