(Sedang dalam proses perbaikan kata)
Ketika semua teman-temannya sudah menikah dan memiliki keluarga, Aldo seorang pria yang usianya hampir mencapai 30 tahun masih berjuang dalam urusan percintaannya. Ia telah bergonta-ganti pasangan lebih dari 100 kali dengan hubungan yang hanya berjalan selama beberapa Minggu dan tidak pernah lebih dari 1 bulan.
Di tengah sakit hatinya ketika kembali diputuskan oleh pacarnya yang entah sudah ke berapa kalinya, sebuah system kemudian datang untuk membantunya.
[Saya adalah system yang akan membantu Anda untuk menjadi seorang pria sejati, anda terpilih oleh system karena anda merupakan orang paling menyedihkan di dunia ini.]
Kedatangan system dengan banyak kemampuan spesial yang bisa ia dapatkan dengan mudah memanglah mengubah kehidupan Aldo 360 derajat, tapi misi yang diberikan oleh system juga sangatlah tidak masuk akal.
[Menikah dan membuat 10 anak. Hadiah: 1 miliyar Poin System, 1 miliyar Poin Kemampuan, 100 Miliyar Dollar, 100 tahun t
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SuciptaYasha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chp 23: Laura dan Katharine
Keesokan harinya Aldo dan timnya akhirnya sampai di tempat tujuan mereka yaitu Prancis setelah melalui perjalanan selama 21 jam.
Usai keluar dari pesawat Aldo dan timnya bisa merasakan sensasi yang sangat berbeda ketika berada di Indonesia khususnya dari cuaca dan suhunya.
"Disini sangat dingin, apa mungkin sedang musim dingin?" gumam Aldo sambil memeluk tubuhku sendiri.
"Begitulah, jadi kita harus sampai ke hotel sebelum malam tiba karena suhunya akan semakin dingin." jawab Aria disertai anggukan semua orang.
"Tolong ikuti langkahku dan jangan sampai berpencar." imbuh Aria melihat seberapa padatnya bandara itu.
Sebagai produser Aria memang sudah sering berpergian ke berbagai belahan dunia demi kepentingan bisnis, bahkan beberapa hari lalu dia juga sendirian ke Prancis untuk membicarakan tentang izin syuting dengan pihak terkait.
Dan untuk Aldo, Katharine, dan yang lainnya kecuali Laura tentu ini adalah pertama kalinya mereka berpergian ke luar negeri.
Rombongan mereka menaiki bus umum untuk menuju hotel yang sebelumnya sudah di pesan Aria, hanya dalam waktu perjalanan 30 menit akhirnya mereka sampai di hotel karena letaknya yang memang dekat dengan bandara.
"Semua orang disini punya kamarnya masing-masing, jadi ambillah kunci ini." kata Aria sambil menyerahkan kunci kamar hotel ke masing-masing orang.
"Untuk sekarang beristirahatlah, aku tahu kalian semua lelah usai perjalanan panjang tadi. Kita akan berkumpul di tempat ini besok siang untuk membahas langkah berikutnya." lanjut Aria membuat semua anggota tim senang.
"Akhirnya aku bisa tidur sepuasnya malam ini..." ujar Joey sambil merentangkan tangannya, demi menulis naskah yang berkualitas dia rela begadang selama beberapa hari.
"Aku dengar bir dari Prancis itu sangat lezat, mau mencobanya?" ajak Luca.
"Aku ikut." jawab Gilbert.
"Yang penting jangan gunakan uang perusahaan untuk membeli bir itu." sahut Miles terkekeh pasalnya Luca adalah bendahara yang mengurusi semua keuangan tim.
Mereka bertiga kemudian pergi untuk bersenang-senang, meninggalkan Aria, Laura, Katharine, dan Aldo di tempat itu.
"Oke, kita berpisah disini, sampai jumpa besok siang!" ucap Aria sambil melambaikan tangannya. Sama seperti Joey, Aria juga ingin tidur lebih awal karena sangat kelelahan.
"A- Aldo, apa yang ingin kau lakukan sekarang?" Laura bertanya dengan gugup dan membuat Aldo sedikit kebingungan.
Dia bicara denganku? Semenjak berpisah kami bahkan tidak pernah saling berinteraksi lagi karena dia selalu menghindariku dan sering bersikap dingin denganku - pikir Aldo.
Dia masih sangat ingat bagaimana perjalanannya menumpangi mobil Laura yang suasananya seperti kuburan karena tidak ada yang ingin membuka percakapan hingga mereka sampai di tujuan.
"Ah, aku sudah punya rencana untuk berkeliling di menara Eiffel bersama dengan Katharine, memangnya kenapa?"
"T- tidak ada, hanya saja aku sedang luang sekarang dan tidak tahu harus berbuat apa, jadi-"
"Kau mau ikut dengan kami, Nona Laura?" kata Katharine memotong perkataan Laura.
"Begitulah maksudku..." jawab Laura sambil memandangi wajah mungil Katharine.
Matanya berbinar menunjukkan keluguan sementara bibirnya yang berwarna merah muda sangatlah menawan, mau tidak mau Laura harus mengakui kecantikan gadis muda di depannya itu.
*Tidak, aku tidak boleh lengah, dia adalah saingan cintaku*! - batin Laura berusaha keras untuk tetap kuat akan tujuannya mendapatkan kembali sang mantan.
"Aku tidak keberatan Nona Laura ikut berkeliling dengan kita, bagaimana denganmu Aldo?" tanya Katharine penuh harap, membuat Aldo mau tidak mau harus menyetujui permintaan Katharine.
"Aku tidak keberatan." jawab Aldo yang padahal dalam hatinya dia masih merasa canggung dengan Laura.
"Yey!!"
Katharine bersorak gembira, dia merangkul lengan Laura dan Aldo secara bersamaan dan menyeretnya untuk berkeliling ke luar, tepatnya menuju menara Eiffel yang letaknya tidak jauh dari hotel mereka.
Karena lokasinya yang dekat, mereka memilih untuk berjalan kaki saja sembari menikmati segala jenis makanan yang disediakan oleh toko-toko di pinggir jalan.
Seiring menikmati jajanannya mereka bertiga akhirnya sampai di bawah menara Eiffel, Katharine yang mendongkakkan kepalanya menatap menara yang jauh menjulang tinggi ke langit itu.
"Ini jauh lebih besar daripada yang biasanya aku lihat di TV..." gumam Katharine dengan mata berbinar-binar.
"Mau mencoba naik ke atas sana?" tawar Aldo.
"Bolehkah?"
"Tentu, lagipula harganya tidak terlalu mahal."
Tiket naik lift sampai ke Puncak Menara Eiffel untuk orang dewasa adalah seharga 25 Euro atau setara Rp 406 ribu. Untuk remaja dan anak-anak 13 Euro atau setara Rp 203 ribu.
Aldo dan Laura termasuk orang dewasa sementara Katharine termasuk remaja karena umurnya yang masih belasan tahun, jadi total biaya yang dikeluarkan adalah sekitar 63 Euro atau sekitar 1 juta rupiah.
Untungnya Aria telah menyediakan rekening dengan mata uang Euro di dalamnya, jadi Aldo tidak perlu susah-susah menukar uangnya untuk membeli tiket.
Tak lama kemudian mereka akhirnya mendapatkan giliran untuk menaiki lift ke atas menara Eiffel, seketika Katharine sangat senang ketika melihat pemandangan kota modern di malam hari.
Itu adalah pemandangan yang dulu hanya bisa dia lihat di TV dan sekarang dia tidak pernah menyangka bisa melihatnya secara langsung.
"Aku akan membeli beberapa aksesoris, tunggulah disini sebentar." kata Aldo setelah mereka sampai di puncak menara Eiffel.
Di puncak sana seperti sebuah ruangan besar yang di dalamnya juga ada banyak para pengunjung yang sedang asyik menikmati pemandangan indah di depan mata mereka.
"Hei, apa kau menyukai Aldo?" Katharine tiba-tiba menanyakan sesuatu yang membuat Laura begitu tercengang.
"Hah? A- apa yang kau katakan, itu tidak mungkin hahaha..." jawab Laura sambil tertawa gugup namun dalam hatinya dia jelas sangat panik.
A- apa-apaan ini?! Bagaimana dia bisa tahu sesuatu yang sangat rahasia ini, apakah terlihat begitu jelas kalau aku menyukai Aldo?! - batinnya.
"Kau tahu? Aku adalah salah satu penggemarmu yang sangat mengagumimu karena perjuangan dan usahamu dari nol hingga menjadi sesukses ini, aku sering melihatmu di televisi dan memajang banyak postermu di dinding kamarku dulu..." ucap Katharine tanpa mengalihkan pandangannya ke pemandangan kota.
Ekspresi senang yang dia perlihatkan di depan Aldo menghilang seketika digantikan dengan ekspresi datar namun tanpa menatap wajah Laura.
Laura yang mendengar seberapa Katharine mengaguminya hanya bisa terdiam tanpa tahu harus berkata seperti apa lagi.
"Aku tidak masalah kalau kau menyukai Aldo, bahkan sebaliknya aku tidak masalah kalau Aldo menyukaimu, lagipula aku tidak punya hak untuk mengurus hidupnya."
Pandangan Katharine yang sedari tadi hanya menatap pemandangan indah di depan matanya kemudian menatap mata Laura secara langsung.
Laura sedikit terkesiap melihat senyuman tipis yang terbentuk di bibir munggil Katharine, "Tapi satu hal yang harus kau ingat, akulah pemeran utamanya..."
"Maaf membuat kalian menunggu!" Aldo tiba-tiba datang sambil membawa beberapa aksesoris seperti gelang dan kalung untuk diberikan kepada dua perempuan di hadapannya itu.
Katharine langsung mengubah ekspresinya seperti semula sementara Laura masih tertegun dengan perkataan Katharine barusan.
Apa maksudnya tadi? - pikirnya.
kapan2 dukung karya abal2ku ya suhu...judule 'Psikiater, psikopat dan Pengkhianatan... trmksh...
itu pun kalau gak keikut arus 🤭🤭🤭
apa author gak tahu harga kos sederhana dan layak 😂😂😂🤣🤣
maaf thoor