NovelToon NovelToon
Jebakan Murid Nakal

Jebakan Murid Nakal

Status: tamat
Genre:Tamat / Beda Usia / Cinta Seiring Waktu / Romansa / Terpaksa Menikahi Murid
Popularitas:6.3M
Nilai: 4.7
Nama Author: weni3

Berawal dari jebakan berujung menikah paksa. Sesuatu yang tak pernah terbayangkan sebelumnya. Satria guru Matematika yang datang setelah mendapatkan ancaman dan secarik kertas dengan bertuliskan alamat. Tak mengira jika kedatangannya ke rumah salah muridnya akan merubah status menjadi menikah. Terlebih murid yang ia nikahi terkenal cantik namun banyak tingkah.
"Ayu!"
"Nama aku Mashayu Rengganis, panggil aku Shayu bukan Ayu! Dasar guru Gamon! Gagal move On!"
Mampukah Satria menghadapi tingkah istrinya?
Dapatkah keduanya melewati masa pengenalan yang terbungkus rapi dalam ikatan pernikahan? Atau menyerah di saat cinta saja enggan hadir di hati keduanya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon weni3, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Sial!

Satria kembali ke lapangan dengan membawa dua bola basket, dia melirik Mashayu yang tampak acuh dengan wajah cemberut. Ingin rasanya mendekat dan meminta maaf tetapi, situasi yang tidak memungkinkan karena, akan banyak murid yang menaruh curiga akan hubungan keduanya.

Penilaian di mulai, satu persatu murid maju sesuai dengan urutan nomor absen. Satria memperhatikan, menghitung, dan memberi nilai. Sampai di mana Mashayu maju dan mulai melempar bola ke ring basket. Keahlian Mashayu lumayan bagus, dalam waktu satu menit sudah memasukkan berulang kali dan tidak banyak yang meleset. Gerakannya pun lincah dan mengundang sorakan para siswa yang melihatnya.

Waktu yang di berikan hanya 3 menit dan harus bisa memasukkan minimal 15 kali jika ingin nilai di atas tujuh puluh.

"Dua puluh, dua puluh satu, dua puluh dua...."

"The queen master semangat!" sorakan dari siswa di belakang sana begitu kencang.

"Awas ketukar bolanya sama bola sendiri Shay!"

"Cepet Shay tambah lagi, waktu udah mau habis."

"Dua puluh empat, dua puluh lima..." Shayu nampak fokus hingga di detik terakhir, ia masih ada kesempatan untuk melempar bola sekali lagi sebelum waktu benar-benar habis.

"Dua puluh ....."

Dugh

"Auwh..."

"Pak Satria!"

"Shayu ringnya kenapa pindah ke kepalanya Pak Satria? Yang bolong itu kan kamu bukan beliau!" celetuk Topan ngasal membuat Shayu menatap jengah.

Murid yang lain memperhatikan dan segera beranjak untuk mendekati guru mereka. Lemparan yang cukup kuat membuat bola datang dengan kencang dan entah mengapa di detik terakhir melesat ke arah Satria.

Satria yang sedang mencatat nilai tidak bisa mengelak saat bola datang, alhasil mengenai dirinya dan kini kening itu memerah dengan kepala terasa keliyengan.

Satria membungkukkan tubuhnya dengan tangan menyangga lutut. Para murid mendekati dengan rasa khawatir lalu heboh menanyakan kondisinya.

"Kalian kembali ke posisi semula, penilaian tetap dilanjutkan dan saya minta salah satu dari kalian untuk menghitungnya!" Karena masih ada beberapa murid lagi, Satria memutuskan untuk melanjutkan penilaian sedangkan dia menepi ke sisi lapangan untuk istirahat.

Sejak tadi Shayu hanya diam memperhatikan tanpa mau mendekat. Masih nampak acuh sekali dengan apa yang terjadi dengan Satria.

Semua murid kembali fokus dan Cakra mendekati Satria yang sejak tadi memijit pelipisnya.

"Mumet Masse?" tanya Cakra dengan suara lirih.

"Hhmm..."

"Ini minum dulu!" Cakra memberikan botol minum yang berisi air mineral miliknya pada Satria. Kemudian dengan cepat diterima dan diminum oleh Satria.

Cakra menoleh ke arah Shayu yang membuang muka duduk di sebelah Arita. Satria pun ikut menoleh ke arahnya, jengkel sekali rasanya saat si pelaku tidak ada basa basi sama sekali.

"Shay, kasihan Pak Satria tuh. Samperin sana! Seenggaknya kamu minta maaf sama Pak Satria. Benjol itu kepalanya, kamu merusak penampilannya yang tampan itu," cibir Arita dengan berusaha membuat Shayu mau meminta maaf. Arita pun heran mengapa Mashayu tidak terlihat bersalah sama sekali.

"Ck, tunggu di sini, jangan ikut aku!" Shayu segera berdiri dan melangkah mendekati Satria, malas sekali dia saat harus berhadapan lagi dengan sang suami di kala hati sedang terluka karena ucapannya yang seperti pedang.

Dua pasang mata bertemu dengan perasaan kesal. Cakra melihat ada percikan emosi di mata Shayu memilih untuk melipir membantu temannya untuk menghitung.

"Sakit?" tanya Shayu dengan sikapnya yang datar.

"Menurutmu?"

"Tidak seberapa dengan sakit di hati saya akibat lemparan kalimat dari lidah tajam Anda!" jawab Mashayu dengan wajah penuh kekecewaan dan mata yang berkaca-kaca. Shayu pergi setelah mengambil sapu tangan miliknya dan membasahi dengan air dingin sisa dari Satria minum tadi. Dia menempelkannya ke kening Satria dan berlalu tanpa kembali bersuara.

...****************...

Pelajaran selanjutnya kembali di mulai, Shayu mengikuti pelajaran dengan setengah hati hingga di jam istirahat gadis itu nampak murung dan hanya mengaduk-aduk makanannya tanpa berselera.

Para sahabat pun memperhatikan dengan heran, ingin rasanya mereka bertanya tetapi, mengurungkan niatnya setelah melihat bulir air mata Shayu masuk ke kuah bakso.

"Asin dah tuh kuah bakso!" bisik Topan kepada kedua sahabatnya.

"Diemin aja jangan di ganggu! Kalo mau kamu ambil aja baksonya, sayang-sayang mubazir. Lihat aja nanti juga di tinggal sia-sia itu bakso semangkok," sahut Arita dengan lirih.

Cakra tidak ikut menyahut, dia tau betul jika sikap Shayu ada kaitan dengan kakaknya. Maka dari itu, Cakra tidak ingin ikut bicara. Lebih baik membiarkan saja karena masalahnya sudah menyangkut rumah tangga.

Sampai di jam pulang sekolah Mashayu pun menolak di antar pulang oleh Arta. Dia hanya menatap Arta dalam diam dan kembali melangkah tidak peduli.

"Sayang..."

"Namaku Shayu!" tegasnya dengan suara yang hampir tidak terdengar.

"Iya Shayu, kenapa sich? Ada masalah?" tanya Arta, dia yakin Shayu sedang tidak baik-baik saja. Terlihat sekali dari wajah sendunya meskipun saat ini tengah memasang wajah jutek.

"Aku mau pulang, lain kali saja tanyanya!" ketus Shayu.

Arta menggelengkan kepala melihat langkah panjang Shayu yang berlari menuju mobil. Sebagai pacar Arta bingung dengan sikap Mashayu yang sulit di dekati.

"Sebenarnya kamu menganggap aku apa sich Shay?" gumam Arta yang terdengar oleh pria yang berdiri tak jauh darinya. Pria itu sejak tadi memperhatikan sepasang kekasih dengan sang gadis yang pergi meninggalkan kecewa.

Shayu melajukan mobilnya dengan hati gamang, rasanya tidak ingin pulang ke rumah suaminya tetapi, bagaimana dengan mertuanya? Shayu seakan muak dengan sikap Satria yang membuatnya jadi galau.

Mobil Shayu menepi dengan terpaksa, dia turun dan memperhatikan salah satu ban mobilnya yang bocor. "Sial!" umpatnya. Mashayu menendang ban mobilnya berulang kali. Hati yang kesal semakin ingin marah. Dia memijit pelipisnya bingung harus menelpon siapa.

Shayu mencoba menghubungi Cakra tetap panggilannya tidak kunjung dijawab. Mungkin, karena Cakra pun sedang berada dalam perjalanan. Mashayu berdiri bersandar bemper mobil dengan menatap jalanan yang mulai sepi. Maklum sudah hampir perbatasan desa karena, rumah Satria yang sudah termasuk pedesaan tidak seperti rumah Mashayu yang terletak di kotanya. Jadi semakin sore tinggal pengendara dengan angkutan pribadi saja yang melintas.

Tin

Tin

Tin

Tubuh Shayu tersentak setalah mendengar bunyi klakson di belakangnya. Dengan cepat mashayu menoleh melihat siapa gerangan yang membuatnya terkejut.

Shayu kembali membuang muka saat tau siapa orang yang membunyikan klakson itu. Dia kembali ke posisi semula tanpa peduli dengan Satria yang turun dari motornya.

"Kenapa?" tanya Satria kalem.

"Lihat saja sendiri!" ketus Mashayu, dia malas sekali menjelaskan dan membiarkan Satria mengecek sendiri apa yang terjadi dengan mobilnya.

"Bocor?" lirih Satria setelah mencari tau apa yang terjadi sehingga Mashayu terdampar di sini. "Ikut saya! Mobilnya biar nanti pegawai bengkel yang ambil."

"Nggak mau!" jawab Shayu kekeh.

"Kesampingkan dulu ngambeknya, ayo pulang!"

Shayu masih enggan untuk menoleh apa lagi menerima ajakan Satria. Rasa kesalnya belum kunjung kelar, sampai di mana dia merasakan tangannya di sentuh dengan lembut dan di tuntun naik ke motor pria itu.

"Ini bener Guru Gamon aku bukan sich?"

1
🏠⃟ᵐᵒᵐરuyzz𝐀⃝🥀ˢ⍣⃟ₛ🍁❣️🥑🤎㊍㊍
hahhahaha ya Allah... ko benar2 polos sih hahahahha
🏠⃟ᵐᵒᵐરuyzz𝐀⃝🥀ˢ⍣⃟ₛ🍁❣️🥑🤎㊍㊍
hahahahahhahahahahha
Jennifer Jatam
Luar biasa
Jennifer Jatam
Lumayan
🏠⃟ᵐᵒᵐરuyzz𝐀⃝🥀ˢ⍣⃟ₛ🍁❣️🥑🤎㊍㊍
Luar biasa
🏠⃟ᵐᵒᵐરuyzz𝐀⃝🥀ˢ⍣⃟ₛ🍁❣️🥑🤎㊍㊍
/Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Ami Usrekk
😂😂😂
Sufiaa Ulfaa
Luar biasa
Ratih Hermansyah
/Facepalm//Facepalm//Curse/mahluk surga dunia shayu yg bikin merem melek plus ketagihan/Sly//Sly//Sly/
jeje
Luar biasa
Ratih Hermansyah
/Facepalm//Curse//Curse//Curse/pasangan koplak
Ratih Hermansyah
/Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Curse/
NanniAkbar NanniAkbar
pasti seru kalo ada crta si Cakra😅
Anonymous
ok
Vivi Wong
karya terbaik
Capricorn 🦄
ok
Ami Usrekk
hahahaha bengek ya allah 🤣🤣
Allaric Rudi Syahputra
Luar biasa
Allaric Rudi Syahputra
Lumayan
Quinn Cahyatishine
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!