Ivana sudah berlari sejauh mungkin untuk menghindari Aston Harold, namun dunia seperti begitu sempit untuk pria itu. Sampai di kehidupan Ivana yang paling terpuruk Aston tetap mampu menemukannya.
"Jadilah simpanan ku, ku pastikan hidupmu akan baik-baik saja," ucap Aston.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lunoxs, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
SSP Bab 3 - Obat Pencegah Kehamilan
"Menyingkir lah, tidak perlu basa-basi untuk menyambut kami," balas Aston.
"Salam kenal, namaku adalah Gloria Dester. Aku yang jadi istri resmi Aston, dan kamu adalah simpanannya," balas Glori, justru memperkenalkan diri dengan wajah yang nampak riang.
Seperti bukan masalah baginya untuk menyambut kepulangan wanita simpanan sang suami.
Ivana merasa sangat bingung berada di situasi seperti ini. Sebelumnya Aston tidak mengatakan apapun tentang pernikahannya. Pria itu hanya terus mengulangi bahwa sekarang dia adalah wanitanya.
Hanya terus menggenggam tangannya dengan erat seperti tak ingin kehilangan lagi.
Tapi jika seperti ini keadaannya, Ivana akan lebih pilih untuk pergi saja, mungkin mati akan lebih baik.
Saat Aston menariknya untuk segera masuk ke dalam rumah, Ivana menahan diri.
'Tidak, aku tidak bisa masuk ke dalam rumah ini,' batin Ivana. Lama hidup di pelarian membuatnya jadi begitu pendiam dan hanya sering membatin.
Mungkin penampilan Ivana sudah sama seperti dulu saat dia masih jadi seorang Nona muda, tapi hati dan mentalnya telah benar-benar berubah. Ivana tidak lagi memiliki kepercayaan diri seperti dulu.
Sekarang Ivana selalu takut.
Karena sulit untuk berucap, Ivana justru pilih mundur dan ingin segera pergi dari sana. Tapi tentu saja Aston tidak akan membiarkan hal itu.
Aston justru menarik semakin kuat hingga mampu memeluk lengan Ivana dengan kuat.
"Berhentilah bicara, kamu membuatnya merasa tak nyaman," ucap Aston pada sang istri. Wanita yang dia nikahi tapi tidak dia inginkan. Jangankan cinta, memiliki kehendak dengan wanita itu pun tidak.
Aston sudah menganggap Gloria seperti adiknya sendiri, mengingat mereka telah bersama sejak usia masih kecil. Aston sebelumnya bahkan sudah mengajukan pembatalan penjodohan, namun ditolak sampai akhirnya pernikahan tetap terjadi.
Dengan sedikit paksaan akhirnya Aston menarik Ivana untuk segera masuk, menaiki anak tangga yang ada di tengah-tengah rumah tersebut dan menuju lantai 2.
Glori melihat kebersamaan itu dengan tatapan tak suka, namun bibirnya terus mengukir senyum kecil. "Mari kita lihat, seberapa lama kamu akan bertahan dengan mainan mu itu," gumam Gloria, dia yakin tidak butuh waktu lama Aston pasti akan merasa bosan.
Dan saat itu terjadi dialah satu-satunya wanita yang akan dilihat oleh pria itu.
Aston mungkin hanya menganggapnya sebagai adik, tapi Gloria jelas menganggap Aston sebagai seorang pria, sebagai suaminya.
"Aston, ki-kita tidak bisa seperti ini. Kenapa kamu tidak mengatakan Jika kamu sudah menikah," ucap Ivana, coba berontak namun dia kalah tenaga.
"Lalu apa yang kamu harapkan? Lagipula aku membawamu ke rumah ini bukan untuk jadi istri keduaku, aku hanya akan menjadikanmu simpanan," balas Aston, melihat Ivana yang berontak membuatnya merasa marah.
Apalagi Ivana menunjukkan gelagat seolah hendak pergi dari sini.
Wanita itu seperti tak melihat segala usaha yang telah dia lakukan agar mereka bisa kembali bersama. Membuat Aston merasa muak sendiri.
Berhasil masuk ke dalam kamar, Aston segera menutup pintu, sampai tanpa sadar dia menutup dengan cukup kuat.
BRAK!
Suara kerasnya membuat tubuh Ivana sontak menciut, de Javu saat para penagih hutang mengancamnya.
Melihat Ivana yang ketakutan Aston langsung merasa bersalah sendiri, dia segera menyentuh kedua lengan Ivana ingin menenangkan. Namun wanita justru menghindar.
Ivana benar-benar takut Aston akan memukulnya.
"Aku tidak akan menyakitimu, Ivana. Jadi aku mohon bersikaplah patuh agar aku tidak marah," ucap Aston, suaranya yang terdengar berat membuat Ivana perlahan menenangkan dirinya sendiri.
Lalu secara perlahan mulai mengangkat wajah untuk membalas tatapan pria tersebut.
"I-Ini salah Aston, kamu sudah menikah. kita tidak seharusnya seperti ini," ucap Ivana, masih bisa dengan gagap.
"Pernikahanku hanya pernikahan bisnis, Aku tidak pernah menginginkan Gloria. Hanya kamu yang aku inginkan."
"Menginginkan untuk apa? Pemuas nafshu mu?"
Aston mengangguk, tidak bisa memungkiri tentang hal itu.
Dan melihat kepala yang mengangguk tersebut Ivana sontak mencelos sendiri.
Angan-angannya telah benar-benar terlalu tinggi, dia pikir dia spesial, tapi ternyata jauh lebih hina.
"Aku juga tidak tahu kenapa bisa sampai seperti ini, aku sangat menggilai kamu Ivana," ucap Aston dengan sangat jujur.
"Aku akan melepaskanmu setelah aku bosan," ucap Aston lagi, satu kata paling menyakitkan yang pernah Ivana dengar.
Namun bagaimana Ivana bisa berlari, di dalam perjalanan menuju rumah ini tadi Aston telah membayar seluruh hutang keluarganya, jumlah yang tak main-main. Bahkan lebih mahal dibandingkan harrga dirinya sendiri, yang pernah Ivana berikan secara cuma-cuma pada Aston.
Tapi memang seperti inilah fakta yang ada pada Aston, pria itu pun meyakini suatu saat nanti pasti bisa melepaskan Ivana, namun untuk sekarang dia hanya menginginkan Ivana untuknya.
"Cukup lihat ke arahku, tidak perlu memperdulikan yang lain, termasuk Gloria. Di rumah ini aku akan tetap memperlakukanmu seperti Ratu," ucap Aston, rayuan yang dia berikan.
Salah satu tangannya bahkan bergerak naik untuk mengelus pipi Ivana dengan lembut.
Namun membuat wanita itu kembali menangis. 'Kamu sudah membayar semua hutang keluargaku, aku akan tetap bertahan di sini sampai kamu bosan,' batin Ivana.
Jika bicara soal rasa, Ivana emang sempat menaruh rasa pada pria ini. Setiap saat dia coba untuk menghapusnya, tapi selalu gagal. Dan sekarang mereka justru terikat dalam sebuah hubungan yang sangat rumit.
"Jangan menangis lagi," ucap Aston, dia menghapus air mata Ivana dan mencium pipinya sekilas. Sentuhan kecil yang terasa begitu hangat bagi Ivana.
'Benarkah? benarkah kamu akan memperlakukanku dengan baik?' batin Ivana.
Aston lalu berjalan menuju nakas, mengambil sesuatu yang entah apa.
"Aku tidak bisa menundanya lagi, malam ini aku sangat menginginkan kamu. Jadi minumlah ini," ucap Aston, dia menyerahkan sebuah botol obat pada Ivana.
"Apa ini?"
"Obat pencegah kehamilan."
nyimak 🙏
semuanya aku suka..
di kisah kali ini merupakan spin off kisah Aylin dan Aland ya kak..
di sana Ivana jadi antagonis, tapi akhirnya di sini berubah jadi protagonis nya..
cukup sepadan hukuman yg diterima Ivana..
akhirnya dia bisa berubah menjadi lebih baik lagi..
begitu pula Aston, akhirnya dia sadar jg kalau sebenarnya dia mencintai Ivana..
finally happy ending, saya suka.. saya suka..
lanjut kisah Gionino..
semoga sehat selalu ya kak..
tetap semangat dalam berkarya dan semoga sukses selalu.. 💪🏻😘😍🥰🤩