NovelToon NovelToon
Mamaku Simpanan Suamiku

Mamaku Simpanan Suamiku

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh / Cinta Terlarang / Pelakor / Wanita Karir / Romansa / Pelakor jahat
Popularitas:5.8k
Nilai: 5
Nama Author: Grace caroline

"Simpanan Suamiku selama ini ... MAM4?!!! nggak mungkin, nggak mungkin mam4 tega melakukan ini padaku. Aarrgghhh!!!"

Ungkapan kekecewaan Kimberly terdengar melalui jeritan kerasnya setelah menemukan kebenaran yang tersembunyi di ponsel suaminya. Mam4 yang selama ini dihormatinya dan sangat disayanginya, ternyata adalah simpanan dari suaminya sendiri.

Bagaimana jadinya jika orang yang kau anggap sebagai mam4 tiri yang begitu kau cintai melebihi siapapun, dan kau perlakukan dengan penuh kasih sayang seperti mam4 kandungmu sendiri, tiba-tiba menjadi sumber konflik dalam pernikahanmu?

Di depannya ia terlihat begitu baik, namun di belakangnya ia bermain peran dengan licik. Penasaran dengan kisahnya? Segera simak perjalanan emosional Kimberly hingga akhir cerita!!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Grace caroline, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 10. Akan Membalas Dend4m

Malam harinya sekitar pukul delapan malam, terjadi kejadian tak biasa di mana Kimberly baru saja tiba di rumah. Hal ini cukup mengejutkan mengingat biasanya dia pulang lebih awal, sekitar jam empat sore atau paling lambat jam enam sore.

Saat tiba di rumah, Kimberly terlihat tidak mengucapkan salam terlebih dahulu, melainkan langsung memasuki rumah.

Di dalam, dia menemukan suasana yang menarik perhatiannya; William dan Dania sedang duduk di meja makan, tengah menikmati hidangan malam mereka, sementara Tasya juga hadir di antara mereka.

Kimberly biasanya akan datang menghampiri mereka dan makan bersama, tapi setelah tahu kebenaran tentang Dania dan William, Kimberly menjadi enggan untuk berlama-lama dengan mereka lagi.

Dia segera naik ke kamarnya di lantai atas untuk istirahat karena tubuhnya terasa sangat lelah. Namun, saat melihat Kimberly pulang, Dania yang memang sayang pada Kimberly segera menyapanya dan menghampiri Kimberly.

"Baru pulang Kim? kok malem banget, tadi ada banyak ya kerjaannya?" tanya Dania lembut.

Kimberly segera menghentikan langkahnya dan membalikkan badannya menatap kearah Dania. Saat itu ia ingin marah pada Dania atas kelakuannya dengan William, tapi sebisa mungkin Kimberly menahan amarahnya dan tersenyum, seolah-olah tidak ada yang terjadi.

"Iya, Ma. Tadi ada banyak banget pembeli yang minta di anterin ngecek dan jaraknya jauh-jauh. Haduh, aku capek banget, mau langsung istirahat," jawab Kimberly dengan ekspresi yang menunjukkan kelelahan, sambil menguap lebar.

Semua ekspresi dan sikap yang ditunjukkan oleh Kimberly mampu membuat Dania tersenyum tanpa disadari, dan senyuman itu kemudian disadari oleh Kimberly. Kimberly berusaha keras untuk menahan gelombang emosinya pada saat itu.

"Yaudah kamu istirahat aja, ehm tapi kamu udah makan belum? tadi mama udah masak, kamu makan gih, mumpung masih anget loh," ujar Dania hangat seperti biasanya, namun melihat kehangatan Dania, Kimberly segera mem4ki-m4ki namanya di dalam hati.

"Topengnya kayak seorang ibu, tapi hatinya kayak pel4kor. Dasar, selama ini aku baik banget sama dia, ngasih uang bulanan, ngyekolahin Tasya dan lain-lain. Tapi ini balasan dari dia?!" ucap Kimberly di dalam hati sembari berusaha tersenyum kearah Dania.

"Aku udah makan Ma tadi di luar. Aku mau langsung tidur aja. Ngantuk aku, capek juga. Aku ke atas ya, mama jangan begadang nanti," ucap Kimberly. Tanpa menunggu jawaban, dia memutar tubuhnya dan melangkah menuju kamarnya, siap untuk istirahat. Atau mungkin lebih tepatnya, pura-pura istirahat.

Setibanya di dalam kamar, Kimberly dengan cepat mengganti pakaiannya sebelum melangkah menuju ranjang. Dengan santainya, dia duduk bersandar pada headboard tempat tidur dan membuka ponselnya. Tanpa ragu, Kimberly langsung menghubungi teman baiknya, Jennifer.

(Jen, Lo dimana?)

Tidak ada satupun balasan dari Jennifer, namun setelah beberapa waktu, pesan tersebut akhirnya terbaca dan Jennifer terlihat mulai mengetikkan balasannya.

(Hai Kim. Gue di rumah. Habis balik gue tadi. Ehm Lo sendiri dimana? baik-baik aja kan Lo sampe rumah? nggak oleng kan? Ini pertama kalinya Lo mabuk loh. Gue takut Lo nyasar.) - Jennifer

(Nggak, gue nggak papa. Gue udah di rumah ini. Thank ya tadi udah nemenin gue ke bar buat minum.) - Kimberly

(Sama-sama Kim. Tapi gue heran kok Lo bisa ngajakin gue kesana. Lo lagi ada masalah ya?) - Jennifer

(Iya, gue lagi ada masalah. Minggu besok kita ketemuan di luar aja ya gue mo cerita sama Lo sesuatu.) - Kimberly

(Jangan di rumah.) - Kimberly

(Oh oke kita ketemuan di luar aja. Ehm btw Lo lagi ngapain? Tumben chat gue jam segini? Nggak tidur Lo?) - Jennifer

Setelah kembali ke rumah dari kegiatan di luar, Kimberly merasakan rasa kantuk yang semakin memudar seiring berjalannya waktu. Sebelumnya, dalam suatu kesempatan, dia menghabiskan waktu yang menyenangkan di sebuah bar bersama temannya, Jennifer.

Pada awalnya setelah pulang bekerja, Kimberly hanya ingin langsung kembali ke rumah tanpa mau kemana-mana lagi, namun suasana hatinya yang terganggu membuatnya mengambil keputusan yang berbeda.

Dalam keadaan sedikit kesal, Kimberly memutuskan untuk menghubungi Jennifer dan meminta temanannya untuk menemani ke bar.

(Gue lagi nggak bisa tidur. Gue mo chat-an sama Lo. Bingung gue Jen. Besok gue ceritain deh masalah gue. Gue nggak bisa cerita di hp gini.) - Kimberly

Setelah berbincang-bincang di aplikasi pesan selama beberapa menit, bahkan hampir satu jam lamanya, keduanya akhirnya mengakhiri percakapan.

Namun, ketika Kimberly mendengar langkah kaki mendekati kamarnya, dengan cepat ia meletakkan ponselnya dan berpura-pura tidur. Dengan menutup mata, dia merasakan kehadiran seseorang yang memasuki ruangan dengan langkah-langkah yang pelan.

"Udah tidur ya? bagus deh, aku bisa ke kamar Dania sekarang." ucap William setelah dia melihat Kimberly sudah tidur. Padahal tanpa dia tau Kimberly sedang pura-pura tidur dan mendengar semua ucapannya.

Setelah memastikan bahwa Kimberly sudah tertidur pulas, William dengan cepat meninggalkan kamar dan menuju ke kamar Dania. Namun, tak lama setelah William pergi, Kimberly tiba-tiba bangun dari tidurnya dan tanpa ragu mengikuti langkah William.

"Aku ikuti kamu mas. Awas aja!" Kimberly terus mengikuti langkah William, hingga William memasuki kamar Dania dan mengunci kamar itu dari dalam.

"Si4lan! dia mau suntik-suntikan lagi ya, awas. Aku rekam kalian, aku sebarin video ini ntar di media sosial biar semua orang tau kelakukan bvsuk kalian di belakangku!" ujar Kimberly dengan nada tajam.

Tanpa ragu, ia segera mengambil kursi yang berada tidak jauh dari tempatnya dan meletakkannya di depan pintu kamar Dania sebagai pijakan.

Kimberly pun naik ke kursi tersebut dan mulai mengintip melalui celah ventilasi yang terletak di atas pintu. Kejutan besar melanda saat ia menyaksikan suaminya dan ibunya tengah melakukan sesuatu di dalam kamar.

Tanpa menunggu waktu lebih lama, Kimberly segera menempatkan kamera kecil miliknya di celah ventilasi dan mengaktifkannya, menghubungkannya dengan ponselnya.

Setelah memastikan kamera siap merekam, Kimberly meninggalkan tempat tersebut dan kembali ke kamarnya, bersiap-siap untuk tidur. Namun, meskipun dia berusaha sekuat tenaga, tidur sepertinya sulit untuk datang.

Setelah beberapa percobaan yang tidak membuahkan hasil, akhirnya dengan sendirinya Kimberly pun akhirnya terlelap dalam tidurnya.

..................................

Hari itu, matahari bersinar terang di langit biru saat Kimberly tiba di sebuah cafe yang telah disepakati sebelumnya dengan Jennifer untuk bertemu. Mereka duduk di sudut cafe yang tenang, dikelilingi oleh aroma kopi yang harum dan suara gemerincing cangkir yang bersentuhan.

"Ada apa, Kim? kayaknya dari chat Lo semalem Lo lagi banyak masalah ya? Lo cerita aja sama gue siapa tau gue bisa bantu," tanya Jennifer sambil menyeduh kopi untuk keduanya.

Kimberly menatap temannya dengan tatapan penuh kekhawatiran. 

"Lo bener Jen, gue lagi ada masalah. Sebenarnya ini masalah rumah tangga dan ada hubungannya sama keluarga gue. Cukup pribadi buat gue cerita ke orang lain. Tapi gue nggak kuat Jen, Gue perlu bercerita sama Lo." jeda Kimberly.

Ekspresi wajahnya terlihat bercampur antara ingin menangis atau mungkin juga marah. Semua perasaan itu seolah menyatu menjadi satu di dalam benaknya.

"Jen, kemaren Gue baru aja tahu kalo suami gue, mas William dan mama tiri gue, Dania, ngelakuin perselingkuhan di belakang gue. Mereka mesra-mesraan Jen di dapur, terus pelukan gitu. Mereka bilang kalo untung gue dah tidur makanya mereka bisa pelukan gitu," 

Jennifer terkejut mendengar pengakuan Kimberly. "Oh No! Kim, gue nggak percaya mereka bisa ngelakuin hal kayak gitu sama Lo. Ini sangat-sangat gil4, kayak di film-film Lo tau. Kelakuan mereka kek anj**g! bangs** banget!!" 

Kimberly mengangguk sedih. "Gue juga nggak percaya, Jen. Tapi gue nggak akan biarin mereka ngehancurin hidvp gue gitu aja. Gue akan membalas dend4m."

Jennifer memegang tangan Kimberly dengan penuh empati. "Apa yang pengen Lo lakuin, Kim? Gue nggak pengen Lo terluka dan kena masalah."

Kimberly tersenyum pahit. "Gue nggak akan diem aja, Jen. Gue butuh saran Lo. Bagaimana caranya gue bisa membalas dend4m ke mereka?"

Jennifer berpikir sejenak sebelum akhirnya memberikan saran. "Kita harus berhati-hati, Kim. Kita harus mencari tahu lebih banyak tentang perselingkvhan mereka sebelum bertindak. Kita harus membuat mereka merasakan apa yang mereka lakuin ke Lo."

Kimberly mengangguk setuju. "Gue akan lakuin apa pun yang perlu gue lakuin, Jen. Gue nggak akan biarin mereka lolos gitu aja."

Jennifer menyetujui ucapan Kimberly. Kedua orang yang tega menyakiti hati orang lain, terutama jika itu adalah Keluarganya sendiri perlu mendapatkan konsekuensi yang setimpal. "Sip, gue dukung Lo Kim. Lo lakuin apapun dan buat mereka jera, gue bakal bantu Lo." 

Mereka berdua merencanakan strategi mereka dengan cermat, menentukan langkah-langkah yang perlu diambil untuk membalas dend4m pada William dan Dania.

.............................

Sore harinya, Dania bersiap-siap untuk pergi ke resepsi pernikahan temannya di gereja. Dia ditemani oleh putri kesayangannya, Tasya, yang pada saat itu tidak ada acara apapun dan tidak ada orang lain yang berada di rumah untuk menjaganya.

"Ma, aku senang bisa ikut menghadiri acara itu!" ucap Tasya dengan riang.

Dania tersenyum melihat antusiasme putrinya. "Mama juga senang kamu bisa ikut, Nak. Kita akan bersenang-senang di sana."

Mereka pun segera berangkat ke gereja. Sesampainya di sana, mereka disambut dengan dekorasi yang indah dan suasana yang meriah. Dania melihat teman-temannya yang sudah berkumpul di sana dan mereka pun langsung berbincang-bincang.

"Tasya, lihat deh, ada kue dan makanan enak di sana. Ayo kita ambil sebelum habis!" ajak Dania.

Tasya langsung berlari ke arah meja makanan dan mulai mengambil makanan favoritnya. Mereka berdua pun duduk di meja dan mulai menikmati hidangan yang disajikan.

"Ma, aku suka resepsi pernikahan. Semuanya terlihat begitu bahagia," ucap Tasya sambil menyantap kue.

Dania mengangguk setuju. "Ya, memang begitu. Pernikahan adalah momen yang spesial dan indah. Semua orang merayakannya dengan penuh kebahagiaan."

Mereka berdua terus menikmati acara resepsi pernikahan tersebut. Mereka ikut menari dan bernyanyi bersama teman-teman Dania. Tasya terlihat begitu ceria dan bahagia.

"Ma, aku ingin menikah seperti mereka suatu hari nanti," ucap Tasya sambil tersenyum.

Dania tertawa mendengar ucapan putrinya. "Tentu saja, Nak. Suatu hari nanti kamu juga akan menikah dan merayakan momen spesial itu bersama orang yang kamu cintai."

Mereka berdua pun melanjutkan menikmati acara resepsi pernikahan tersebut hingga menjelang malam. Saat tiba waktunya pulang, mereka membawa pulang tidak hanya kebahagiaan dari acara tersebut, tetapi juga kenangan manis yang akan selalu teringat.

Sebagai bonus, mereka juga dibuat senang dengan oleh-oleh berupa kue dan beragam bingkisan yang diberikan kepada mereka sebelum pulang.

"Terima kasih, Ma, sudah mengajakku datang kesini.  Aku benar-benar senang," ucap Tasya sambil memeluk Dania.

Dania tersenyum bahagia. "Sama-sama, Nak. Mama juga senang bisa menghabiskan waktu bersama kamu disini. Tadi kamu makan banyak kan kue-kue di dalam, kamu juga ceria sekali. Mama senang melihatmu bahagia seperti tadi,"

Mereka berdua pun masuk ke dalam mobil dan pulang ke rumah dengan senyum yang terpancar jelas di wajah mereka. Namun, tanpa disadari oleh keduanya, di belakang mobil yang mereka kendarai, ada sebuah kendaraan lain yang tengah mengikuti mereka dengan seorang wanita muda di dalamnya.

Bersambung ...

1
Ira
Aduh hallu nya jgn keterlaluan msk sekelas artis aja bayaran gk semahal itu jadi wanita panggilan .. Apalagi kelas ibu dpt 75 jt.. Bokis bgt..
◍•Grace Caroline•◍: hehe ini ada daya tariknya tersendiri kak. baca terus ya
total 1 replies
Masitoh Masitoh
isshh muka mu letak d mana dania
◍•Grace Caroline•◍: di dengkul kali ya/Curse//Curse/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!