NovelToon NovelToon
Diminta Jadi Pelakor

Diminta Jadi Pelakor

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Konflik etika / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cinta Seiring Waktu / Romansa
Popularitas:9.6k
Nilai: 5
Nama Author: Bunaya

"Devina, tolong goda suami Saya."
Kalimat permintaan yang keluar dari mulut istri bosnya membuat Devina speechless. Pada umumnya, para istri akan membasmi pelakor. Namun berbeda dengan istri bosnya. Dia bahkan rela membayar Devina untuk menjadi pelakor dalam rumah tangganya.
Apakah Devina menerima permintaan tersebut?
Jika iya, berhasilkah dia jadi pelakor?
Yuk simak kisah Devina dalam novel, Diminta Jadi Pelakor

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bunaya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 15 Sesuatu Terjadi

Gilang berbalik saat mendengar suara seorang pria memanggil Devina dengan keras. Dia bisa melihat gadis yang di cintai nya itu sampai menutup telinga dengan mata terpejam. Seperti orang ketakutan.

Melihat itu, Gilang segera mendekat. Dia menyesal meninggalkan Devina saat masuk ke dalam butik. Maksud hati ingin membalas Devina yang mengatakan bahwa dia lah yang menganggu gadis itu. Gilang hanya ingin menunjukkan, jika dia bukan pengganggu. Melainkan pelindung untuk Devina.

"Sayang, kamu tidak apa-apa?" tanya Gilang membuat Devina membuka matanya.

"Mas Gilang?" panggil Devina heran. "Di mana om Cello?" lanjutnya bertanya dalam hati.

"Kamu mencari Om, anak nakal?" ucap om Cello mengejutkan Devina.

Devina menggeleng. "Enggak," jawabnya.

"Lalu untuk apa kamu datang ke butik?"

Devina menjawab pertanyaan om Cello dengan menunjuk Gilang. "Pak Gilang yang bawa Devi ke sini Om," ucapnya.

"Oh jadi ini tuan muda Gilang Cakrawala yang terkenal itu." Om Cello bicara sambil memperhatikan Gilang dari atas sampai ke bawah.

"Ganteng pake banget," ucap om Cello, setelah dia memperhatikan pimpinan Cakrawala Company itu.

Nama Gilang sebagai pimpinan Cakrawala Company sudah cukup dikenal banyak orang. Namun tidak banyak yang mengenali wajah pria tampan itu. Gilang cukup tertutup dengan kehidupan pribadinya. Dia pun tidak suka tampil didepan umum. Bahkan media sosial miliknya pun tidak menampakkan satupun wajah tampannya. Membuat orang-orang merasa tidak heran jika Gilang tidak pernah memposting kemesraannya dengan Sandra.

Karena itu juga, Gilang sangat marah saat Sandra dengan berani membawa awak media ke kantornya. Bahkan wanita itu berani membawa mereka sampai ke ruang pimpinan. Hal itu juga yang membuat Gilang tidak banyak bicara saat konferensi pers. Dia lebih memilih menunjukkan foto Sandra dan Devina sebagai bukti.

"Om, jangan buat pak Gilang takut," tegur Devina.

"Kenapa takut? Begini-begini Om ayah tiga anak," balas om Cello.

Devina terkekeh. "Ya ayahnya Deri, Dafa dan Delon." ucapnya. Membalas dengan menyebut ketiga nama anak om Cello.

"Jadi mau apa ke sini? Jangan bilang mau cari perlindungan dari Om!"

"Saya butuh beberapa pakaian untuk Devina," ucap Gilang.

Om Cello menoleh pada Gilang. "Untuk acara apa?" tanyanya.

"Untuk acara pertemuan keluarga. Untuk acara anniversary rekan bisnis Saya dan satu lagi untuk acara lamaran," jawab Gilang.

"Lamaran?" ulang om Cello. "Elang mau melamar kamu setelah dia membatalkan pertunangannya dengan nenek sihir itu?" Tanya om Cello pada Devina.

Devina mengibaskan tangannya didepan wajah om Cello. "Tidak. Bukan begitu Om, Elang ---."

"Saya yang akan melamar Devina," potong Gilang ucapan Devina yang menurut Gilang bertele-tele.

"OMG, Om tidak salah dengar kan, Devina?"

"Kamu benar-benar pelakor sekarang Devina," bisik om Cello.

"OM!" balas Devina kesal. Tawa om Cello pecah. Dia senang sekali menggoda Devina.

Om Cello sudah lama kenal Devina, Bahkan sejak gadis itu masih berseragam putih abu-abu. Sekarang gadis itu sudah tumbuh dewasa dan semakin cantik.

***

"Kamu ternyata banyak kenal orang-orang kalangan atas," ucap Gilang. Mereka berdua sudah berada di dalam mobil, kembali menuju perusahaan.

"Saya kenal mereka saat menjadi asisten Elang," jawab Devina jujur.

Setiap mengingat masa-masa bahagia itu, terkadang Devina masih merasa sakit. Semua hilang dalam sekejap, begitu Elang memutuskan bertunangan dengan Wina. Bukan Elang yang berubah, tapi Wina yang dalam hitungan hari membuat Devina menyerah.

Saat itu dia sedang patah hati, sehingga tidak bisa berpikir dengan jernih. Seharusnya dia tetap bertahan menjadi asisten Elang, walaupun Wina mengancamnya. Tapi nasi sudah menjadi bubur. Sekarang dia ada dalam posisi yang baru dengan masalah yang berbeda.

Ya begitulah hidup. Selama nyawa ini masih bersatu dengan raga, maka akan selalu ada masalah yang harus dihadapi. Bukankah hidup itu masalah? Jika tidak ada masalah, berarti kita tidak hidup.

"Mengapa berhenti jadi asisten dia?"

"Tidak apa-apa. Ingin cari suasana yang berbeda saja. Saya sudah jadi asisten Elang sejak sekolah, lanjut sampai kuliah. Setelah wisuda sempat punya rencana kerja kantoran, tapi tidak ada yang menerima Saya. Elang juga tidak mau digantikan dengan asisten yang lain. Mau tidak mau Saya lanjutkan menjadi asisten Elang. Dua tahun, hanya dua tahun saya bertahan. Sampai akhirnya Elang bertunangan. Saya gunakan kesempatan itu untuk mundur jadi asistennya. Dan kebetulan Cakrawala sedang penerimaan karyawan baru saat itu. Dan disinilah Saya saat ini, jadi sekretaris pimpinan Cakrawala Company."

"Kamu lelah bekerja?" tanya Gilang setelah dia menyimak penjelasan Devina.

"Rasa itu terkadang datang di saat Saya meras hidup ini tidak adil. Tapi Saya harus kuat demi Langit dan Bumi. Mereka berdua penyemangat Saya selama ini. Hidup mereka lebih menyedihkan dibandingkan Saya."

"Mereka terlihat baik-baik saja," sahut Gilang.

Devina mengangguk. "Itu karena ayah, bunda dan Saya selalu menjaga mereka dengan baik. Jangan sampai mereka berdua merasa asing dalam keluarga kami," jawab Devina. Dia rasa Gilang harus tahu siapa Langit dan Bumi. Mungkin saja, mereka berdua adalah adik Gilang.

"Mengapa mereka harus merasa asing?" tanya Gilang tidak mengerti.

Devina tidak menjawab pertanyaan bosnya itu. Kendaraan yang dikemudikan pak Bambang sudah tiba di depan pintu masuk utama Cakrawala Company. Dia pun mengajak Gilang turun, karena penjaga keamanan sudah membukakan pintu mobil untuk mereka.

"Pak, tuan Aksa sudah menunggu Anda di ruangan beliau." ucap Eki melaporkan begitu Gilang dan Devina sudah berada di dalam lobby perusahaan.

"Papa?" beo Gilang. "Apa ada masalah dengan perusahaan Ki?" ucap Gilang lagi, bertanya pada Eki.

"Tidak ada Pak."

"Mungkin ingin bicara tentang malam ini Pak. Bapak tidak lupa kan, kalau tuan Aksa akan bertemu ayah malam ini?" ucap Devina menambahkan.

"Ayo Sayang, kita temui Papa," ucap Gilang sambil menarik tangan Devina.

Devina menahan langkahnya. "Maaf, sebaiknya Pak Gilang saja yang menemui tuan Aksa."

"Kenapa?"

"Nanti Bapak juga tahu."

Gilang mengalah. Dia naik lift sendirian, meninggalkan sekretaris dan asistennya. "Dia marah Dev, sepertinya,"ujar Eki.

"Biarkan saja. Kalau butuh kita pasti memanggil lagi," balas Devina.

"Kamu baru dua bulan sudah bisa memahami kebiasaan bos kita. Hebat! Sekretaris seperti kamu yang memang pak Gilang butuhkan. Bukan seperti yang kemarin-kemarin. Bisanya hanya ngetik doang sama dandan."

"Serius Pak Eki? Mereka seperti itu," tanya Devina. Karena dia baru tahu alasan mengapa Gilang terus Menganti sekretarisnya.

"Lihat lah, perempuan kalau murahan ya seperti itu. Di tinggal yang satu, sama yang lain lagi."

Devina tahu, hinaan itu untuknya. Dia ingin membalas, tapi lagi-lagi harus menahan diri. Pemilik dan juga pendiri perusahaan Cakrawala Company sedang berada digedung ini. Biarpun di lantai yang berbeda. Berita dia membuat keributan pasti sampai juga keruangan pemilik perusahaan ini.

"Saya masuk lift sendirian saja Pak Eki. Menghindari fitnah," ucap Devina. Eki setuju. Dia pun mengangguk.

Sepeninggal Devina, Eki berbalik. Menatap satu persatu karyawan yang ada dibelakangnya, yang sama-sama menunggu lift yang baru saja membawa Devina naik. Belum sempat mengeluarkan kemarahannya, lift yang sedang membawa Devina tidak bergerak.

Eki merasa ada yang janggal dengan kejadian ini. Dia segera menghubungi teknisi perusahaan. Meminta mereka segera memeriksa. Apa sebenarnya yang terjadi?

1
Ila Lee
ya kakek cucu mantu kakek si gilang
Ila Lee
gilang belum halal di halal kn secepat nya
Ila Lee
manusia kalau mehina tidak mahu selidik apa berita itu benar atau tidak kejam
Ila Lee
tuan aska salah sendiri pasti langit dan bumi sudah sangat sakit hati pada kamu
Ila Lee
semoga semua jelas biarbunda dan ayah dewa thu siapa sebenarnya gilang
Ila Lee
wahdu kamu ike ckp tak tengok tempat sekarang calon isteri jgn sebarang ckp ya
Ila Lee
patur tanta meri takut kalau tuan askathu tentang langit dan bumi
Ila Lee
selama ini tente meri lh dalang semua ini
Ila Lee
siapa itu tuan B
Ila Lee
panggilan romantis yg gilang harapkan Devina mas ke sayang habby gitu
Ila Lee
wahdu munkin elang mencintai Devina ya
Ila Lee
ada ikatan apa antara pak aska dan pak dewa
Ila Lee
wahdu gilang sudah lama ya suka Devina semoga berjodoh
Ila Lee
Ekin dan gilang punya rancangan apa ya
Ila Lee
mungkin Sandra dan hubungan dengan Asisiten nya siapa tau
aca
telat Aksa anak mu uda membencimu
Ifatur Rohman
kapan up lagi kak
Vanni Sr
kno cm sekali doang sihh up ny
mom's Abyan
mungkinkah Sandra ada hbngan dg asistenya itu,, jeruk mkn jeruk
Vanni Sr
bagussss smg g brrnti d tengh jln
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!