Dominic seorang pemimpin pasukan bayaran yang dijuluki 'Pasukan Penjagal' terpaksa harus mencari keberadaan seorang puteri kerajaan yang hilang. Awalnya Dominic dan pasukannya menyerah karena tidak berhasil menemukan puteri tersebut. Tapi di tengah petualangannya tanpa sengaja ia menemukan sesuatu diluar dugaannya.
Apakah yang terjadi?
Mampukan Dominic menemukan puteri yang hilang dan apa yang akan terjadi selanjutnya di perjalanan Dominic?
Yuk simak kisahnya....
Warning! Cuma buat yang Dewasa aja yah...yang masih bocil mending Skip ya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yurika23, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 13
Bertemu Puteri Veronica
Para ‘anggota’ Dominic berkumpul di kamar mereka.
“Kau berhasil sayang, kau memang hebat!” ujar Erita yang beranjak akan memeluk Dominic.
“Hentikan Erita!, diam disana!” Dominic mencegah Erita untuk mendekatinya dengan isyarat telapak tangan yang berada di depan wajahnya. Erita mengatupkan erat bibirnya.
“Ya, terimakasih semua, atas bantuan kalian kita bisa melewati tahap pertama yang merepotkan ini” ucap Dominic.
“Selanjutnya kami serahkan padamu tuan Dom” ujar Horg yang membuka mantel jubah rajanya yang mewah.
“Sebenarnya dari kemarin kau memang sudah menyerahkan semua padaku pak tua Horg” ucap Dominic.
“Tuan Dom, tapi anda harus memikirkan alasan untuk meninggalkan putri Veronica jika misi kita sudah tercapai bukan?” Axon memberi peringatannya.
“Ya, itu yang masih mengganjal dalam pikiranku” ucap Dominic sambil bangkit dari duduknya di sofa bludru yang berada di depan jendela besar kamar itu.
“Baiklah semua, aku harus menemui wanita yang menjadi rebutan para cacing kerajaan yang bodoh-bodoh itu” Dominic merapihkan pakaiannya sebelum keluar pintu kamar.
Sekilas Dominic menoleh kearah Luvi. Seolah ia ingin memastikan pada gadis mungil itu, ini hanya permainan dan berpura-pura.
Luvi juga memandang kearah Dominic kemudian menunduk.
“Dom, jangan sampai kau menghayalkanku ketika bersamanya ya” ujar Erita manja sambil tersungging tawa kecil dari bibirnya yang merah gelap.
“Aku bahkan lupa pernah membawamu kesini Erita” jawab Dominc sambil juga tertawa kecil, yang membuat Erita melempar sepatu yang tengah dikenakannya.
“Sialan kau Dom!, awas kau jika minta tidur denganku malam ini!” pekik Erita diiringi tawa Dominic yang sudah berlalu di balik pintu kamar.
Dominic diberi kesempatan untuk berbicara empat mata dengan Putri Veronica.
“Silahkan lewat sini Pangeran Elquin” seorang pengawal istana sedikit membungkuk memberi arahan pada Dominic agar menyusuri lorong koridor tempat pertemuannya dengan putri Veronica.
Entah perasaan apa yang menggelayut di dada pria itu kini, bukan berdebar karena ingin bertemu dengan wanita yang telah dimenangkannya itu, tetapi karena ia akan memulai untuk meluluhkan hati wanita itu untuk sebuah misi yang di bawanya.
Di gazebo kastil yang terdapat di sebuah taman yang indah dengan rerumputan dan bunga-bunga yang tengah bermekaran.
Seorang wanita cantik membelakangi mereka yang baru saja sampai kesana, dengan gaun putih menjuntai kelantai, wanita itu memainkan bunga yang berada di depannya.
“Maaf tuan Puteri, Pangeran Elquin telah sampai disini” ujar sang pengawal.
“Baik, kau boleh pergi” perintah Puteri Veronica dengan sedikit menoleh kekiri tanpa membalik badan.
Dominic hanya mematung di tempatnya, entah apa yang harus diucapkannya untuk memulai perbincangan.
“Ehm, boleh aku mendekat Puteri?” tanya Dominic dengan suara beratnya.
“Yah, silahkan, anda adalah pemenangnya” akhirnya tubuh ramping wanita itu membalik menghadap Dominic.
Putri Veronica menatap mata Dominic agak lama. Sepertinya ia mulai jatuh cinta pada pria tampan di hadapannya itu.
“Tuan, siapa kau sebenarnya?” tanya Puteri Veronica dengan menggenggam petikan bunga mawar putih di tangannya.
“Maksudmu? Alis Dominic menaut.
“Siapa namamu sebenarnya? Aku tahu kau bukan Pangeran”
Deg!
Bagai di sengat petir, Dominic tertegun kaku, dadanya berdegup tiba-tiba kencang. ‘Ah, sial! Baru saja akan dimulai, dia sudah mengetahuinya’ ujarnya dengan terbongkar penyamarannya yang terlalu dini itu.
“Dari mana kau tahu Puteri?” tanya Dominic dengan semua kecemasannya. ‘sia-sia sudah perjuanganku kemarin’ batinnya gusar.
“Aku tahu sejak awal melihatmu. Dan ketika pertandingan demi pertandingan berlangsung, aku semakin yakin kau bukanlah seorang Pangeran. Pertama, ketika pesta dansa, kau menolak untuk berdansa denganku, padahal untuk seorang Pangeran, dansa itu merupakan suatu bagian dari kehidupan mereka, mereka dilatih untuk berdansa sejak usia remaja, mau tidak mau suka tidak suka, mereka akan menerima ajakan dansa dari seseorang yang dihormatinya dan tidak akan menolaknya, tapi kau menolaknya” jelas Puteri Veronica.
“Itu kare-”
“Aku belum selesai” sanggah Puteri Veronica memotong kalimat Dominic.
“Kemudian ketika bertarung, gaya bertarungmu bukan seperti gaya bertarung para Pangeran yang hanya bisa mengandalkan sebuah pedang, dan terlihat dari gerakannya, kau seolah bisa menggunakan semua senjata perang dan gerakanmu bukan gerakan bertarung seorang Pangeran. Juga ketika berburu, kau berburu dengan sangat hebat, dan seorang Pangeran tidak akan mampu berburu dengan kehebatan seperti itu, karena mereka tidak akan memasuki hutan untuk waktu yang lama” jelas putri Veronica.
Perkataan Puteri Veronica bagai anak panah yang langsung menancap di dada Dominic. ‘Kenapa secepat itu dia membongkar penyamaranku’
“Tebakanmu benar Puteri, aku memang bukanlah Pangeran, lalu apa kau mau menangkap kami kemudian menghukum mati kami?” tanya Dominic yang seolah pasrah dengan terbongkarnya penyamaran mereka.
“Siapa nama aslimu?” tanya Puteri tanpa menjawab pertanyaan pria itu, sambil memandang wajah Dominic.
“Aku Dominic”
“Apa sebenarnya tujuanmu datang ke Istana ini?”
“Akan kujelaskan, tapi berilah kesempatan kepada teman-temanku untuk dimaafkan, setelah itu jika kau ingin menghukumku, hukumlah” ucap Dominic.
Dominic terdiam sesaat dengan kebimbangannya. Wanita itu sedikit mendekat kearah berdirinya Dominic.
Dan tiba-tiba, tangan lembut Puteri Veronica menyentuh pipi pria itu dan menempelkannya beberapa saat.
Dominic sempat terkejut, namun ia bisa menyembunyikannya.
“Tetapi, walaupun aku tahu kau bukanlah seorang Pangeran, aku sudah menyukaimu sejak awal aku melihatmu, Tuan Dominic” manik mata Dominic membulat menatap dua pasang mata Puteri Veronica yang kecoklatan, seolah tertegun dengan kalimat wanita di depannya.
“Kau jauh lebih hebat dari para semua Pangeran itu, dan kau juga sangat mempesona” suara wanita itu melembut, kemudian Puteri Veronica mendekatkan tubuhnya kearah Dominic, ia melempar potongan bunga mawar yang sedari tadi digenggamnya ke belakang punggungnya, kedua tangannya kini sudah berada di atas pundak Dominic dan wajahnya mendongak seolah menunggu sebuah balasan.
Dengan bahasa tubuh wanita di depan Dominic, pria itu langsung paham dan segera membalas perlakuan putri itu dengan tautan bibir mereka.
Tangan Dominic melingkar di pinggang wanita cantik itu. Sesaat mereka menikmati permainan penyatuan bibir mereka yang sedikit terbalut hasrat.
Setelah beberapa saat, mereka menyudahi kenikmatan itu. Puteri Veronica menunduk dan tersenyum.
“Jika keluargaku tahu kau bukanlah seorang Pangeran, mereka akan menghukummu dan teman-temanmu. Tapi, aku bisa menjamin itu tidak akan terjadi jika kau bersedia memenuhi syarat-syarat dariku” jelas Puteri Veronica dengan kedua tangan masih melingkar di atas pundak Dominic.
“Apa sayarat-syaratmu?” tanya Dominic dengan wajah serius.
Semangat berkarya.
Berkah&sukses selalu.