Damarius Argus Eugene (22 tahun), seorang Ilmuwan Jenius asli Roma-Italia pada tahun 2030, meledak bersama Laboratorium pribadinya, pada saat mengembangkan sebuah 'Bom Nano' yang berkekuatan dasyat untuk sebuah organisasi rahasia di sana.
Bukannya kembali pada Sang Pencipta, jiwanya malah berkelana ke masa tahun 317 sebelum masehi dan masuk ke dalam tubuh seorang prajurit Roma yang terlihat lemah dan namanya sama dengannya. Tiba-tiba dia mendapatkan sebuah sistem bernama "The Kill System", yang mana untuk mendapatkan poin agar bisa ditukarkan dengan uang nyata, dia harus....MEMBUNUH!
Bagaimanakah nasib Damarius di dalam kisah ini?
Apakah dia akan berhasil memenangkan peperangan bersama prajurit di jaman itu?
Ikuti kisahnya hanya di NT....
FYI:
Cerita ini hanyalah imajinasi Author.... Jangan dibully yak...😀✌
LIKE-KOMEN-GIFT-RATE
Jika berkenan... Dan JANGAN memberikan RATE BURUK, oke? Terima kasih...🙏🤗🌺
🌺 Aurora79 🌺
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aurora79, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
R.K.N-07 : BERGHIBAH...!
...----------------...
Genevieve Gildas, mulai berghibah dengan Damarius setelah suasana di ruangan itu tenang.
"Damarius, apakah kamu lihat lelaki dengan bekas sayatan di pipinya itu?" tanya Gildas sambil mengambil acar ikan haring-nya.
Damarius menganggukkan kepalanya.
"Dia itu bernama Atalanta, Kapten dari kapal perang terbesar kita-Caleope yang ada tiga deret bangku untuk pendayung. Dia mendapatkan bekas luka itu di dalam arena. Atalanta itu terkenal dengan pria tercerdas saat masih muda dulu. Dan lelaki berwajah melankolis di sebelahnya adalah Achilles, Senturion Angkatan Laut. Kamu jangan pernah...jangan pernah..." ujar Gildas terjeda.
Genevieve Gildas menggelengkan kepalanya sambil menelan makanan yang dia kunyah.
"Jangan pernah berjudi dengannya, kecuali jika kamu ingin kehilangan tunik yang kamu pakai itu! Aku tidak bilang dia bermain curang, tapi dia lebih sering beruntung dari pada manusia fana yang lainnya..." ujar Gildas memperingatkan Damarius.
"Terima kasih sudah memperingatkan aku, Sepupu! Akan aku ingat perkataanmu..." jawab Damarius sambil tersenyum hangat.
Lalu, mata Damarius beralih dengan pancaran ketakjuban aneh untuk kesekian kalinya. Pandangannya tertuju kepada lelaki yang dipanggil 'Dorymene' oleh Sang Kaisar, yang sekarang sedang duduk di antara para Perwira Tinggi milik Kaisar Carausius di dekat kepala meja.
Dorymene adalah seorang lelaki bertubuh tinggi dengan rambut pucat berkilau yang mulai memutih di bagian pelipis. Lelaki tersebut memiliki visual yang cukup tampan dan berwajah serius, andaikan kulitnya tidak terlalu pucat.
Segala sesuatu yang ada di tubuhnya, hanya terlihat terlalu...pucat! Seperti rambutnya, kulitnya, dan matanya.
"Lelaki terlihat sedikit....aneh...benar kan, Sistem?" tanya Damarius pada Sistemnya.
DING!
"Benar, Host! Anda harus berhati-hati dengannya. Sistem mendeteksi sesuatu yang aneh pada dirinya..." jawab Sistem.
"Ya... Sepertinya aku memang harus berhati-hati di sini, agar tidak terjebak! Aku juga masih bingung dengan misi aku di sini, apakah nanti setelah selesai, aku akan bisa berkumpul dengan orangtuaku di alam sana?" ujar Damarius.
DING!
"Semua akan jelas, jika Host sudah benar-benar melakukan misi utama dari Sang Penjaga Ruang Hampa. Sistem hanya akan memandu Host untuk memberikan kehidupan nyaman di dunia ini dengan poin yang bisa ditukarkan dengan uang nyata. Bunuh-lah sebanyak mungkin orang-orang jahat di dunia ini, dan buat diri Host nyaman..." jawab Sistem menjelaskan.
"Baiklah, Sistem... Terima kasih!" ujar Damarius.
DING!
"Sama-sama, Host!"
Saat Damarius sedang berbincang dengan Sistemnya, lelaki yang bernama Dorymene itu tersenyum oleh sesuatu yang dikatakan oleh orang yang ada disebelahnya.
Senyumannya hanya sekilas, tapi terlihat sangat memikat! Melengkapi semua yang tadinya tidak ada di wajahnya.
"Siapa lelaki bertubuh tinggi yang terlihat sangat pucat itu? Aku mendengar, jika Yang Mulia Kaisar memanggilnya...Dorymene?" tanya Damarius pada Gildas.
"Dia adalah Menteri Keuangan sekaligus tangan kanan Kaisar Carausius secara umum. Dia mempunyai banyak pengikut diantara pasukan, para pedagang, dan pencetak uang! Aku rasa, setelah Kaisar Carausius, dia adalah orang yang paling berkuasa di Inggris. Tapi orangnya cukup baik, walaupun terlihat seperti dibesarkan dalam lemari gelap!" jawab Gildas menjelaskan.
Beberapa saat kemudian, terjadilah sesuatu...
Sesuatu yang sangat biasa dan tidak berarti...
Hingga Damarius sering bertanya-tanya, apakah dia hanya akan membiarkan Khayalan itu berkeliaran bersamanya?
Akan tetapi, sepertinya jiwa pemilik tubuh ini tidak bisa melupakan kejadian itu! Ada seperti sebuah perasaan jahat yang tiba-tiba muncul di dalam dirinya.
Apakah itu benar-benar perasaan pemilik tubuh yang lama, ataukah memang jiwa Psikopat dirinya yang mulai bangkit secara perlahan?
Entahlah....
...💨💨💨...
Semua mata dan perhatian orang-orang di dalam ruangan itu tertuju kepada Kaisar Carausius, yang sedang bersiap-siap menuangkan Persembahan kedua untuk para Dewa.
Semua orang....kecuali Damarius dan Dorymene.
Untuk sebuah alasan yang tidak diketahui, Damarius kembali melirik ke arah Dorymene, dan Dorymene terlihat sedang mengamati seekor ngengat.
Seekor ngengat besar bersayap lembut yang turun sambil mengepakkan sayapnya dari arah sebuah kasau atap, mungkin dia tertarik dengan kehangatan yang memancar dari lampu.
NGUUNG!
NGUUNG!
NGUUNG!
Ngengat besar itu berputar-putar dengan liar...semakin dekat....dan semakin dekat ke arah lampu yang berdiri tegak di depan Menteri Keuangan itu.
Tarian liar si ngengat berakhir dalam semburat bayang-bayang, lalu ngengat itu pergi dengan sepasang sayap yang hangus. Dia jatuh dengan kepak-kepak cacat mengibakan, persis di samping cawan anggur milik Dorymene.
Dorymene tersenyum samar....
Dengan sengaja, dia sengaja menghancurkan hidup ngengat itu dengan satu jari...telunjuknya.
TUK!
SREET!
Itu dia...!
Manusia yang berkuasa akan seperti itu!
Yang lemah akan terlihat seperti ngengat itu, manusia berkuasa akan senang melihat para manusia lemah yang menj**ilat dibawah kaki mereka, menari kesenangan dengan sedikit uang, dan setelah si lemah semakin lemah, maka manusia berkuasa itu akan membunuh**-nya hanya dengan satu jentikkan jemarinya.
Seperti Dorymene yang menjulurkan jari telunjuknya dengan tepat untuk membunuh!
Sangat....miris....!
...💨💨💨...
Hari-hari pun berlalu, dan Damarius semakin terbiasa dengan benteng besar yang menjadi jantung dan markas besar pertahanan Kaisar Carausius terhadap orang-orang Saxon itu.
TOEEET!
TOEEET!
TOEEET!
Di bawah mercusuar tinggi berwarna kelabu yang pernah berjaya pada masanya, kapal-kapal pedagang datang dan pergi.
Di balik kebisingan yang ada di benteng tersebut, dibalik keriuhan lapangan parade dan terompet-terompet, serta hentakan kaki-kaki yang berbaris, terdengar suara pacul dan palu dari galangan kapal di bawah tembok-tembok benteng itu.
CRAK!
CRAK!
TAK!
TAK!
Tiga kali pada musim gugur itu, sebelum musim dingin menutup jalan-jalan laut... Terjadi pertempuran antara Armada-Armada Inggris dengan Kapal-Kapal berlayar hitam milik orang Saxon.
Damarius banyak mempraktekan keahliannya sebagai seorang Ahli Medis Junior yang handal, ketika mereka membawa orang-orang yang cedera. Dan dia banyak menerima pujian yang dilontarkan dengan enggan dari Ahli Medis Senior yang pemarah itu, dan pujian itu membuatnya merasa puas.
Itu adalah musim gugur yang terbaik bagi Damarius, selain dia dapat mengembangkan keahliannya...dia juga merasa nyaman tanpa adanya gangguan dari empat orang musuhnya.
Sepertinya mereka menjaga jarak dan membuat strategi yang bagus, untuk bisa mencelakai Damarius. Akan tetapi, Damarius tidak memperdulikan hal itu. Dia mempunyai Sistem yang selalu memperingatinya jika ada bahaya yang mendekat.
Damarius dan Gildas semakin dekat, karena Damarius mulai mempercayai Gildas. Selain sebagai teman dan sahabat di sana, Gildas adalah sepupu jauhnya. Dan mereka banyak menghabiskan waktu untuk bersenang-senang di sana.
Mereka berdua di satukan oleh rasa kesepian yang sama, karena Gildas dibesarkan oleh bibinya yang menj4nd4, setelah kedua orangtuanya meninggal karena wabah.
...----------------...
mampir juga ya dikarya aku jika berkenan/Smile//Pray/