"Perkenalkan, dia yang akan menjadi suamimu dalam misi kali ini."
"Sebentar, aku tidak setuju!"
"Dan aku, tidak menerima penolakan!"
"Bersiaplah, Miss Catty. Aku tidak menoleransi kesalahan sekecil apapun."
Catherine Abellia, bergabung dengan organisasi Intel, Black Omega Agency, untuk mencari tau tentang kasus kematian ayahnya yang janggal. Berusaha mati-matian menjadi lulusan terbaik di angkatannya agar bisa bergabung dengan pasukan inti. Mencari selangkah demi selangkah. Ia mencintai pekerjaannya dan anggota timnya yang sangat gila.
Namun, ketika dia sudah lebih dekat dengan kebenaran tentang kasus Ayahnya, Catty harus bekerjasama dengan anggota Dewan Tinggi! Oh, really? Dia harus bekerjasama dengan orang yang gila kesempurnaan yang bahkan sudah lama tidak terjun lapangan? Wait, mereka bahkan harus terlibat dalam pernikahan? Ia harus menikahi pria yang memiliki kekasih? Tuhan, ini sangat buruk!
Oke, fine! Atasannya sudah gila!
Ayo, ramaikan lapak ini dengan Vote dan komen.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon seraphic, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
28. Kerjasama
Hal yang terakhir Deon lakukan adalah tertawa keras, sebelum kepalanya tertoleh ke samping dengan rasa sakit yang mengerikan. Pandangannya menggelap dan tiga detik kemudian ia hanya tau kesadarannya menghilang.
Janessa berseru saat melihat tubuh di depannya yang terbaring tak berdaya.
"Kejam sekali, Cat!"
"Kakiku tak tahan mendengar suara jeleknya," jawab Catty dengan wajah polosnya.
Janessa memutar bola matanya. "Memangnya kakimu punya telinga, hah?"
Gadis yang baru saja menggunakan kakinya dengan baik itu hanya menaikkan bahunya acuh. Anggap saja punya.
Keduanya keluar dari sel yang mengurung Deon dan menguncinya kembali. Berjalan di koridor panjang menuju ke markas utama organisasi.
"Aku rasa kita masih harus lebih lama di Hilarious, Cat," ucap Janessa setelah terdiam lama.
Catty mengangguk, memang itu yang ia butuhkan.
"Meski Deon tak ingin mengatakan apapun selama proses interogasi, aku harap kita masih bisa menemukan sesuatu di sana," harap gadis dengan rambut pirang yang dikuncir tinggi.
Sedangkan, Catty hanya mendecih ketika mendengarnya. "Katakan saja, kau belum siap berpisah dengan teman-temanmu!"
Janessa tertawa dan mengangguk. "Kau tau, Cat. Teman normal kita hanya ada mereka berempat!"
Suara tawa kecil terdengar dari bibir Catty. Yah, Janessa memang benar. Selama ini, mereka berteman dengan hacker, penembak jitu, ilmuwan senjata, ahli bela diri, pokoknya tak ada yang jelas.
Bahkan, Janessa yang besar dalam keluarga Karimova saja tak pernah lagi merasakan pergaulan sosial yang normal.
Semenjak keduanya tamat high school dan memutuskan masuk ke akademi, menjalani berbagai macam pelatihan khusus dan berkarir di organisasi, lalu mendedikasikan diri mereka dalam menjalani misi, keduanya bukanlah gadis yang memiliki kehidupan normal seperti kebanyakan gadis lainnya.
Jadi, tentu saja, mereka sangat menghargai keberadaan Ive, Melly, Joana dan Vera. Meskipun, interaksi mereka masih belum lama ini, tapi mereka berenam memiliki chemistry yang baik.
...'*'*'*'*'*'...
"Apa dia mengatakan sesuatu?" tanya Tuan Hanz ketika pria itu melihat dua gadis gila yang memasuki ruangannya.
Keduanya menggelengkan kepala dan mengembalikan kunci sel pada Tuan Hanz.
"Apa Deon benar-benar tidak mengatakan apapun saat di interogasi?" tanya Catty.
Tuan Hanz menghela nafas lelah. "Hm. Akan sangat sulit untuk kita menentukan langkah selanjutnya tanpa informasi darinya."
"Apa belum ada instruksi dari pihak atas?" Janessa bertanya dengan bingung. Pada akhirnya, ia juga ikut menghela nafas saat melihat gelengan atasannya.
"Jadi, untuk apa kami dipanggil hari ini?" tanya Janessa penasaran sekaligus kesal.
Tuan Hanz melirik jam yang melingkar di pergelangan tangannya. "Kalian akan tau nanti."
"Ayo, kita ke ruang rapat sekarang."
Janessa dan Catty saling melirik dengan penuh kebingungan. Catty terpikirkan sesuatu, apa itu tentang kasus yang Sean bicarakan semalam?
Janessa menjengit kaget saat melihat tombol yang ditekan Tuan Hanz di lift.
"Lantai delapan? Ruang rapat dewan? Apa kasusnya begitu serius?" tanya Janessa penasaran.
Karena, biasanya, mereka hanya melakukan rapat tim di ruangan lantai tiga. Catty rasanya ingin tertawa saat melihat raut wajah temannya. Bagaimana tidak, lantai delapan adalah lantai sakral bagi agen seperti mereka.
Tuan Hanz hanya tersenyum tanpa mengatakan apapun.
Pintu lift terbuka, mereka melanjutkan langkah mereka menuju ruang rapat sebelah kanan. Sebagian orang sudah tiba dan duduk di kursi masing-masing.
"Tuan Hanz, anda membawa dua jagoan anda kali ini."
Sapa salah seorang pria yang duduk di meja bundar, meskipun wajahnya terlihat berumur, tubuhnya masih sangat tegap dan bugar.
Catty dan Janessa segera menundukkan tubuh dan memberi hormat sekilas pada pria itu.
"Bukan apa-apa, mari Tuan Nathan," jawab Tuan Hanz dengan nada merendah.
Keduanya mengikuti di belakang Tuan Hanz yang duduk di salah satu kursi di sana. Selang beberapa lama, semua kursi sudah penuh.
Yang terakhir kali masuk adalah Tuan William beserta beberapa orang dewan yang pernah Catty lihat hari itu. Dan, seorang pria paruh baya lainnya yang terkejut saat melihat keberadaan Catty di sana.
Catty memandang pria itu tanpa memperlihatkan raut wajah apapun. Mereka bertukar tatapan dengan tenang.
Cih, kalian tak perlu menunggu Sean. Pria gila itu sudah pasti tak akan datang karena kegilaannya dalam bekerja.
Rapat organisasi dimulai!
Pria yang datang bersama Tuan William maju memperkenalkan dirinya sebagai ketua tim Unit kriminal kepolisian.
Kasus yang tengah mereka investigasi saat ini adalah Penjualan organ ilegal yang tengah marak terjadi saat ini.
"Awalnya kami menerima laporan orang hilang yang terjadi dalam sebulan terakhir. Namun, kami sudah melacak jejak mereka, tak ada satupun dari korban yang meninggalkan kota. Artinya, markas pelaku ini berada di sekitaran ibukota!"
Catty dan Janessa terkejut ketika mendengarnya. Astaga, kasus macam apalagi ini?
"Buronan yang berhasil kami tangkap adalah seorang perawat yang ikut serta dalam aksi kejahatan ini. Setelah berbagai interogasi yang panjang, kami berhasil mendapatkan informasi." Ketua tim menarik nafas panjang. "Malam besok adalah saat dimana para korban ini di operasi."
Semua orang terkesiap mendengarnya. Malam besok? Mengapa baru sekarang mereka datang kesini? Semua orang berbisik dengan berbagai ekspresi. Kesal, marah, dan lainnya.
Tuan William menepuk meja dengan keras, mendamaikan kembali diskusi yang memanas.
Ketua tim melipat bibirnya kedalam. "Maaf, karena baru sekarang kami mengatakannya. Namun, aku benar-benar butuh pertolongan kali ini."
Semua orang diam dan menunggu apa yang akan dikatakan ketua tim selanjutnya.
"Detektif kami tertangkap oleh mereka saat melakukan investigasi. Kami harus menyelamatkannya!"
Semua orang berteriak saat mendengar itu. Bahkan, Janessa menjatuhkan rahangnya dengan raut wajah terkejut. Apa-apaan? Seorang detektif juga bisa mereka tangkap? Apa sindikat itu bodoh hingga tak bisa menyaring identitas korban mereka?
"Tenang saja, meskipun malam besok mereka beraksi. Kami juga sudah mencari tau semua hal terkait yang dibutuhkan."
Ketua tim menatap semua wajah di dalam ruangan, tubuhnya perlahan menunduk. "Mohon bantuannya!"
...'*'*'*'*'*'...
Tak butuh waktu lama, Organisasi sudah memilih anggota yang akan diutus untuk membantu tim kepolisian. Di dalamnya, termasuk Catty dan Janessa.
Ketua tim juga membeberkan sedikit rahasia kepolisian pada mereka. Mereka tidak menggunakan anggota sendiri sepenuhnya juga dikarenakan rahasia ini. Ketua tim percaya, seseorang dengan status tinggi di kepolisian terlibat dengan beberapa kejahatan yang terorganisir seperti ini.
Tempat persembunyian pelaku melakukan aksinya sudah ditandai. Strategi penyelamatan juga segera diatur. Meskipun, hal ini dilakukan dengan terburu-buru, informasi yang didapatkan kepolisian juga sangat membantu pengaturan strategi yang akan mereka lakukan.
Ah, Catty benar-benar merasa bersemangat kali ini. Misi terakhirnya sudah lebih dari sebulan yang lalu. Setelah mendapatkan bagian tugas masing-masing, Janessa, Catty dan semua orang keluar dari ruangan.
Agen yang bertugas memata-matai situasi segera bergerak cepat mempersiapkan diri mereka untuk segera turun lapangan.
Misi baru, kami datang!
... '*'*'*'*'*'...
Yeyyy bab baru meluncur~
Pastikan kalian Vote + Komen karya ini supaya aku makin semangat updatenya!
Love u,
Sera<3
penataan bahasanya loh keren