Genre : TimeTravel, Action, Adventure
Mo Lian. Seorang Kultivator terkuat di Alam Semesta.
Saat ia hendak naik ke Alam Selestial, Dao menolaknya karena di dalam hatinya terdapat penyesalan besar. Akhirnya pun Dao mengirimkannya kembali ke masa sekolahnya saat berusia 18 tahun.
"Kali ini aku harus berkultivasi secara perlahan sembari membalaskan semua dendam yang ada! Hingga tidak lagi meninggalkan penyesalan maupun rasa bersalah, yang mana dapat membangun iblis hati!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon PenaKertas, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 05 : Talisman Penyembuh
Mansion Keluarga Qin
Di dalam kamar yang sangat luas, terdapat seorang pria tua berambut pendek dengan kerutan diwajah tengah duduk tepat di samping tempat tidur, dan ditemani oleh pria paruh baya yang sepertinya anak dari pria tua itu, serta seorang wanita yang tak lain adalah istri dari pria paruh baya. Di tempat tidur sendiri terbaring wanita tua tak sadarkan diri, dengan usia yang tidak jauh dari pria tua itu.
"Ayah ... Ayah harus beristirahat, sudah dua hari dua malam Ayah menjaga Ibu. Sekarang biarkan aku yang menjaganya." Pria paruh baya itu membujuk pria tua untuk beristirahat.
Pria tua itu menggelengkan kepalanya pelan. "Tidak ... aku ingin menunggu Ibumu bangun, meski aku sendiri tidak tahu harus sampai kapan menunggu."
Pria paruh baya itu hanya bisa terdiam dengan menghela napas panjang, ia tidak tahu harus melakukan apa saat melihat Ayahnya yang tidak ingin beristirahat, ia juga tidak memiliki cara lagi untuk membuat Ibunya terbangun. Sudah banyak sekali cara yang dilakukan olehnya, termasuk mengundang dokter terkenal di Provinsi Sichuan, namun Ibunya juga tak kunjung bangun.
"Ayah ... Ayah harus menjaga kesehatan Aya-" ucap wanita yang berdiri di samping pria paruh baya itu terpotong, dikarenakan terdengar suara teriakan nyaring dari balik pintu bersamaan dengan pintu yang terbuka keras.
"Kakek! Ayah, Ibu ... bagaimana keadaan Nenek?" tanya wanita muda yang memasuki ruangan, diikuti oleh wanita paruh baya yang sepertinya pelayan dari Kediaman Qin.
"Nian'er. Bisakah kau sedikit tenang, keadaan Nenekmu sekarang masih belum sadarkan diri," tegur pria paruh baya yang bernama Qin Tian.
Qin Nian terdiam sejenak, ia menundukkan kepalanya meminta maaf. "Ngomong-ngomong Kakek ... aku kemarin membeli kertas kuning ini atau Talisman, yang dikatakan oleh sang penjual bahwa ini memiliki efek dapat menyembuhkan penyakit apapun," ujarnya seraya mengeluarkan Kertas Kuning Hu.
Liu Yan, selaku Ibu dari Qin Nian hanya menggelengkan kepalanya seraya memijat dahinya saat melihat ketidaktahuan putrinya. "Nian'er ... apakah kau percaya dengan apa yang dikatakan orang bodoh itu? Apakah mungkin kertas kumuh seperti itu dapat menyembuhkan Nenekmu yang telah tak sadarkan diri selama lebih dari dua bulan!" ucapnya sedikit berteriak.
"Tapi Ibu-" Qin Nian hendak menyanggah ucapan Ibunya, namun terpotong akibat teriakan dari pria tua yang bernama Qin Zhang, sekaligus Kepala Keluarga Qin saat ini.
"Cukup!"
Qin Nian terdiam sejenak, kemudian dengan terburu-buru ia berlari mengarah pada wanita tua yang masih tak sadarkan diri, kemudian meletakkan Talisman di atas dadanya.
Qin Tian dan Liu Yan yang melihat anaknya bertingkah aneh pun dengan sigap hendak menarik Qin Nian, namun baru beberapa langkah mereka berjalan, tiba-tiba Qin Nian berteriak nyaring dan fenomena menakjubkan terpampang jelas dihadapan mereka semua.
"Aktif!" Qin Nian berteriak keras mengikuti arahan dari penjual Talisman.
Tiba-tiba Talisman yang berada di atas dada wanita tua itu memancarkan cahaya putih, seperti menanggapi panggilan dari Qin Nian. Cahaya putih itu tidak berhenti disitu saja, cahaya itu terus menyebar menutupi seluruh tubuh dari wanita yang namanya adalah Li Hei Yun.
Beberapa detik kemudian, cahaya putih terserap memasuki tubuh Li Hei Yun yang tak sadarkan diri, bersamaan dengan jari-jari keriputnya sedikit bergerak. Fenomena itu tidak berhenti disitu saja, wajahnya juga menampilkan perubahan. Yang sebelumnya putih pucat dengan keriput, kini sudah kembali cerah dengan keriput di wajah sedikit menghilang.
Semua orang yang melihat fenomena ini hanya terdiam dengan mulut terbuka lebar, tak terkecuali Qin Nian sendiri yang mengaktifkannya.
Qin Nian sebenarnya hanya coba-coba saja, dengan harap membuahkan hasil. Tapi tak menyangka yang dikatakan oleh penjual itu ternyata benar.
Kedua kelopak mata Li Hei Yun sedikit bergerak, dan tak lama kemudian ia membuka matanya perlahan, menampilkan pandangan mata yang cerah, seperti bukan orang yang baru saja mengalami koma.
Dengan kedua tangan yang bertumpu pada kasur, ia menopang badannya untuk bangun dan duduk bersandar.
"I- I- Ini ... bagaimana mungkin." Qin Tian terbata-bata saat melihat Ibunya telah tersadar dari komanya yang selama dua bulan lebih.
"Cepat panggil dokter!" Qin Tian kembali berucap, memerintahkan orang yang berdiri di samping Qin Nian.
"Baik," balas orang itu kemudian berlari menuju pintu keluar.
Beberapa waktu kemudian, wanita paruh baya itu kembali masuk ke dalam ruangan, bersama dengan pria paruh baya berpakaian rapi dengan jubah dokter.
Tanpa berlama-lama lagi dokter itu memeriksa keadaan Li Hei Yun dengan saksama, kemudian ia terdiam tak percaya dengan apa yang ia dapatkan. "Ini ... keajaiban, bukan hanya Nyonya telah kembali sadar tanpa adanya masalah. Tapi juga seluruh penyakit yang dideritanya telah sembuh total."
Qin Zhang yang mendengar laporan itu masih duduk tak bergeming dari kursi, meski sebenarnya di dalam hatinya ia sangat senang saat mengetahui bahwa istrinya tak lagi mengidap penyakit apapun.
"Terimakasih. Anda sudah dapat keluar, dok," ucap Qin Tian mempersilakan dokter untuk keluar dari ruangan.
"Baik," jawab dokter itu menundukkan kepalanya, kemudian berjalan menuju pintu keluar dituntun oleh pelayan Kediaman Qin.
Setelah dokter keluar ruangan, dan pintu juga telah tertutup rapat. Tiba-tiba Qin Zhan berdiri, ia memeluk istrinya sejenak, kemudian melepaskannya dan berbalik menatap Qin Nian. "Nian'er. Dari mana kau mendapatkan Talisman itu?" tanyanya dengan mata menyipit.
"Aku kemarin membelinya dari seorang pemuda bersama Zhing Xumei di Jalan Jinli, apakah Kakek mengetahui perihal Talisman ini?" Qin Nian menjawab pertanyaan Kakeknya, kemudian berbalik bertanya dengan pandangan heran.
"Tentu. Menurut catatan kuno yang pernah kubaca, ratusan tahun silam masih marak orang-orang menggunakan Talisman seperti ini untuk menyembuhkan penyakit maupun mengusir roh jahat. Tapi dengan berjalannya waktu, keefektifan Talisman telah berkurang, dan meski masih ada beberapa Pendeta Tao yang dapat membuatnya ... namun itu hanyalah Talisman dengan fungsi sedikit keberuntungan ..." Qin Zhang menjelaskan, kemudian ia terdiam sejenak untuk mengambil napas panjang.
"Tian. Seharusnya kau juga tahu fungsi Talisman seperti ini, bagaimanapun juga kau merupakan seorang Pejuang ditingkat Wu-Shi."
Pejuang merupakan nama lain dari seorang yang berlatih beladiri di Bumi, dan memiliki tingkat kekuatan diatas rata-rata manusia pada umumnya. Untuk tingkatannya sendiri terbagi menjadi lima tingkatan, Wu-Shi, Wu-Zun, Wu-Zong, Wu-Dan, Wu-Sheng.
"Maaf Ayah. Aku hanya pernah mendengarnya, ini adalah kali pertama bagiku untuk dapat melihatnya dengan kedua mataku sendiri," balas Qin Tian dengan menangkupkan kedua tangan.
Qin Zhang hanya bisa terdiam dan menghela napas panjang, ia yang merupakan seorang pejuang tingkat Wu-Zun juga baru pertama kali melihat keajaiban seperti ini. Jadi tidaklah aneh saat anaknya juga baru mengetahui hal ini.
"Tian. Kau cari tahu informasi tentang pemuda yang dapat menjual Talisman ini," perintah Qin Zhang.
"Baik Ayah." Qin Tian menangkupkan kedua tangan, kemudian melangkahkan kakinya menuju pintu keluar.
Qin Zhang berpikiran jika pemuda ini merupakan murid dari Pendeta Tao handal yang bersembunyi, dan jika ia dapat membangun kerjasama, tentunya ia tak perlu khawatir lagi tentang keselamatan dan kesehatan keluarganya.
***
Di Danau Teratai, SMA 1 Chengdu
Mo Lian masih duduk berkultivasi di tepian Danau Teratai tanpa ada hal yang aneh. Namun jika orang lain melihatnya, pastinya orang itu akan membelalakkan mata saat melihat Mo Lian bernapas. Bagaimana tidak, dada Mo Lian membengkak naik turun setiap kali ia bernapas, seolah-olah paru-parunya memiliki ruang besar yang dapat menghisap udara berlimpah.
Terlebih lagi ada dua gumpalan cahaya biru menyembur keluar dari lubang hidungnya, mereka menggeliat dan kemudian berbalik masuk kembali seperti ular. Kedua cahaya biru itu seukuran jarum, dan orang tidak akan melihatnya jika tidak memiliki kemampuan.
Mo Lian membuka matanya perlahan, dan terlihat di wajahnya tampak tidak puas dengan hasil kultivasinya hari ini.
Meskipun tempat yang ia temukan di tepi Danau Teratai mampu membantunya berkultivasi, namun efeknya tidak memuaskan dibandingkan dengan menyerap energi qi langsung dari ramuan herbal.
"Uangku hanya tersisa 50.000 Yuan, ini adalah tabungan terakhirku. Aku tidak dapat lagi membeli rempah maupun herbal untuk meningkatkan kekuatanku, aku berharap mendapatkan harta karun di Bumi, meski kemungkinannya sangatlah kecil."
Mo Lian hanya dapat menggelengkan kepalanya kecewa, sepertinya peningkatan kekuatannya akan lebih lama dari yang direncanakan. Bagaimanapun, uang adalah segalanya di Bumi ini.
"Hah..." Mo Lian menghirup napas dalam-dalam kemudian menghembuskannya, ia beranjak dari tempat duduknya di atas rerumputan sembari menepuk-nepuk pakaiannya yang kotor karena rumput dan daun yang menempel.
"Hari sudah hampir malam, lebih baik aku kembali ke apartemen." Mo Lian mengambil tas selempang miliknya, dan kemudian berjalan menuruni gunung untuk kembali ke apartemen.
...
***
*Bersambung...