NovelToon NovelToon
Kontrak 365 Hari

Kontrak 365 Hari

Status: tamat
Genre:Tamat / duniahiburan / Percintaan Konglomerat / Diam-Diam Cinta
Popularitas:14.3M
Nilai: 4.8
Nama Author: Clarissa icha

Jihan yang polos dan baik hati perlu mengumpulkan uang dalam jumlah yang besar untuk membayar tagihan medis ibunya yang sakit parah. Terpaksa oleh situasi, dia menandatangani kontrak pernikahan dengan CEO perusahaan, Shaka. Mereka menjadi suami istri kontrak.
Menghadapi ibu mertua yang tulus dan ramah, Jihan merasa bersalah, sedangkan hubungannya dengan Shaka juga semakin asmara.
Disaat dia bingung harus bagaimana mempertahankan pernikahan palsu ini, mantan pacar yang membuat Shaka terluka tiba-tiba muncul...

Bagaimana kisah perjalanan Jihan selama menjalani pernikahan kontrak tersebut.?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Clarissa icha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 13

Menikah dalam waktu dekat, apa lagi dengan pemilik perusahaan tempatnya bekerja, tak sekalipun terbesit dalam benak Jihan. Selama ini dia terlalu fokus dengan kehidupan keluarganya, bekerja keras demi terpenuhinya semua kebutuhan sang Mama dan adik satu-satunya. Sampai tidak memiliki waktu untuk merancang masa depannya di usia 25 tahun.

Tidak heran kalau masih jomblo. Terakhir kali dekat dengan seorang pria, mungkin sekitar 3 tahun yang lalu. Jihan yang mengakhiri hubungan mereka karna perbedaan status sosial mereka cukup mencolok. Pria itu seorang dokter sekaligus direktur rumah sakit. Jihan jadi insecure, terlebih orang tua kekasihnya tidak begitu setuju dengan hubungan mereka. Jadi, mengakhiri hubungan adalah cara terbaik untuk menghindari luka yang semakin dalam. Lebih baik di akhiri di awal, daripada sudah merencanakan menikah tapi tidak di restui. Sakitnya akan jauh lebih dalam.

Menghindari pria yang status sosialnya lebih tinggi beberapa tahun lalu, Jihan bisa apa kalau takdir membawanya pada seorang pria yang bahkan jauh lebih kaya dari mantan kekasihnya. Bahkan calon suaminya itu sangat pantas di sebut Sultan. Asetnya tak terhitung dimana. Bukan hanya memiliki perusahaan, keluarga Shaka memiliki aset di beberapa hotel mewah, villa, mall, dan rumah sakit.

"Rasanya seperti mimpi." Gumam Jihan kala menatap pantulan dirinya di dalam cermin.

Tidak bisa make up berlebihan, sekalinya wajahnya di sentuh oleh tangan MUA, kecantikan Jihan semakin keluar bak princess. Cantik, manis, dengan aura positif yang terpancar, benar-benar seperti ratu. Ya, Ratu semalam di hari pernikahannya.

"Sudah selesai.?" Pintu ruangan di buka.

Dari pantulan cermin, Jihan melihat Mama Sonia dan Mama Dewi berjalan menghampirinya.

"Sudah Nyonya, calon menantu Anda benar-benar cantik." Jawab MUA di sertai pujian untuk Jihan.

Kecantikan Jihan benar-benar alami, wajahnya saat sekali belum pernah di permak. Masih ori, hanya perawatan dengan skincare yang harganya masih terjangkau. Tapi kecantikannya yang alami justru membuat Jihan begitu menarik.

"Kamu membuatku semakin bangga saja dengan Shaka." Sahut Mama Sonia. Bangga karena memilih calon istri seperti Jihan. Tak hanya cantik, tapi sifatnya juga baik dan sopan.

Wajah Jihan dibuat merona, dia tersipu malu dengan pujian MUA dan respon Mama Sonia. Tanggapan mereka terbilang berlebihan. Seandainya mereka tau bahwa pernikahan ini terjadi karna sebuah kontrak kesepakatan, mungkin tak akan ada yang sanggup untuk memuji. Terlebih Mama Sonia dan Mama Dewi. Pasti tak akan sanggup untuk sekedar tersenyum dengan perbuatan anak-anak mereka yang tidak masuk akal.

...******...

Ballroom hotel itu di sulap jadi tempat resepsi yang megah dan mewah. Tamu undangan sudah memenuhi ruangan dan duduk di kursi yang tersedia. Di depan mereka, ada meja bundar yang telah tersedia minuman dan makanan. Begitu pula di sudut ruangan, khusus untuk berbagai macam kuliner yang tentunya bukan jenis makanan pinggir jalan. Semuanya serba mewah dan mahal.

Untuk seorang keluarga konglomerat, tentu menyajikan tempat dan hidangan yang mewah untuk tamu undangan adalah suatu kehormatan.

Kini di atas pelaminan, Shaka dan Jihan berdiri sebelahan. Keduanya mengulas senyum bahagia, tentunya senyum palsu untuk mengelabuhi semua orang. Tidak ada yang boleh tau bahwa pernikahan mereka sekedar sandiwara, yang akan di akhiri sesuai kesepakatan bersama.

Jihan hanya menatap nanar kebahagiaan di wajah Mama dan adiknya. Senyum bahagia mereka seakan menjadi hantaman besar untuk Jihan. Suatu saat, dia akan menukar kebahagiaan mereka dengan kekecewaan.

"Pak Shaka." Panggil Jihan lirih.

Shaka menoleh, dia sedikit menunduk menatap Jihan. Sebelah alisnya terangkat, sebagai respon.

"Apa kita tidak keterlaluan.? Aku tidak tega melihat orang tua kita. Mereka terlihat bahagia sekali dengan pernikahan kontrak ini." Setelah menahan diri dan sibuk dengan pikirannya sendiri, akhirnya Jihan berani mengungkapkannya pada Shaka. Mumpung belum ada lagi tamu undangan yang naik ke panggung untuk mengucapkan selamat.

Shaka memutar bola matanya malas. Obrolan terjeda karna ada tamu undangan menghampiri mereka.

Diana dan suaminya serta anak mereka.

"Selamat Pak Shaka, tolong titip temen saya. Dia sedikit cerewet, tapi baik dan pengertian. Dijamin nggak nyesel nikahin Jihan." Diana berucap setengah berbisik, namun Jihan yang di sebelah Shaka bisa mendengar jelas ucapan sahabatnya.

"Apaan sih Mba,," Jihan mengerucutkan bibir. Percuma saja di promosikan di depan Shaka, pria itu tetap tidak akan tertarik padanya. Apalagi melihat ekspresi Shaka yang datar, seolah ucapan Diana tidak ada untungnya untuk dia dengar.

Diana terkekeh, lalu bergantian mengucapkan selamat pada Jihan. Kemudian foto bersama.

"Haura,, kamu makin menggemaskan saja." Jihan mengambil anak Diana dari gendongan Papanya.

"Udah cocok Ji, nanti malam langsung bikin saja." Goda Diana. Shaka dan Jihan reflek saling pandang. Tiba-tiba pikiran mereka jadi sejalan, terhubung begitu saja. Sudah sama-sama paham maksud ucapan Diana.

"Anak-anak kalian pasti lebih lucu, cantik dan tampan." Cerocos Diana. Dia semakin semangat menggoda pasangan suami istri itu. Wajah Jihan semakin merona dan enggan menanggapi candaan Diana.

...******...

Jihan mengekori Shaka menuju kamar hotel. Keduanya terpaksa harus menginap 2 hari di hotel tempat acara berlangsung. Padahal Shaka sengaja tidak memesan kamar. Tapi malah dipesankan kamar oleh Mama Sonia. Katanya untuk hadiah malam pertama mereka. Dan hadiah utamanya menyusul. Yaitu tiket honeymoon ke Paris selama 2 minggu.

Pasangan pengantin itu memaku di tempat sesaat membuka pintu kamar lebar-lebar. Kalau sudah seperti ini, rasanya seperti menikah sungguhan. Kamar hotel itu disulap cantik untuk kamar pengantin. Banyak bunga yang tersusun rapi di beberapa tempat, juga kelopak mawar merah berbentuk love di atas seprei putih. Dua handuk di bentuk angsa dengan kepala dan leher saling bertemu, membentuk love.

Keduanya memasuki kamar dengan perasaan canggung. Shaka menutup dan mengunci pintu begitu Jihan masuk ke dalam.

"Ngapain bengong.?!" Tegur Shaka, pria itu berjalan melewati Jihan yang berdiri mematung didekat ranjang. Sedang mengagumi keindahan di depan matanya. Ranjang yang indah dan cantik, menambah kesan romantis untuk pasangan suami istri. Kecuali Jihan dan Shaka tentunya. Ranjang secantik apapun tidak berpengaruh untuk mereka yang masih kaku dan dingin.

Jihan tersenyum kikuk, lantas berjalan ke arah sofa dan duduk di sana setelah meletakkan koper kecil miliknya. Koper yang diam-diam sudah disiapkan Mama Dewi.

Shaka keluar dari kamar mandi. Pria itu menyingkirkan kelopak bunga mawar dari atas ranjang. Membuat ratusan kelopak mawar berhamburan ke lantai. Hiasan yang di buat hampir 1 jam, dihancurkan kurang dari waktu 1 menit. Shaka tidak butuh hal-hal romantis seperti itu di malam pernikahannya.

"Kenapa di rusak Pak.?" Jihan reflek berkomentar. Sayang sekali rasanya melihat kelopak mawar itu berhamburan tak berbentuk.

"Memangnya kamu mau tidur di atas kelopak mawar.?!" Jawab Shaka dingin.

Jihan menyengir tanpa mendebat lagi.

"Saya tidur di sofa saja." Ucap Jihan. Shaka melirik malas.

"Terserah kamu mau tidur dimana." Jawab Shaka acuh. Dia memilih naik ke atas ranjang, bersandar di kepala ranjang dan memainkan benda pipih mahal miliknya.

Jihan mencebik, dia mengambil bantal di atas ranjang dan kembali ke sofa untuk merebahkan tubuhnya yang pegal-pegal karna terlalu lama berdiri di pelaminan.

1
Elyani Yani
Kecewa
Elyani Yani
Buruk
Anonymous
ok
Erna Sri Mardiana
Luar biasa
Ani Susana
lumayanlah
Nur Sholeha
Luar biasa
Benita Lestiyorini
Jodoh kali.... 9 th berpisah ee ketemu lagi. /Drool/
Widya ox
Kecewa
Widya ox
Buruk
Benita Lestiyorini
Sepertinya Foto itu ulah Azura deh. Kali dia pingin balikan lg sm Daniel.
Ruth Gogali
Luar biasa
dich
wkwkwkwkwkkk
Benita Lestiyorini
Jafi ikutn mellow.... /Cry/
Benita Lestiyorini
Nooh.... makanya peka dong Jihan...
Benita Lestiyorini
Hbs makan ice cream bisa dilanjut lg Sakha..../Tongue/
Benita Lestiyorini
Sakha.... bilang yg jelas aja napa ? Akui perasaanmu yg sebenarnya. Biar sm sm lega.
Benita Lestiyorini
Hahahaha padahal dalam hati Jihan kangen juga tuuh....
Benita Lestiyorini
Benar tuh.... selesaikan lgsg saja berdua. Bereees dah.
Benita Lestiyorini
Sekarang sudah jelas kan Jihan, jadi pekalah dikit akan sikap Sakha .
Benita Lestiyorini
Semoga langsung jadi. /Drool/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!