NovelToon NovelToon
Miss Troublemaker

Miss Troublemaker

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Nikah Kontrak / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:3.5k
Nilai: 5
Nama Author: Egha sari

Bintang, CEO muda dan sukses, mengajukan kontrak nikah, pada gadis yang dijodohkan padanya. Gadis yang masih berstatus mahasiswa dengan sifat penurut, lembut dan anggun, dimata kedua orang tuanya.
Namun, siapa sangka, kelinci penurut yang selalu menggunakan pakaian feminim, ternyata seorang pemberontak kecil, yang membuat Bintang pusing tujuh keliling.
Bagaimana Bintang menanganinya? Dengan pernikahan, yang ternyata jauh dari ekspektasi yang ia bayangan.
Penuh komedi dan keromantisan, ikuti kisah mereka.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Egha sari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 24.

Sera dan ibu, akhirnya memilih pulang kembali ke rumah. Rencananya, malam nanti mereka akan ke klinik bersama Bintang.

Dalam kamar, yang didominasi warna putih. Sera mondar-mandir, dengan gelisah. Rasa bersalahnya menyeruak di permukaan. Tidak adil, menanggung ini sendirian. Sebab dari awal, ini adalah rencana Bintang, yang pada akhirnya, pria itu mengingkari ucapannya sendiri.

"Mati gue, kalau ketahuan minum pil, bagaimana?"

Padahal, hanya cek kesehatan biasa. Namun, ia sudah setakut itu. Ia seperti seseorang, yang berbuat dosa besar dan menyembunyikan lalu takut akan terbongkar.

"Dasar, setan sialan! Bisa-bisanya, ikut campur semalam."

Sera mulai menyalahkan siapapun, termaksud mahluk yang tak terlihat, namun memiliki peran yang sangat besar. Ia seolah menjadi dalang utama dan otak dibalik semuanya.

Mahluk itu, kini menjadi tersangka. Bagaimana tidak? Sera yang mula-mula melawan, memberontak, pada akhirnya terdiam, dan entah mengapa suara kecilnya tiba-tiba pecah. Ia benci sekaligus malu, jika mengingat kejadian itu.

Bukan saatnya, memikirkan itu. Pikiran Sera, memperingatkan. Ada sesuatu, yang lebih penting. Bagaimana caranya, agar mereka tidak jadi pergi? Sekalipun hari ini batal, bagaimaa dengan hari-hari berikutnya? Sera ingin berteriak, saking frustasinya.

Ponsel? Ah benar, ia perlu mencari tahu sendiri. Kecepatan tangan Sera, tiba-tiba meningkat. Ia mengetik, mencari, lalu membaca dengan cermat setiap artikel yang ada. Tidak puas, ia membaca artikel lain.

"Ah, benar. Aku hanya perlu berpura-pura. Tapi, ...." Sera berteriak. "Ah, sial! Pura-pura, apa?"

Sera blank. Baru kali ini otaknya, tidak bisa diajak kerjasama. Pura-pura sakit, sama saja bunuh diri. Pura-pura ada urusan, pasti diantar sama manusia itu. Ingin pulang ke rumah orang tua, itu bahkan lebih buruk. Bisa-bisa, mereka berjamaah mengantarnya ke klinik.

"Berpikir, Sera!" Sera menarik napas dan menghembuskannya perlahan, secara berulang kali.

Pada saat yang tidak tepat, Bintang menelpon. Sera ingin mengabaikan, tapi percuma. Karena, dia pasti akan menelpon ibunya.

"Halo, Kak."

"Apa benar, kau ke rumah sakit?"

"Iya. Siapa yang bilang?"

"Mama yang bilang. Untuk apa, kesana?"

"Aku juga tidak tahu." Tiba-tiba, Sera terpikir sesuatu. "Kak, malam ini mama mau mengajakku ke klinik. Tapi, aku sedang tidak mood. Aku masih sangat lelah, karena semalam. Apa bisa lain kali saja?" Sera memohon dengan nada penuh harap. Jika Bintang berasa didepannya, mungkin ia akan membuat kedua matanya berbinar-binar.

"Aku akan bicara, sama mama. Kau istirahat saja. Apa kau mau makan sesuatu?"

Apa ini? pikir Sera, mendadak perhatian, justru membuatnya merinding dan berpikir yang bukan-bukan.

"Tidak ada, Kak."

"Baiklah."

Sera kegirangan. Kenapa otak kecilnya, baru tersadar sekarang? Sekarang, dia punya aset, untuk dimanfaatkan. Tunggu! Bukankah, saatnya ia tidur dengan menampilkan wajah lelahnya. Sebentar lagi, ibu mertuanya pasti datang untuk konfirmasi.

Dengan cepat, Sera berganti pakaian, mengacak-acak rambutnya, lalu tidur dengan menggunakan selimut. Ah, dia melupakan sesuatu. Ia kembali bangun, menghapus make upnya dengan satu kali gesekan kapas, ke seluruh wajah.

Dan benar saja, ibu mertua langsung datang, disaat yang tepat.

"Kamu tidur, Nak?"

"Aku hanya baring, Ma."

"Bintang bilang, kita tidak perlu ke klinik. Katanya, bisa lain kali. Menurut kamu, bagaimana?"

"Aku ikut saja, Ma."

"Padahal, Mama ingin memeriksa kandungan kamu," ujar ibu mertua. Nadanya, terdengar seolah kecewa. Namun, ada harapan yang tersirat didalamnya.

Apa ini? Pikir Sera. Sepertinya, sang ibu mertua sedang memintanya untuk membujuk sang suami, agar mau pergi ke klinik malam ini.

"Ma, bagaimana kalau lain kali saja. Sejujurnya, Sera masih lelah. Semalam, kak Bintang, .... " Sera sengaja menggantungkan kalimatnya. Berharap, kalimat itu dilanjutkan kembali sang ibu mertua dalam pikirannya.

"Hahaha.... Kalian ini." Ibu mertua tersipu, sembari tertawa. "Ya, sudah. Kamu istirahat saja. Kita bisa pergi lain kali."

Kalimat "Lain kali", kini mengganggu pikiran Sera. Dia selamat hari ini, tapi bagaimana dengan hari-hari lainnya. Kenapa hanya untuk ke klinik saja, dia harus bermain petak umpet? Sepertinya, dia harus mencari tahu tentang pemeriksaan kehamilan meliputi apa saja. Agar, ia tidak perlu, menghindar lagi.

🍓🍓🍓

Ditempat berbeda. Ada seorang pria, yang sejak datang terus saja tersenyum, tanpa sebab. Ada kebahagiaan yang tidak bisa ia bagi, bahkan sekedar menceritakannya. Tumpukan dokumen, sudah seperti tumpukan surat cinta. Tersenyum, kadang tertawa geli, sembari menggelengkan kepala. Entah, ada pikiran apa yang tiba-tiba melayang diatas kepalanya.

Namun, sang sekretaris yang menyaksikan kejadian janggal itu, justru memandangnya berbeda. Ia merinding! Atasannya, tidak seperti biasanya. Bicara seperlunya, namun terdengar pedas, hingga menusuk kendang telinga. Sorot matanya, yang seperti mau memangsa buruan, membuat para karyawan menghindarinya. Lalu, siapa yang duduk disana dan tersenyum sepanjang hari? Seperti, bunga-bunga sedang bermekaran disekitarnya.

"Pak. Apa ada hal yang membahagiakan?" Reza akhirnya bertanya, dari pada melihat senyuman itu yang seperti menganggu pemandangan.

"Kau sudah menikah?"

"Belum, Pak."

"Ya, sudah. Percuma!"

Itulah, kata-kata yang tingkat kepedasannya masih tergolong level satu. Dan Reza, tidak mengerti. Hubungan pernikahannya dengan senyuman atasannya itu.

"Pak," panggil Reza, yang melupakan hal penting karena terbawa suasana.

"Apalagi?"

"Dari Departemen Desain, ingin bertemu."

"Nanti saja. Bilang, aku akan kesana langsung."

"Baik, Pak." Tumben, dia menjawab dengan nada lembut, pikir Reza.

"Pak. Saya hampir lupa." Kini Reza mendapatkan tatapan tajam. "Maaf, Pak. Ini tentang model produk kita. Ada nama baru yang diusulkan presdir. Beliau ingin, Anda menandatangani kontraknya."

"Mana? Berikan padaku!"

"Ada diatas meja, Anda."

Reza pamit keluar. Sementara, Bintang mencari dokumen yang dimaksud diantara tumpukan itu. Ia membuka map itu, seperti biasa. Tanpa ada niat untuk membaca terlebih dahulu, karena sang ayah yang mengusulkan. Namun, lirikan matanya terfokus pada sebuah nama yang sangat ia kenal.

...Hania Permata...

Bintang menghentikan ujung pulpennya, diatas kertas. Berpikir sejenak. Apa dia membutuhkan pekerjaan? Atau dia tidak mau menyerah? Bintang, tidak menemukan jawaban dari kedua pertanyaannya itu.

"Pah," panggil Bintang, yang langsung menerobos diruangan sang ayah.

"Kenapa? Kamu sudah tanda tangan?"

"Tidak. Aku menolak."

"Kenapa?" Sang ayah menatapnya heran. "Bukankah, dia temanmu?"

"Karena, dia temanku. Aku tidak mau. Jika dia mau bergabung, seharusnya mengikuti prosedur."

"Maaf. Bukannya, ayah tidak mau mengikuti aturan. Nama itu, usulan dari mertuamu. Katanya, Hania butuh pekerjaan. Dia tidak mau bekerja, di perusahaan pamannya, karena tidak mengerti apa-apa."

Bintang bingung, tentang hubungan Hania dan Sera. Dari pertemuan mereka, tampaknya tidak saling kenal. Apalagi, keduanya terlibat adu mulut.

"Sebentar, Pah. Apa hubungan Hania dengan keluarga Sera?"

"Tidak ada. Paman Hania berteman dengan ayah Sera, cukup lama. Sepertinya, dia meminta bantuan kepada mertuamu."

"Kalau begitu, .... "

🍓🍓🍓

1
Metal Black
bagus
Hintalo Babanam
🥰🥰🥰
dreams
Terima kasih, Kak.
Hintalo Babanam
Cerita yg bagus 😊
Hintalo Babanam
hanya bisa secangkir kopi ya thor, dan secangkir lgi untuk bab selanjutnya 😉
Andar Oss
Semangat otor...lanjut ya...
ceritanya bagus, jadi ga sabar nunggu up
dreams
Mudah-mudahan cerita ini menarik buat kalian. terimakasih
Rian Moontero
mampir thooor,,yuukk up lagi,,smangaaaat💪💪🤩🤩🤸🤸
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!