Ini kisah tentang kakak beradik yang saling mengisi satu sama lain.
Sang kakak, Angga Adiputra alias Jagur, rela mengubur mimpi demi mewujudkan cita-cita adik kandungnya, Nihaya. Ia bekerja keras tanpa mengenal apa itu hidup layak untuk diri sendiri. Namun justru ditengah jalan, ia menemukan patah hati lantaran adiknya hamil di luar nikah.
Angga sesak, marah, dan benci, entah kepada siapa.
Sampai akhirnya laki-laki yang kecewa dengan harapannya itu menemukan seseorang yang bisa mengubah arah pandangan.
Selama tiga puluh delapan hari, Nihaya tak pernah berhenti meminta pengampunan Angga. Dan setelah tiga puluh delapan hari, Angga mampu memaafkan keadaan, bahkan ia mampu memaafkan dirinya sendiri setelah bertemu dengan Nuri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon zenun smith, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 11
Si penolong itu adalah Angga.
Matahari sudah menyinari bumi pertiwi, mengganti cekamnya malam yang Angga alami. Rencana lelaki itu sudah berubah, namun tetap pada tujuan yang sama. Angga yang tadinya terang-terangan menantang kini ia harus lebih pintar mengalah demi kemenangan. Kemarahan dendam dia tekan, sementara ia membenahi noda merah kering disepanjang garis rahang dan beberapa di bagian lehernya dahulu sebelum pulang ke rumah lalu menyusun rencana yang baru. Angga tidak suka jka dia pulang dalam kondisi penuh darah.
Angga sudah berada di luar hutan tepatnya di kampung seberang setelah pintar-pintarnya dia melarikan diri secara sembunyi. Angga membasuh muka di aliran air bening dengan arus tidak terlalu deras namun bisa menghanyutkan. Dia membasuh luka-lukanya.
Kemudian, Angga melihat seseorang terbawa aliran air. Dia lalu berdiri, berjalan cepat mengikuti arusnya sampai dia menemukan jembatan kecil berbahan dasar bambu. Angga tiduran di atas jembatan sana, menjuntaikan tangannya kebawah berharap di sambut oleh seseorang itu.
Grep.
Dapat. Ketika tangan mereka bertaut, Angga langsung menariknya ke atas jembatan kecil. Angga masih memiliki sisa tenaga ditengah laparnya perut, dan di tengah lelahnya raga dan jiwa.
"Terimakasih."
"Sama-sama."
"Nama kamu siapa?"
"Jagur." Jawab Angga singkat pakai nama samaran. Kemudian Angga beranjak pergi meninggalkan eksistensi Nuri yang basah kuyup. Bukan dia tidak peduli, hanya saja Angga gugup dan tidak tahu cara berinteraksi dengan wanita asing. Gugupnya lelaki itu soal tubuh Nuri yang basah.
Jagur? nama yang bagus. Batin Nuri.
Baru beberapa langkah pergi, Angga tiba-tiba berhenti di tempat. Ia tercenung mengingat nasib adiknya yang kurang beruntung, dimana mencicipi bejatnya laki-laki iblis semacam Balong. Angga tidak bisa meninggalkan wanita yang barusan ia tolong begitu saja di tempat seperti ini.
"Sepertinya kamu bukan asli penduduk sini?" Seru Angga seraya menyerahkan jaketnya kepada Nuri. Jaket itu disambut baik karena langsung dikenakan Nuri.
"Iya Mas betul. Saya mahasiswi yang sedang belajar di desa ini."
Hati Angga berdenyut ketika mendengar kata mahasiswi, juga kata belajar. Dua kata itu mengingatkan Angga kepada Nihaya.
"Oh." Itu saja kata yang keluar dari mulut Angga. Aslinya Angga ingin menawarkan bantuan pengawalan pulang. Namun, dia tidak berani lantaran takut di cap ambil kesempatan.
"Terimakasih Mas Jagur sudah menyelamatkan saya. Kenalkan nama saya Nuri Mas. Boleh nggak kalau saya minta Mas Jagur mengantarkan saya ke perkampungan?"
Akhirnya si wanita yang meminta.
"Iya boleh. Mari Mbak." Angga mempersilahkan Nuri jalan lebih dulu. Tidak ada obrolan lebih diantara mereka kecuali hal umum. Angga bahkan tidak bertanya bagaimana Nuri bisa hanyut dalam aliran air. Sedangkan Nuri sebaliknya, wanita itu bertanya sedikit tentang Angga yang bisa ada di dekat hutan.
...***...
Waktu cepat berlalu, Angga bahkan sudah sampai di depan rumahnya. Dia bersikap biasa saja saat bertemu dengan orang rumah.
Waktu ibunya menanyakan apa yang sudah dilalui putranya semalam, Angga menjawab dusta. Dia tidak menceritakan tentang Balong yang hampir membuatnya meregang nyawa. Angga tidak mau ibunya kepikiran.
Sehabis menjawab sapaan ibu, Angga dikejutkan dengan kehadiran Aji di rumahnya.
"Kamu di sini Ji?"
"Iya Mas Angga. Semalam aku menginap karena khawatir dengan kondisi ayah ibu." Kemudian Aji cerita panjang lebar mengenai bangkai ayam, serta keresahan paman dan bibi. Angga mengangguk mengerti.
"Ji, maafkan aku yang pernah nggak kasih restu kamu bersama dengan Nihaya."
"Sudahlah Mas, aku juga minta maaf sudah nggak patuh dengan terus mengejar-ngejar Nihaya. Lagipula Mas Angga merestui kami setelahnya, jadi tidak perlu ada yang disesali. Mas Angga masih bersikap baik meskipun aku nggak mengindahkan peringatan Mas."
Angga menghela nafas, " Ji, Nihaya titip pesan kalau dia cinta sama kamu." Aji praktis membeku. Lalaki itu tertunduk diam.
"Aku juga cinta sama dia Mas."
Angga mengusap punggung Aji.
"Ji, aku sudah kembali ke rumah ini maka kamu bisa kembali ke rumahmu. Terimakasih banyak kamu sudah repot-repot melindungi keluargaku. Untuk hari ini aku yang akan menjaga mereka, tetapi untuk besok, apakah aku bisa meminta bantuanmu lagi?"
"Bisa Mas. Aku siap membantu Mas Angga kapan saja."
"Baiklah kalau begitu."
Karena Angga sudah pernah berurusan dengan anak buah Balong, dia jadi tahu dan peka dengan keberadaan mereka. Angga pikir salah satu dari mereka sedang mengintai disekitaran rumah itu, nyatanya tidak. Angga bahkan berkeliling mencari-cari tetapi tidak ada bau-bau mencurigakan.
Seharusnya lega tidak ada bau musuh yang mendekati lagi. Namun bagi Angga ini adalah indikasi bahaya sesungguhnya. Apa yang sedang direncanakan Balong mungkin saja besar sehingga ia menarik peneror dan pengintai dari peredaran. Yang pasti Angga harus lebih dulu bergerak sebelum Balong yang bergerak. Dia pun bergegas memutar otak.
Bagaimana kalau Balong berfikir untuk kabur dari hutan persembunyian?
Tidak. Itu tidak boleh terjadi. Pelarian Balong justru menjadi momok menakutkan bagi Angga.
.
.
.
Bersambung.
seriusss??? end?????
btw.. nanya dong kak Zenun,, tas gemblok apaaan?? ransel bukan?
miris amat si dirimu.. gabung ma Jeff aja sana😅😅😅
Alan bakal jadi bapak asuh sembara si putra manusia dan Setengahnya jin....
Semangat berkarya akak Ze ayank....🫶🫶🫶🫶🫶