Ayana Malika Ifana, harus rela menjadi pekerja terselubung demi membayar uang sekolah, dirinya bekerja disebuah perusahaan sebagai cleaning servis karena usianya yang belum genap 17 tahun, jadi dirinya dipekerjakan diam-diam oleh tetangganya yang bekerja bebagai kepala bagian, dan karena membutuhkan uang AMI panggilan nama singkatan miliknya, rela menjadi pekerja terselubung untuk mendapatkan uang.
Dan dirinya juga harus terjebak dengan pria yang dia panggil OM, pria itu yang sudah membuat dirinya kehilangan semua mimpinya.
Bagaimana Ayana Malika Ifana, bisa melalui ujian hidupnya, dan dipertemukan dengan pria yang sudah matang untuk usianya yang belum genap 17 tahun.
Yukk ah, kepoin ceritanya, hanya di NovelToon, jika terdapat cerita yang sama maka itu adalah plagiat, karena saya hanya membuat karya ini hanya di NovelToon.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lautan Biru, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kepala sekolah tapi?
Nathan bangun di jam tujuh lewat, dirinya bangun kesiangan gara-gara tidak bisa memejamkan matanya hingga pagi, bahkan dibawah matanya terdapat kantung hitam.
Sungguh baru kali ini dirinya tidak bisa memejamkan mata hanya karena memikirkan hal yang menurutnya tidak penting.
"Den mau bibi buatkan kopi." Bik Asih menatap majikannya yang sudah rapi, namun keluar kamar di jam setengah delapan lewat, biasanya Nathan tepat pukul tujuh jika keluar kamar.
"Tidak." Nathan bergegas keluar dari apartemen, jam sembilan dirinya ada metting dengan klien penting dan Nathan harus mempersiapkan.
"Ck, sial..!!" Nathan memukul setir kemudinya ketika melihat didepan sana macet, inilah yang dia tidak sukai jika berangkat siang, jalanan yang begitu macet.
Mobilnya kembali berjalan pelan, dan setelah melewati lampu merah mobil Nathan langsung melesat.
Jam delapan lewat sepuluh menit Nathan baru sampai di kantor. Penampilannya biasa saja masih seperti hari-hari sebelumnya, namun bedanya kali ini Nathan memakai kaca mata hitam masuk ke dalam kantor, dan tentu saja penampilan Nathan menjadi pusat perhatian oleh para karyawan.
"Duh, bos gue udah ganteng tambah bikin haredang kalau tampilannya begitu." Ucap salah satu keryawati yang selalu memperhatikan bosnya jika melewati lobby.
Nathan masuk ke dalam lift setelah pintu terbuka, dirinya mengehela napas, matanya masih terasa berat namun pekerjaan penting sudah menunggunya.
Ting
Pintu terbuka Nathan segera keluar dan memasuki ruangannya, dan menghempaskan tubuhnya di kursi kebesarannya, dan melepas kaca mata hitamnya yang sejak tadi dia pakai.
Fyuuhh, membuang napas Nathan bersandar di kursi.
"Nat_ bhahaha.." Ando yang tiba-tiba masuk melihat Nathan tertawa, sedangkan Nathan gelagapan untuk kembali memakai kaca mata hitamnya.
"Udah ketahuan, gak usah lu tutupi." Ando masih tertawa melihat wajah Nathan seperti panda.
"Sialan lu," Nathan berdecak kesal, melihat Ando yang menertawainya, apalagi jika pria lucnat itu tau penyebab wajahnya seperti ini.
"Lu begadang sampai berapa ronde sih, gila lu parah men." Ando masih tertawa, bahkan perutnya terasa kram dan sakit.
"Ba*ot lu," Nathan melempar pulpen ke arah Ando, dan Ando dengan gesit menghindar.
"Gue gak bisa bayangin jadi bini lu, Nat. Pasti gak bisa bangun dari tempat tidur." Lagi-lagi ucapan Ando semakin membuat Nathan kesal.
"Lu mau gaji lu gue potong..!!" Ancam Nathan membuat Ando langsung diam.
"Sorry, Sorry.. gue hanya kelepasan." Ucap Ando dengan masih dengan sisa tawanya. Nathan hanya memutar kedua bola matanya malas mendengar pembelaan asisten yang tidak tahu diri itu.
"Klien kita tidak bisa bertemu, beliau ada keperluan mendadak. Dan rencananya besok akan di jadwalkan kembali." Jelas Ando memberi tahu Nathan.
"Hah, syukur deh." Nathan bernapas lega, itu tandanya pagi ini dirinya bebas. Nathan pun beranjak dari kursinya ingin pergi.
"Eitts..mau kemana lagi lu?" Tanya Ando yang melihat Nathan ingin keluar.
"Bukan urusan lu." Nathan pergi meninggalkan Ando yang semakin melebarkan senyumnya.
"Kayaknya keponakan gue bakalan on the way."
.
.
.
Mobil mewah hitam mengkilap parkir didepan gedung sekolah yang masih sepi, jam menunjukan pukul sembilan lewat lima belas, lima menit lagi bel berbunyi jam istirahat pertama.
Nathan sengaja mendatangi sekolah tempat gadis nya menimba ilmu.
Gadisnya?
Nathan geleng kepala, hanya gara-gara masakan yang pernah dia makan membuatnya selalu memikirkan gadis itu.
Tring..tring..tring..
Bel istirahat pun berbunyi, semua murid mulai berhamburan untuk keluar kelas, ada yang menuju kantin, perpustakaan, lapangan basket dan banyak tempat yang mereka bisa datangi atau tempat favorit para siswa/i.
Ami keluar kelas bersama Olive, kali ini gadis itu tidak akan kelaparan karena membawa bekal dari rumah bundanya.
"Hay.." Zian berdiri didepan pintu kelas Ami ketika gadis itu akan keluar, membuat Ami dan Olive terkejut beruntung kedua gadis itu tidak menabrak.
"Ya Tuhan." Ami mengelus dadanya karena merasa terkejut.
Zian hanya tersenyum tanpa dosa. "Mau ke kantin?" Zian menatap Ami lalu bergantian menatap Olive memberi isyarat.
Olive yang menangkap isyarat dari Zian pun melirik Ami. "I-iya kak, kami mau ke kantin." Ucap Olive langsung mendapat tatapan tajam dari Ami.
"Oke, ayo." Zian langsung meraih tangan Ami lalu membawa gadis itu menuju kantin.
"Kak, aku bawa bekal." Ucap Ami melirik Olive untuk minta bantuan, agar Zian melepas genggaman tangannya. Sedangkan Olive pura-pura tidak melihat apa yang sedang Ami butuhkan.
"Tidak apa, bisa dimakan dikantin kan." Kekeh Zian tetap menarik pergelangan tangan Ami.
Sontak perlakuan Zian yang menarik tangan Ami menjadi topik hangat bagi para siswa/i yang melihat. Karena selama ini Zian tidak pernah dekat dengan seorang gadis apalagi bergandengan tangan dan pemandangan itu sontak membuat mereka buru-buru mengabadikannya lewat ponsel mereka masing-masing.
Tidak hanya di lorong sekolah, ketika Zian masuk ke kantin mereka yang berada di dalam kantin melihat bagaimana cowok mostwanted disekolah mereka menggandeng siswi yang mereka sendiri tidak banyak yang tahu.
"Gila, itu kan si Ami yang pernah lempar bola basket waktu di lapangan." Ucap salah satu siswi yang mengingat hari itu.
"Wah sepertinya, dia saingannya Nesya." Ucap siswi lainnya lagi.
Nesya yang berada tidak jauh dari tempat mereka yang bergosip mengepalkan tangannya kuat, mendengar ucapan siswi yang lain.
"Dasar Bit*ch." Kesal Nesya menatap ke arah Ami dan Zian geram.
Bukan hanya Ami dan Zian yang duduk disana, melainkan ada banyak teman basket Zian yang duduk di bangku kantin, termasuk Vano yang suka memakan lauk milik Olive.
Ami mencoba untuk bersikap biasa saja, ketika melihat kesekeliling banyak mata yang memperhatikan dirinya, bagi Ami menjadi pusat perhatian itu sangatlah tidak enak.
"Kamu kenapa?" Zian menatap Ami yang sepertinya tidak nyaman.
"Em, kenapa mereka melihatku seperti itu, apa aku terlihat seperti badut." Ucap Ami berbisik di dekat wajah Zian, Ami terlihat biasa saja namun tidak bagi Zian karena jantungnya sedang tidak baik-baik saja.
"Cantik." Gumam Zian tidak jelas ditelinga Ami.
"Hah, apa kak?" Ucap Ami yang menoleh kewajah Zian, semakin membuat Zian kalang kabut merasakan harinya.
Zian melihat Ami begitu cantik, membuatnya semakin menyukai gadis cantik didepanya ini.
"Ami kamu di panggil ke ruangan kepsek." Ucap salah satu siswa yang datang ke meja Zian dan yang lain.
"Aku, ada apa?"
Siswa itu hanya mengakat bahunya tidak tahu.
"Aku temenin Mi," Ucap Olive yang sudah panas dingin berada di tengah-tengah para cogan di sekolah mereka. Apalagi tatapan para siswi yang lain begitu tajam menusuk jantung olive.
Ami hanya mengangguk lalu pamit pada Zian dan pergi dari kantin.
Sampainya di dekat pintu ruang kepala sekolah, tiba-tiba Olive mendadak kebelet, dan Olive pun meninggalkan Ami sendiri.
"Ck, dasar Olive, gitu aja sampai nervous." Ami tersenyum kecil, lalu mengetuk pintu ruang kepala sekolah yang sudah didepan mata.
Setelah mendapat sahutan dari dalam Ami segera masuk, dan melihat punggung seorang pria yang sedang duduk memunggunginya.
"Bapak panggil saya." Tanya Ami yang berdiri di belakang pria yang dia kira kepala sekolah itu.
Mata Ami membola sempurna melihat pria yang baru saja membalikkan tubuhnya.
.
.
Dari kemaren NT eror, dan semua baru lolos tadi siang..
Jangan lupa Like, dan komen kalian.. 🥰🥰🥰
mknya gampang bgt yaa kawin nya dan cerai nya kesian donk wanita2 di seluruh dunia kalau semua bs di siriin 🙈
bukan nya nathan yg selamatin perempuan itu?
trs mana mau ami di madu,itulah kalau hukum nya ada kawin siri bs beristri 10 jg g pp enak aja..