Keluarga besar yang sangat berkuasa, namun memiliki beberapa pewaris yang saling bertikai untuk memperebutkan kekuasaan puncak.
Salah satu dari mereka tidak peduli bersaing dengan cara kotor sekalipun, karena di dasari dengan selalu kalah dalam hal kekuatan bertarung kelompok maupun individunya.
Keluarga berkuasa itu, adalah keluarga Button.
Keluarga ini menguasai politik, bisnis dan dunia bawah tanah.
Saking kuatnya keluarga Button yang menetap di ibukota negara Trukotan yaitu kota Katao, sehingga jika orang-orang dari keturunan keluarga besar dan kecil lainnya, mereka mendengar tentang keluarga Button langsung terkejut....
=
=
Yuk ikuti kisahnya..
Sengaja menggunakan nama negara maupun kota yang asal sebut agar imajinasi lebih liar...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon wissuwe, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
011 PENGINTAI
Chapter 011. PENGINTAI.
\=
Setelah keduanya kembali ke Hotel Mercure, mereka langsung istirahat! Mereka berempat tidak tahu bahwa sekitar Hotel Mercure dan wilayah-wilayah terdekatnya sedang di selidiki oleh keluarga Sanggoro.
Karena tuan besar Sanggoro sedang mencari cucunya yang hilang, hingga akhirnya di sore hari keluarga Sanggoro menemukan Rudi Sanggoro tergeletak tidak sadarkan diri di semak-semak pinggir jalan di pinggiran kota Emerald.
Ini membuat keluarga Sanggoro sangat marah, hingga dia memberikan perintah pada orang kepercayaannya untuk melakukan sesuatu.
Kekuasaan keluarga Sanggoro dalam dunia bisnis cukup kuat, sehingga mereka bisa langsung tahu siapa yang melakukan itu semua.
Karena kelompok kapak merah kuat di kota Emerald, maka tuan besar Sanggoro meminta Sugi untuk fokus menyelidiki Riko Setiadi dan yang lainnya.
Sehingga di sekitar Hotel Mercure banyak orang-orang yang mengintai pergerakan Rudi, Alda dan yang lainnya.
Hingga ada beberapa orang yang menyamar menjadi tamu! Mereka tidak berani langsung terang-terangan membuat masalah di Hotel Mercure, karena menurut kabar Hotel Mercure ini masih anak perusahaan keluarga kuat di kota Katao.
Sehingga Keluarga Sanggoro lebih memilih berhati-hati, karena luang lingkup mereka hanya sebatas kota Emerald.
Ketika malam tiba, keempatnya berkumpul untuk makan malam.
Karena mereka menyewa kamar Presidential suite, mereka tidak perlu keluar hidangan kelas mewah sudah di sediakan.
Tama makan dengan lah, dia makan sambil berbincang.
"Aku sudah sangat lama tidak makan makanan seperti ini lagi! Sehingga sangat bersemangat." ucap dia sambil mengunyah makanan di mulutnya.
Padahal mulut itu penuh dengan makanan, namun anehnya dia masih bisa berbicara meskipun tidak terlalu jelas.
"Makan saja dulu, berbicara belakangan! Aku tau kita biasa memakan makanan hambar beberapa tahun di gunung, tapi tidak perlu di bicarakan saat di mulut mu ada makanan!" Alda mencoba menasehati.
Sedangkan Dion hanya melihat Tama dan lanjut makan dengan tenang, sedangkan Riko memperhatikan ketiganya.
"Ya aku tau, tapi ini terlalu enak!" jawab Tama.
Sudah sangat wajar jika seseorang sudah bertahun-tahun tidak makan makanan enak, lalu dia memakan kembali pasti heboh karena saking senangnya.
"Sebaiknya, kita harus keluar hotel malam ini! Aku merasakan kita selalu di awasi." ucap Riko berbeda topik.
Diao langsung meliriknya, lalu dia langsung berucap.
"Sepertinya orang-orang dari si tuan muda bodoh itu yang sedang mengawasi kita!" jawab Dion.
"Apa kalian akan menjebak mereka agar keluar?" Alda menimpali.
"Itu yang aku maksud, sepertinya bertindak di siang hari terlalu merepotkan." jawab Riko.
"Di malam hari adalah keahlian ku dalam memaksimalkan pertarungan." Dion menyeringai.
Lalu dia lanjut makan, sedangkan Tama tidak memperdulikan pembahasan mereka dia hanya fokus menikmati makanan di meja itu.
Bahkan, makanan milik Alda saja masih sempat di comot oleh Tama saking enaknya dia makan.
Setelah selesai makan, semuanya langsung berkemas untuk segera keluar dari Hotel Mercure! Mereka akan menjalankan rencana.
Padahal pengintai itu bergerak sangat hati-hati, bahkan mereka mengawasi dari jauh! Namun dengan kepekaan mereka berempat yang sudah di latih di tingkat ekstrim mereka dapat dengan mudah merasakan pergerakan mereka.
*
Sedangkan di gedung yang berjarak kurang lebih satu km dari gedung Hotel Mercure! Beberapa orang sedang duduk sambil memegang tropong teleskop senjata! Hanya saja tropong itu tidak di pasang di senjatanya.
Mereka sedang mengawasi Riko dan yang lainnya, setelah melihat ada pergerakan mencurigakan orang itu langsung memberikan penjelasan pada temannya.
"Mereka bergerak, sepertinya akan bersiap-siap pergi dari Hotel, segera laporkan kepada pemimpin!" ucap orang itu cepat.
Rekanya langsung merebut tropong teleskop itu, dia langsung memeriksa kebenaran ucapan temannya. Setelah memastikan dia langsung mengeluarkan ponselnya lalu menghubungi pemimpinnya.
"Bos, orang itu keluar!" ucap dia dengan cepat.
Di sebrang telfon, menyeringai dan berucap dengan berat.
"Ikuti kemana mereka pergi, jika ada peluang langsung habisi mereka!" ucapnya.
"Baik..!" jawab orang yang memberikan berita.
Dia dan yang lainnya adalah pasukan yang di bentuk oleh Sugi secara mandiri, itu artinya mereka adalah orang-orang keluarga Sanggoro.
Bisa di katakan Sugi adalah orang yang terampil, setelah keluar dari kelompok mafia di kota lain karena insiden berdarah dia terdampar di kota Emerald dan di tolong oleh keluarga Sanggoro, sehingga dia sangat setia seperti anjingnya keluarga Sanggoro.
Inilah kenapa keluarga Sanggoro bisa naik hanya dengan beberapa puluh tahun, hingga sampai ke titik puncak bisnis.
Namun Sugi tidak tahu seluk beluk dalamnya dunia hitam di kota Emerald, sehingga dia tidak mengenal keluarga Setiadi.
Hanya kelompok kapak merah yang sedikit tahu, sehingga kelompok kapak merah sangat takut dengan keluarga Setiadi.
Inilah kenapa, Sugi tidak langsung berurusan dengan kelompok kapak merah namun lebih memilih Riko Setiadi dan teman-temannya.
*
Di sisi lain.
Sugi yang baru saja mematikan panggilan telfonnya, hanya menyeringai dengan tajam.
"Nak kalian memilih lawan yang salah! Jika saja tidak bertemu aku dan keluarga Sanggoro kalian masih bisa makan enak besok." ucap dia sambil memutar-mutar ponselnya di tangan.
Lalu dia menghisap cerutu yang tadi di letakkan di asbaknya sebelum menerima telfon.
Setelah itu ruangan yang di tempati langsung penuh dengan asap rokok! Pintu ruangan terbuka, seorang laki-laki tampak tua masuk.
"Sugi, kenapa sampai sekarang belum ada kabar tentang bajingan itu?" ucap tuan besar Sanggoro.
"Tuan, mereka baru akan keluar dari Hotel Mercure! Tuan tahu sendiri kita tidak bisa menyinggung Hotel Mercure, sehingga hanya bisa mencari kesempatan ini. Sedangkan kesempatan yang kita tunggu telah datang!" ucap Sugi dengan langsung mematikan cerutunya.
"Baiklah, ini kabar baik...!" ucap tuan besar Sanggoro sambil menyeringai.
Setelah itu dia kembali pergi dari ruang kerja Sugi, di ruang kerja inilah semua keganasan yang di lakukan keluar Sanggoro kepada rekan bisnis yang melawan dan membangkang kepada mereka.
Sehingga keluarga Sanggoro di kenal pebisnis yang kejam di kota Emerald, inilah kenapa Rudi Sanggoro merasa bahwa mereka berkuasa penuh di kota Emerald.
Namun naas, Rudi Sanggoro kali ini bertemu Riko dan yang lainnya! Apa lagi Riko adalah orang yang bringas dalam bertarung.
Sehingga dia hingga sekarang masih terkapar tidak sadarkan diri di rumah sakit milik keluarga Sanggoro.
Mukanya penuh dengan perban, hanya terlihat lubang kecil di mata dan mulutnya! Sedangkan kakinya di gipsi dan tidak boleh bergerak dalam waktu lama.
Sepertinya dia akan terbaring sangat lama di rumah sakit, jika saja sembuh dia akan pincang karena tulang keringnya yang patah sangat parah.
Bahkan, wajahnya yang tampan tidak akan terlihat lagi kecuali dia operasi plastik! Karena tulang hidung patah dan tualang rahangnya bengkok.
Dia di gambarkan sebagai tuan muda yang terhina.
\=
.