Adelia Adena, seorang gadis SMA yang ekstrover, ceria dan mudah bergaul dengan siapa saja, tiap harinya selalu di isi dengan keceriaan dan kebahagiaan.
Hingga suatu hari hidupnya berubah, ketika sang Ayah (Arsen Adetya) mengatakan bahwa mereka akan pindah di perkampungan dan akan tinggal disana setelah semua uang-nya habis karena melunasi semua utang sang adik (Diana).
Ayahnya (Arsen Aditya) memberitahukan bahwa sepupunya yang bernama Liliana akan tinggal bersama mereka setelah sang Ibu (Diana) melarikan diri.
Adelia ingin menolak, tapi tak bisa melakukan apa-apa. Karena sang Ayah sudah memutuskan.
Ingin tahu kelanjutannya, simak terus disini, yah! 🖐️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Khairunnisa Nur Sulfani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Jasad di temukan di Rumah Kosong Depan Sana.
Setelah hari dimana Angela dan Dariel bertemu, kurasa aku tak pernah lagi melihat Angela, tapi aku tahu, bahwa sebenarnya Angela sudah pergi bersama dengan Abigail menuju kehidupan abadi yang penuh dengan kebahagiaan. Aku yakin Angela lebih bahagia berada disana, ia sudah bertemu dengan ibunya, dan mungkin sesekali ia akan melihat Dariel dari atas sana.
Setelah hari itu, Dariel masih berada di rumah ini. Tapi ia nampak berbeda, ia nampak lebih banyak diam. Dan seperti biasa ia nampak seperti seseorang yang kurang tidur, garis matanya menunjukkan hal itu. Namun, aku dan kami memaklumi, bahwa sebenarnya ia tengah berduka.
Hari ini, kasus menghilangnya Angela kembali di buka. Ternyata dahulu pernah ada seseorang yang melaporkannya, tapi kasus itu tiba-tiba ditutup begitu saja tanpa penyelidikan yang lebih lanjut. Dan, kini, entah bagaimana ceritanya, kasus ini sudah dibuka kembali.
Sekarang rumah depan sana tampak ramai oleh warga yang berdatangan, dan garis polisi nampak mengelilingi rumah di depan sana, walau begitu, hal itu tidak membuat orang-orang makin berkurang, justru mereka makin banyak berdatangan untuk melihat apa yang sebenarnya terjadi. Aku tidak kesana, aku memilih untuk melihatnya dari rumah saja. Ya, aku masih merasa kalut karena kepergian Angela.
Biar bagaimanapun, kurasa kami cukup dekat. Suara teriakan diluar sana pecah ketika para polisi keluar membawa keluar sesuatu dengan kantong jenazah. Ya, terdengar ucapan orang-orang jika itu adalah jasad penghuni rumah yang baru ditemukan setelah sekian lama, mungkin jasad milik Angela dan Abigail. Oleh pihak kepolisian dibawa ke rumah sakit untuk dilakukan otopsi. Ya, para polisi masih mencari tahu penyebab kematian mereka. Entah bagaimana ceritanya, kuharap hal itu tidak semakin membuat Dariel makin terpukul.
____
Waktu sudah menunjukkan sore hari, rumah depan sana sudah mulai sepi dari para warga yang melihat langsung kejadian tadi. Sementara hujan nampaknya sebentar lagi akan turun mengguyur desa Hutan Kabut. Oh, ya, hari ini pun Dariel memutuskan untuk pamit dan akan kembali ke rumahnya di Kota. Tentu saja, agar semakin dekat dari kantor polisi. Karena ini daerah terpencil, jadi kantor polisinya berada di Kota.
Rumah ini nampak sepi, tapi tak semenakutkan ketika kami tiba pertama kali, rumah di depan sana pun nampak seperti rumah kosong lainnya yang ditinggal pemiliknya ke suatu tempat. Oh, ya, jendela kamarku pun sudah di rombak kembali seperti awalnya.
"Hufftt," menghembuskan nafas.
"Apa Lilian tidak kembali ke sini?." tanyaku. Hal itu membuat mama dan papa menatapku bingung. Mungkin karena berbeda seperti pertama kali, jika dulu aku tak begitu menyukainya, kurasa sekarang aku sedikit merindukannya.
"Kenapa melihat Adelia seperti itu? Kurasa rumah ini sepi tanpanya!." ujarku sedikit salah tingkah. Ah, seharusnya aku tak perlu menanyakannya. Aku bergegas naik ke lantai atas menuju kamarku. Duduk di balkon dan melihat kabar kelanjutan dari kasus ini lewat pemberitaan yang disiarkan secara online.
Ya, diberitakan jika penyebab kematian adalah karena pembunuhan, yang dibuktikan dengan banyaknya luka dari benda tajam pada tubuh korban. Menghentikan tontonanku, aku tidak ingin mendengarnya lebih jauh. Tapi, sebelum itu berhasil, aku mendengar jika salah satu jasad masihlah utuh, seperti orang yang sedang tidur saja, tidak ada kerusakan pada jasad. Hal itu menyebabkan kegaduhan dan terdengar sedikit aneh. Aneh jika ternyata jasad dari dua tahun lalu masihlah nampak seperti baru.
Sedikit mempertanyakannya, apakah benar jika jasad itu sudah dari dua tahun lalu? Entahlah. Mama menghampiriku dan memberitahu jika Lilian akan kembali ke rumah sore ini. Syukurlah, walau kemarin aku sempat dibuat kesal, tapi kurasa Lilian tidak seburuk yang aku pikirkan.
Mama juga memberitahu jika aku dan Lilian sudah di daftarkan di Sekolah yang berada sedikit jauh dari sini. Mama memberitahu jika sekolah itu tepatnya berada di kota sebelah.
"Mama harap kalian bisa menjadi dekat lagi." ujar Mama kemudian berlalu setelahnya.
___
Sore hari tiba dan waktu yang dinantikan telah tiba, Lilian sampai dirumah tepat seperti waktu yang dikatakan oleh Mama. Oh, ya, aku lupa memberi tahu jika ruangan yang sebelumnya ditempati oleh Dariel sekarang sudah aku dan mama rombak menjadi sebuah kamar, tepatnya itu kamar Lilian yang kami pindahkan ke lantai atas.
"Hai, kak Adelia." sapa Lilian canggung. Berdehem sebagai balasan jika aku mendengarkannya.
"Oh, ya, kamarmu sudah ada diatas." ujarku memberitahu. Lilian mengangguk mengiyakan lalu kami bergegas ke lantai atas. Aku tidak langsung menuju kamarku, tapi aku berhenti tepat di samping kamarku, ya, kamar Lilian.
"Lilian udah lihat beritanya, Kak Adelia. Oh, ya, kapan pemakaman akan dilangsungkan?." tanyanya sembari menatapku.
"Sepertinya lusa. Tadi gak sengaja dengar waktu papa bicara sama Dariel." ungkapku menjelaskan.
"Dariel?." tanyanya bingung. Oh, ya, kurasa Lilian memang tidak tahu siapa Dariel, karena yang ia tahu nama sebelumnya, kami belum menjelaskan semua yang terjadi pada Lilian, dan aku akhirnya memutuskan untuk bercerita saja.
"Jadi, seseorang yang pernah Lilian bilang ada dikamar bawah itu Angela?." tanyanya, dan aku mengangguk membenarkan hal tersebut. Tanpa di duga Lilian tiba-tiba memelukku.
"Maaf, kak. Lilian harusnya gak usah pergi waktu itu. Sekarang kakak gak apa-apakan? Kakak udah gak sedih lagi, kan?." tanyanya setelah melepas pelukannya.
Ya, Lilian bertanya bagaimana perasaanku setelah Angela pergi, aku mengatakan jika aku sudah tidak apa-apa sekarang, aku sudah terbiasa karena aku yakin itu adalah sesuatu yang terbaik untuk Angela dan ibunya.
"Oh, ya, kita besok udah bisa berangkat sekolah." aku memberitahunya jika mama sudah mendaftarkan kami ke sekolah. Lilian hanya mengangguk dan aku kemudian berlalu pergi dari kamarnya menuju kamarku sendiri.
Berdiri dibalkon dan menikmati angin yang berhembus pelan disore hari. Rumah depan sana sudah tidak menakutkan lagi, ia terlihat seperti rumah kosong tak berpenghuni seperti normalnya. Tidak ada lagi sosok Angela yang berdiri di balkon kamarnya juga sambil melihat ke arah sini. Semuanya berjalan lancar sekarang.
Dariel juga akan menempati rumah itu dan menetap didesa ini, mungkin ia ingin tinggal di rumah terakhir yang pernah ditempati keponakannya sendiri. Kendrick juga sudah berhasil ditangkap setelah melarikan diri selama ini.
Berita penangkapannya menghebohkan desa ini, sekaligus membawa angin segar untuk penduduk disini. Mereka bisa beraktivitas selayaknya desa yang normal pada umumnya. Tidak ada lagi rumah-rumah yang ditutup ketika memasuki sore hari karena mereka merasa ketakutan.
Memilih melihat ke atas sana, dan berharap jika Angela juga melihat ke arah sini. Tersenyum dan melambaikan tangan seolah sedang membalas hal yang sama yang sedang Angela lakukan.
"Terima kasih, Angela. Sudah menjadi temanku walau hanya untuk sebentar."
___
Hari ini adalah hari dimana Angela dan Abigail dimakamkan. Mereka dimakamkan di desa ini, karena Dariel yang memutuskan demikian dengan alasan bahwa Angela sudah menjadi penduduk disini sampai hari terakhir di kehidupannya.
Tidak ada lagi tangis memilukan, walau kepergiannya masih menyisakan luka untuk sebagian orang. Disini Dariel juga meminta maaf kepada warga sekitar akibat masalah ini. Ia juga mengatakan tentang kebohongannya dengan menutupi identitas aslinya selama ini, tapi orang-orang memakluminya.
Meninggalkan pemakaman setelah semuanya sudah usia, dan tidak lupa meninggalkan setangkai bunga mawar, yang Angela pernah bilang bahwa ia begitu menyukai bunga itu. Lilian memegang tanganku dan aku tidak menolak.
Semoga setelah ini tidak ada lagi hal yang menakutkan dan mengerikan, semoga setelah ini semuanya kembali normal seperti harapan semua orang. Angela terima kasih sudah menetap di hati kami.