Bagaimana nasib gadis nakal itu setelah dinikahkan oleh Daddy nya dengan seorang pria matang yang sudah mempunyai kekasih ?.
" walaupun kita sudah menikah Aku tidak akan ikut campur soal hubungan kalian , asal kemanapun kakak pergi Aku ikut " Pernyataan Ara yang duduk di tepi ranjang pada Rey dimalam pernikahan mereka .
" Hehhh, gadis gila jadi kau juga ingin ikut ketika Aku jalan dengan kekasihku ?" ucap Rey menatap gadis itu dengan sorot mata intimidasi.
" Kemanapun Kakak pergi Aku ikut " senyum lebar Ara penuh kemenangan karena hanya bersama Rey lah Ara bisa melihat dan menikmati dunia luar dengan bebas tidak seperti kehidupan nya selama ini yang layaknya burung di dalam sangkar emas .
" Aku berjanji hanya ikut saja tidak akan mengganggumu Kak " sambung Ara meyakinkan.
yuk baca kelanjutannya 📜
S2 dari novel Ambisi Cinta Gadis Labil
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mul, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 25 Lahirkan seorang anak untukku
" Papi , hiks " air mata Ara meleleh saat Rey semakin memperdalam ciuman nya .
Muachh
Muachh.
" Kenapa menangis ?" tanya Rey dengan lembut sampai Ara yang masih di tindihnya bisa merasakan hembusan nafas Rey .
" Hiks " Ara hanya ingin menangis setelah kejadian yang terasa begitu cepat itu dan Ara baru menyadari semuanya setelah Rey selesai menciumnya.
" Jangan menangis Baby " senyum hangat Rey menghapus air mata Ara lalu mengecupi pipi Ara lagi berulang kali .
" Jangan, hiks " tangis Ara semakin keras menatap mata Rey, logika dan hati Ara mengatakan jangan di biarkan tapi tubuh Ara sama sekali tidak bisa menolak sentuhan Rey yang membuat seluruh tubuh Ara serasa terkunci hingga tidak bisa menolak .
" Kenapa ?" suara rada basah Rey mencium Ara lagi dan lagi hingga merasakan suhu tubuh Ara meningkat drastis saat Rey terus merangsang nya .
" Enggak " tangis Ara setelah lama baru menolak dan tidur memunggungi Rey menangis semakin keras di balik selimut .
" Ara " ucap Rey kembali merangkul gadis itu masuk kedalam pelukannya walaupun dari belakang .
" Hiks, Papi lepasin Ara " tangis Ara yang merasakan tubuhnya seketika lemas bahkan tidak kuat lagi untuk sekedar menolak sentuhan Rey .
" Papi peluk aja ya biar hangat tidurnya" ucap Rey memeluk semakin erat Ara dari arah belakang dan meletakkan dagunya di pundak Ara yang berbaring memunggungi nya .
" Enggak " ucap Ara terus berusaha menjauh .
" Ara tatap Papi " ucap Rey membalikkan Ara agar menatapnya.
" Udah jangan nangis lagi apalagi merasa ternodai , sepasang suami istri biasa melakukan hal seperti yang kita lakukan tadi " jelas Rey menghapus air mata Ara dengan senyuman khas nya.
Rey tau Ara sedang merasa hancur sekarang karena hal yang Rey lakukan padanya sehingga seluruh tubuhnya terasa lemas untuk sekedar menolak Rey seperti biasa.
" Ta, tapi ," pikiran nya benar-benar membuat Ara ingin terus menangis .
" Ara istri Papi jadi sah-sah saja kita melakukan nya jangan merasa berdosa " ucap Rey benar-benar menjelaskan secara detail dengan bahasa halus agar istri kecilnya yang memang belum mempunyai pikiran dewasa itu tidak salah paham .
" Hiks tapi nanti suami Ara kecewa karena,"
" Suami Ara Papi selama nya " bantah Rey dengan tegas .
" Enggak , Papi nggak cinta Ara " ucap Ara menangis semakin keras masih terbayang-bayang Rey menciumnya.
" Papi sedang belajar mencintai Ara seutuhnya" pernyataan Rey tulus dari dasar hatinya .
" Enggak , Papi bohong nanti setelah dapat apa yang Papi inginkan dari Ara pasti Papi bakal pergi " ucap Ara menatap Rey sendu .
" Tidak Ara " ucap Rey meyakinkan.
" Pokoknya Papi harus tanda tangan surat perjanjian kita " ucap Ara langsung duduk begitu teringat surat perjanjian mereka.
" Duduklah " ucap Rey masih mencoba tersenyum saat untuk kedua kalinya dia disodorkan surat perjanjian perceraian oleh istri kecilnya.
" Cepat tanda tangan, jangan jadi laki-laki pengecut yang mengingkari janji dengan tidak melaksanakan kesepakatan yang sudah dibuat " ucap Ara yang berdiri menghapus kasar air mata di pipiku.
" Aku akan tanda tangan dengan satu syarat " ucap Rey ikut duduk mengambil surat di tangan Ara.
" Apa syaratnya?" tanya Ara .
" Lahirkan seorang pewaris untuk ku " pernyataan Rey yang membuat Ara kaget mendengarnya.
" Itu namanya Papi merugikan ku " suara keras Ara menatap Rey tajam .
" Kita sama-sama dirugikan setelah perceraian ini Aku juga akan kehilangan seluruh hartaku jadi Aku hanya minta seorang anak untuk menemaniku menjalani masa-masa sulit itu padamu " jawab Rey dengan realistis walaupun sebenarnya bukan begitu maksud Rey .
" Papi tenang saja Aku berjanji tidak akan mengambil sepeser pun harta yang Papi punya setelah bercerai" ucap Ara dengan ikhlas yang membuat Rey bernafas kasar .
" Ara kamu menerima atau tidak harta itu bakalan tetap untukmu sesuai pasal pra nikah yang Aku tanda tangani " jawab Rey dengan ekspresi wajah lesu nya seolah-olah merasa paling dirugikan disini .
" Kalau gitu nanti tinggal balik nama , Aku akan mengembalikan nya Pi" ucap Ara yang memang tidak berniat juga untuk mengambil harta Rey .
" Astaga susah sekali mengibuli gadis polos yang ternyata begitu pintar " batin Rey memejamkan mata mencoba merangkai kata dalam diam .
" Tidak bisa dibalik nama Ara harta itu mutlak menjadi milik kamu jika kita bercerai" ucap Rey yang membuat Ara langsung tertunduk lesu mendengarnya.
" Ehhh tapi Aku ada ide " ucap Ara langsung tersenyum lebar dengan begitu semangat .
" apa?" tanya Rey dengan wajah bimbang nya .
" sini Pi baring dulu biar aku bisikkan nanti ada orang dengar malah bocor rencana nya ke keluarga kita " ucap Ara .
Rey dengan patuh berbaring karena penasaran dengan rencana Ara walaupun sebenarnya tak ingin Ara sampai punya cara aman untuk berpisah dengan nya .
Mata Rey menatap dengan fokus Ara yang berbaring satu bantal berdua dengan nya saat ini .
" dalam pasal itu semua harta Papi bakal jadi milik aku kalau kita bercerai kecuali Ara melakukan kesalahan yang jelas " ucap Ara yang teringat ucapan Rey tempo hari .
" Jadi kamu ingin melakukan kesalahan?" tanya Rey to the points bisa membaca pikiran gadis itu.
" Iya , Ara tidur aja sama pria lain nggak pake baju terus Papi seolah pergoki kapan perlu video kan " ide brilian Ara Kate dengan begitu seolah Ara melakukan kesalahan yang tidak bisa dimaafkan.
" Papi mau kan ?" tanya Ara dengan antusias yakin sekali Rey bakal setuju dengan ide brilian nya .
" Tidur tidak pakai baju ?" tanya Rey dengan senyuman lebarnya seolah setuju .
" Iya Pi, kapan perlu kayak telan, jang walaupun tidak sepenuhnya" ucap Ara bertepuk tangan karena akhirnya menemukan solusi .
Plakkk.
" bisa-bisa nya otak kecil ini berpikiran begitu " geram Rey menampar pantat Ara berulang kali saking emosinya.
" Awww sakit Pi, tapi kan semua itu cuma settingan doang emang Papi pikir Aku wanita apaan mau begituan sama laki-laki" bantah Ara mengelus pantat nya yang di tampar Rey .
rasanya aneh tapi enak!
" Mau ya Pi?" tanya Ara lagi pada suaminya dengan polos .
" Enggak , pokoknya jika ingin Aku menandatangani surat perjanjian itu lahirkan seorang anak untukku" tegas Rey merasa frustasi berbicara dengan Ara .
" Kalau Papi cuma mau anak ambil aja di panti asuhan banyak tinggal pilih " ucap Ara dengan entengnya.
" Astaga Ara, Aku ingin darah dagingku sendiri . Anak Aku bukan anak orang lain " ucap Rey menekan setiap ucapan nya .
" Yaudah kita ikut program bayi tabung aja biar Aku tidak Papi unboxing " ucap Ara dengan lebih gampang lagi dan pikiran polosnya yang begitu realistis .
" Tidak , Aku yang akan memasukkan benihku langsung kedalam rahimmu" ucap Rey dengan tegas yang sebenarnya akan menaklukkan Ara lewat percintaan mereka nanti .
" Papi perkosa dong Akunya" ucap Ara menutup mulutnya