Kelanjutan dari cerita 'Dan Cinta itu Kamu'.
Jadi, sebelum baca yang ini, baca dulu cerita sebelumnya ya, 'Dan Cinta itu Kamu'.
Setelah empat tahun berusaha untuk melupakan perasaannya terhadap Khumaira, Yoongi kembali bertemu dengan seorang gadis berjilbab lagi. Pertemuan keduanya terjadi di rumah orangtua Yoongi.
Ternyata bukan hanya Yoongi yang menaruh hati pada Zeera. Jungkook yang saat itu tidak sengaja Bertemu dengan Zeera pun menaruh hati pada gadis tersebut.
Saat Yoongi dan Zeera mulai akrab, Tuhan kembali mempertemukan Yoongi dengan Khumaira dan juga Namira, anak dari Khumaira dan Rangga.
Ternyata Rangga sudah meninggal satu tahun yang lalu saat perjalanan dinas keluar kota. Saat itu usia Namira sudah tiga tahun.
Akankah cinta lama Yoongi kembali tumbuh?
Berhasilkah Jungkook mendapatkan cinta Zeera?
Lalu Husna dan Hobi, yah mereka juga saling jatuh cinta. namun tidak ada kendala
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Amalia Shah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
28. Kebahagiaan Hobi dan Kesedihan Yoongi
Hari wisuda Zeera dan Husna. Kedua gadis cantik itu memakai gamis batik yang elegan berwarna gelap. Kedua orang tua mereka juga turut hadir.
Satu hari sebelumnya. Hobi sudah menelpon Husna, kalau dia tidak bisa menghadiri wisuda Husna dan Zeera dikarenakan ada jadwal manggung. Tapi Hobi dan member BTS yang lain akan menunggu di sebuah cafe, yang tentunya sudah di booking oleh Hobi.
Acara wisuda selesai pukul 12.00. Husna sudah memberitahu Zeera, dan kedua orangtua mereka tentang rencana Hobi yang akan mengadakan pesta kecil-kecilan untuk merayakan wisuda keduanya.
Mobil hitam mewah sudah terparkir. Di luar mobil sudah menunggu seorang paman paruh baya yang merupakan supir pribadi keluarga Hobi. Dengan ramah, paman tersebut mempersilahkan semuanya masuk ke dalam mobil.
"Benar dia cuma temenmu, Na?"
Pertanyaan ibu Mala membuat pipi Husna memerah.
"Iya mah. Cuma temen kok."
"Tapi sebentar lagi juga jadi calon suami, Tante." Celetuk Zeera, kemudian tertawa.
Husna menyikut lengan Zeera. Keduanya duduk di bangku paling belakang mobil. Zeera masih saja cekikikan.
Ibu Mila dan ibu Ratna hanya tersenyum melihat tingkah kedua putri mereka.
"Tante, kalau misal dia ngelamar Husna, gimana? Apa Tante sama om bakal nerima dia jadi menantu?" Zeera kembali bersuara.
"Zee-ra!" Geram Husna. Zeera hanya menatap Husna, meledeknya.
"Kalau memang dia orang nya baik, se iman, Tante sih nggak masalah."
"Walaupun beda negara, beda budaya tan?"
"Iya. Gimana menurut papah?" Tanya Bu Mila pada sang suami.
"Papah juga sependapat sama mamah. Kalau memang mereka saling mencintai, kenapa harus di larang?"
"Kamu nggak takut Husna nanti kenapa-kenapa Rud?" Tanya papah Zeera-Arlan.
"Memangnya kenapa?"
"Temen cowok nya itu kan idol. Pasti kehidupannya glamor, nggak jauh dari yang namanya dunia malam, wanita, minuman. Belum lagi kalau dia punya hatters."
Mendengar ucapan pak Arlan, kedua sahabat itu saling pandang. Perasaan Zeera sudah tidak enak. Hatinya menciut. Dia sudah tidak mungkin mendapat restu dari papah nya kalau memang ingin bersama Yoongi.
"Tapi nggak semua idol kaya gitu pah. Hobi oppa sama Yoongi oppa sudah jadi mualaf. Mereka sudah menjauhi hal-hal yang dilarang oleh agama." Sanggah Zeera.
"Tapi tetap saja Zee. Papah tetap tidak akan setuju kalau ada salah satu dari mereka yang ingin mendekati mu apalagi melamarmu." Tegas pak Arlan.
"Pah, jangan suka menilai buruk semua idol seperti itu. Apa yang Zee katakan betul lho." Bela ibu Ratna, mamah Zee.
"Kalau papah bilang tidak, ya tidak mah."
Zeera sudah lemas. Husna sedari tadi memegangi tangan Zeera. Sahabatnya itu sudah kehilangan kata-kata untuk berdebat dengan papahnya. Wajah sedihnya dia sembunyikan dibalik senyum terpaksa nya.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Sampai di cafe. Zeera, Husna dan keluarga disambut hangat oleh member BTS, minus Jungkook. Di antara mereka, ternyata hadir juga kedua orangtua Hobi. Nyonya Jung memeluk Husna serta Bu Mila-mamah Husna.
Selang lima belas menit, Jungkook datang bersama Khumaira dan Namira.
Karena sudah masuk jam makan siang, semua bersiap menikmati berbagai makanan yang sudah tersedia di atas meja. Pak Rudi yang memang dituakan, memimpin doa sebelum makan, meskipun diantara mereka ada yang tidak beragama. Semua makan dengan khidmat tanpa ada yang bersuara.
Namira sudah bisa makan sendiri. Kadang ketika kesulitan, Jungkook yang sigap menyuapi Namira.
Sesi makan siang selesai. Para waiters berdatangan membereskan piring, gelas dan sisa makanan yang masih ada. Mereka bergantian ke dapur, lalu kembali membawa makanan penutup.
"Tuan Rudi, ada yang ingin saya dan istri saya sampaikan."
"Apa itu tuan Jung?"
Hobi terlihat gugup.
"Hobi, anak saya mencintai anak tuan-Husna. Saya mohon izin untuk meminta Husna menjadi menantu keluarga Jung. Apa tuan Rudi dan nyonya Mila memberi izin?"
Hobi mencuri pandang pada Husna. Sedang Husna tertunduk malu. Sedangkan yang lain saling mengulum senyum. Bahkan Jungkook tersenyum lebar pada Khumaira yang duduk di sampingnya.
"Saya berterimakasih atas niat baik tuan. Tapi untuk jawaban diterima atau tidaknya, saya serahkan pada Husna. Karena dia yang akan berumah tangga." Pak Rudi mencoba untuk bijak
"Husna, bagaimana?"
Husna mengangkat wajahnya, menatap nyonya Jung yang baru saja bertanya padanya. Kemudian dia menatap sang mamah yang berada di sampingnya.
"Mah?"
"Apapun keputusan kamu, mamah sama papah akan menerimanya."
"Apa kau ragu dengan perasaanku?"
"Ah, bukan begitu oppa. Aku hanya, hanya shock karena ini begitu tiba-tiba."
"Jadi, apa jawabanmu?"
Husna menghela nafas, mengucap bismillah.
"Aku, aku terima lamaran oppa." Husna tertunduk, menyembunyikan semburat merah muda di pipinya.
Semua bersorak gembira. Hobi, Jungkook, Khumaira, Yoongi, Zeera, orangtua Husna dan orangtua Zeera mengucap Hamdallah.
"Terimakasih Husna." Senyuman Hobi terus mengembang.
Husna hanya mengangguk.
Suara Sorai bahagia mewarnai ruang cafe di lantai satu. Semua member heboh dengan diterimanya lamaran Hobi. Jimin dan Taehyung tidak henti-hentinya menggoda Hobi, mengajak uri sunshine menari.
"Nuna, apa kau mau aku lamar juga?" Bisik Jungkook. Namun terdengar oleh Yoongi dan Jin yang duduk bersebelahan dengan mereka berdua. Yoongi dan Jin saling tatap, mengangkat bahu.
"Diam kau!" Khumaira melirik tajam pada Jungkook.
Jin dan Yoongi menahan tawa melihat ekspresi Jungkook yang terlihat kecewa dengan ucapan Khumaira.
Disaat nyonya Jung menanyakan tanggal dan hari yang bagus untuk lamaran resmi, tetiba telpon pak Rudi berdering. Dia berpamitan pada semua orang untuk menerima panggilan masuk.
Pak Rudi berjalan menuju lantai dua di cafe tersebut. Yoongi izin pamit ke toilet. Ya, awalnya dia pergi ke toilet. Saat akan kembali berbaur dengan yang lain, tetiba ada bisikan dari pikirannya untuk pergi menemui pak Rudi.
Kaki Yoongi perlahan menapaki anak tangga. Dia melihat pak Rudi mondar mandir sambil berbicara dengan seseorang di sebarang telpon. Mimiknya terlihat serius. Yoongi berdiri tidak jauh dari tangga, menunggu pak Rudi selesai dengan urusannya.
Pak Rudi selesai bertelepon. Memasukkan handphone ke saku celananya. Berjalan ke arah tangga.
"Tuan, boleh kita bicara sebentar?" Yoongi mencegah pak Rudi yang hendak turun.
"Boleh. Bicaralah."
"Saya ingin melamar Zeera. Apa tuan mengizinkan?" Ucap Yoongi tanpa basa basi.
Pak Rudi menatap Yoongi dari atas sampai ke bawah.
"Kau seorang idol, kenapa tidak mencari pasangan dari sesama idol?"
"Saya mencintai Zeera, tuan."
"Cinta saja tidak cukup."
"Kalau materi, tuan tidak perlu khawatir."
"Saya tahu, dan itu pasti kau punya segalanya."
"Tapi bagaimana dengan rasa aman, nyaman? Bagaimana jiga suatu saat nanti kau di rumorkan dengan idol wanita? Belum lagi sasaran dari haters." Pak Rudi menatap tajam Yoongi.
Perasaan Yoongi sudah tidak enak. Dia terdiam mencoba mengontrol emosinya yang hendak meledak.
"Maaf, saya tidak memberi izin Zeera menikah denganmu ataupun dengan idol lainnya. Saya sudah menjodohkan Zeera dengan pengusaha asli Indonesia. Pernikahan mereka akan berlangsung tahun ini juga." Pak Rudi pergi begitu saja meninggalkan Yoongi yang sedang kecewa.
Yoongi masih diam di posisinya. Rahangnya mengeras, tangannya mengepal. Matanya melirik ke atas langit-langit cafe, berusaha menahan agar airmata tidak terjatuh.
Pak Rudi sudah kembali berbaur dengan yang lainnya. Kembali ikut berbicara mengenai lamaran Husna dan Hobi. Beliau sama sekali tidak menyinggung soal pembicaraannya dengan Yoongi di lantai dua cafe.
Setelah menetralkan suasana hatinya, Yoongi membawa langkahnya ke lantai dasar. Meski bisa menahan tangisnya, namun rasa kecewa terlihat jelas di wajahnya. Yoongi duduk di sebelah Khumaira. Sesekali terdengar helaan nafas dari Yoongi. Khumaira menoleh.
"Kau ditolak?" Bisik Khumaira.
Yoongi mengangguk pelan. Dia tidak bertanya, darimana Khumaira tahu tentang apa yang menjadi beban pikiran Yoongi.
Tentu Khumaira tahu. Sejak Yoongi berjalan ke arah tangga, Khumaira sudah memperhatikannya. Matanya tidak berpaling dari gerak gerik Yoongi, sampai pria itu di lantai dua. Mata Khumaira juga menangkap sosok pak Rudi disana. Feeling Khumaira kuat soal niat Yoongi ingin melamar Zeera. Maka tak heran saat Yoongi kembali dengan wajah kecewanya, Khumaira langsung mengajukan pertanyaan tersebut.
"Apa cintamu padanya hanya sebatas itu?"
Yoongi menoleh, menatap Khumaira. Wanita itu segera mengalihkan pandangannya, dia tidak mau menatap mata Yoongi.
"Kalau kau sungguh-sungguh, teruslah berjuang untuk mendapatkan restu orang tuanya." Khumaira tersenyum, tapi masih belum berani menatap Yoongi.
"Apa yang kalian bicarakan?"
"Ra-ha-sia." Jawab Khumaira melihat pada Jungkook.
"Nuna!"
"Apa?"
Jungkook cemberut, menatap tidak suka karena Khumaira menyembunyikan sesuatu darinya. Apalagi Khumaira bicara berbisik-bisik dengan Yoongi.