Terlahir dari keluarga mata biru, namun nasib Aksara berbeda dari anggota keluarga lainya. Pada saat Aksara di lahirkan, ia tidak mewarisi mata biru dari kedua orang tuanya, melainkan ia terlahir dengan mewarisi mata ungu dari kakek buyutnya yang sudah lama tiada.
Aksara hanya mewarisi satu mata ungu di sebelah kirinya, begitu juga dengan kakek buyutnya yang hanya memiliki satu mata ungu di sebelah kanannya, dan mata di sebelah kirinya berwarna biru.
Dan kemudian di sebelah kanannya, Aksara memiliki mata sama persis seperti mata elang dengan warna yang lebih terang dan menyala-nyala.
Keluarga mata biru merupakan golongan keluarga bangsawan yang paling di segani di seluruh wilayah Republik. Keluarga mata biru merupakan keluarga terkuat saat ini, di tambah lagi dengan keahlian khusus mereka, hal itu yang membuat nama keluarga mata biru sangat ditakuti oleh keluarga besar yang lainya.
Setelah tumbuh menjadi pria kuat, Aksara meninggalkan anggota keluargnya dan memilih hidup sederhana.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mr Sad, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 12 : Alam dimensi
"Sudah sampai mana kah si Julian itu? lama sekali!", tanya tuan Erick dengan nada suara tegasnya.
"Saya lupa menanyakan keberadaan dia saat ini tuan," jawab tuan Raga lembut.
"Tuan Erick, apakah anda lupa akan kemampuannya, bila beliau berbicara seperti itu, maka tandanya tuan Julian sudah tidak jauh lagi," ucap nyonya Shopia sambil tersenyum manis.
"Arghhh ... , si Julian ini membuat saya kesal saja."
Bila tuan Erick sudah menunjukkan gigi taring harimaunya itu, maka artinya dia sudah benar-benar marah. Sifat tuan Erick dari dulu memang seperti itu, keluarga bangsawan yang lainnya sudah tak mengherankannya lagi. Namun, di mata orang lain hal tersebut terlihat sungguh sangat mengerikan sekali.
Tuan Raga beberapa kali mencoba mendamaikan suasana di dalam ruang yang terlihat ricuh itu, tapi sayangnya mereka terlalu mengutamakan ego mereka sendiri.
Hingga kemudian datanglah sosok pria misterius berpakaian serba hitam, sebagaimana layaknya seperti seorang prajurit elite abdi negara. Tiada lain dia adalah Aksara.
"Tuan, izinkan saya menyusul mereka," pinta Aksara sambil menunjukan rasa hormatnya itu.
"Silahkan, saya serahkan semuanya kepada anda," ucap tuan Raga masih dengan suara lembutnya yang disertai dengan senyuman rendah hatinya.
"Haha, ini sangat mengelikan hati saya! bagaimana cara anda melakukannya tuan? sementara tuan Raga pun tidak mengetahui keberadaan tuan Julian," tanya salah satu pengusaha pemilik brand sepatu ternama dengan sikap sombongnya itu.
Panggil saja dia David, karena itu adalah nama dari si pengusaha sombong.
Aksara mengabaikan kata-katanya, ia hanya sesekali menatap wajah pengusaha sombong yang tengah duduk diantara kursi para keluarga bangsawan dari berbagai negara lain itu.
Pada saat para tamu undangan mengalihkan pandangannya dari Aksara, di situlah Aksara menatap tajam wajah sang pengusaha sombong itu.
Di balik kacamata hitamnya, mata elang Aksara mengeluarkan sinar hingga mana sinar tersebut membuat sang pengusaha sombong itu terkejut. Dari mata Aksara tuan David bisa melihat kejadian kelam yang akan menimpa dirinya.
Kejadian tersebut adalah hari di mana tuan David akan mati, dan kematiannya itu disebabkan oleh salah satu peluru senjata api yang menyasar ke arahnya.
"Apakah anda bisa melihatnya tuan? penglihatan batin tersebut merupakan salah satu kejadian buruk yang akan menimpa anda di hari ini juga, anda bisa mengubahnya dengan sifat anda sendiri," ucap Aksara dalam dimensi lain.
Huh, huh, huh ....
Suara napas yang tak beraturan.
"Tidakkk ... !", teriak tuan David terlihat ketakutan.
Pada saat tuan David sadar dari alam dimensi yang Aksara ciptakan itu, dia pun melihat bahwa Aksara telah menghilang dari pandangannya.
Tuan David masih mencari keberadaan sosok pria misterius itu seraya menunjukan ekpresi takutnya, namun sayangnya dia tidak bisa menemukan keberadaan sosok pria tersebut. Yang tersimpan diingatannya kini hanyalah tragedi kelam yang akan menimpanya di hari ini juga.
Suara teriakan tuan David membuat semua orang terkejut, suasana di dalam ruang rapat pun kini berubah menjadi hening.
Lalu nyonya sombong dari perusahaan kosmetik yang kala itu duduk bersebelahan dengan tuan David mencoba untuk menyadarkannya, tapi saat itu perasaan tuan David masih berada di bawah kendali Aksara, sehingga suara nyonya sombong dak dapat dia dengarkan sepenuhnya.
Sebut saja nyonya sombong itu nyonya Bety, salah satu pengusaha yang namanya baru-baru ini sering diperbincangkan oleh publik karena produk kosmetiknya dipercaya mampu menghilangkan keriput di wajah penggunanya.
....
"Hei, tuan, anda kenapa?" tanya nyonya Bety sambil sesekali melambaikan tangannya ke arah wajah tuan David.
Itu percuma saja, tuan David masih berada di bawah kendali Aksara. Dan saat itu, nyonya Bety pun melihat mata tuan David bersinar, sehingga tanpa sadar nyonya Bety pun telah masuk ke dalam dimensi yang Aksara ciptakan itu.
Dalam dimensi tersebut dia melihat bahwa perusahaannya telah hancur dikarenakan produk yang dia jual mendapatkan banyak sekali respon negatif dari warga publik.
Bagi mereka yang sudah membeli produk kosmetik dari perusahaan nyonya Bety itu merasa bahwa mereka telah tertipu oleh produk kosmetik yang di jual oleh perusahaan nyonya Bety.
Wajah orang-orang yang telah memakai produknya itu tiba-tiba saja hancur, keriput diwajah mereka malah semakin bertambah banyak saja, bahkan ada diantara mereka yang wajahnya terlihat seperti terbakar.
Huh, huh, huh ....
Suara napas tak beraturan kembali terdengar.
"Tidak, Tidakkk! ini tidak mungkin! ahhh," teriak nyonya Bety terlihat begitu lemas sekali. Hingga pada akhirnya dia terjatuh dan pingsan.
Bagi siapa saja yang tidak sanggup menerima semua kenyataan yang ada pada alam dimensi itu, mereka semua akan kehilangan kesadaran mereka untuk sementara waktu, dan mungkin resiko terburuknya adalah kehilangan jati diri yang dapat mengubah mereka menjadi gila.
"Hei, anda berisik sekali nyonya! apakah anda sudah bosan hidup!", seru tuan Erick dengan lantangnya mengancam orang-orang yang sudah berani membuat gaduh keadaan di dalam sana.
"Hentikan tuan Erick! mereka sedang dipengaruhi oleh energi jahat dari seseorang," ucap nyonya Shopia khawatir.
"Jangan halangi saya nyonya! mereka berdua memang pantas untuk dihukum," tegas tuan Erick sambil mengeluarkan energi jahat yang sangat mengerikan itu.
Nyonya Shopia menatap tajam mata tuan Erick, namun tatapan tersebut tidak membuat sosok pemimpin keluarga bangsawan terkuat kedua itu gentar.
Tuan Raga bangkit dari duduknya seraya mengeluarkan energi yang jauh lebih besar. Aura biru yang memancar dari tubuh tuan Raga terlihat begitu menyeramkan.
"Erickkk! ini belum seberapa, turunkan jati dirimu! apakah saya pun harus mengeluarkan semua kekuatan saya untuk menahan anda," tegas tuan Raga terdengar menakutkan sekali.
Tuan Raga hanya mengeluarkan sedikit energi jahatnya itu, tapi sebagian energi itu sudah mampu menandingi kekuatan tuan Erick di sana.
Keadaan di dalam ruangan mulai pecah, energi-energi jahat membuat suasana se isi ruangan terlihat berbeda. Para tamu undangan dibuat panik, mereka berpikir akan ada perkelahian yang terjadi di dalam sana.
Wajah-wajah para pengusaha itu terlihat begitu pucat sekali, sedangkan kebanyakan dari mereka hanyalah orang-orang biasa yang tak memiliki kekuatan apa pun di dalam dirinya. Cuma ada sebagian pengusaha yang memiliki energi di dalam dirinya, itu pun tidak banyak.
Dengan perlahan energi jahat tuan Erick mulai memudar. Ia pun duduk kembali di kursinya itu dengan perasaan kesalnya.
"Hmmm, anda tidak perlu mengeluarkan energi sebesar itu hanya untuk menahan saya tuan," ucap tuan Erick dengan wajah cemberutnya
"Apa? hahaha, padahal itu hanya kekuatan kecil saja. Ya, kalau begitu saya minta maaf tuan," ucap tuan Raga tertawa lepas.
Keadaan genting mulai teredam, nyonya Shopia dari keluarga bangsawan Mata Merah Muda pun melanjutkan pekerjaannya yang tertahan itu. Lalu di sana tuan Teja dari keluarga bangsawan Mata Hijau pun ikut membantu nyonya Shopia.
Di saat-saat seperti ini hanya mereka berdua lah yang mampu menangani semua masalah yang sedang terjadi di dalam sana. Walaupun, sebenarnya tuan Raga pun mampu melakukan jauh lebih baik daripada mereka, dia memilih untuk terdiam saja seraya memperhatikan kekuatan kedua orang spesial itu apakah kekuatan nyonya Shopia dan kekuatan tuan Teja masih sama seperti dulu, atau bisa jadi sudah mulai melemah.