NovelToon NovelToon
Memori Pena

Memori Pena

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen / Cintapertama / Teen School/College / Bad Boy / Slice of Life / Idola sekolah
Popularitas:3.6k
Nilai: 5
Nama Author: Kepik Senja

Sebuah pulpen langganan dipinjam Faiq kini tergeletak begitu saja, pemuda yang suka menggodanya, mengusiknya dengan segala cara, ia tidak pernah kehabisan akal untuk mengerjai Vika.

Vika memandanya dengan harap si tukang pinjam pulpen itu akan kembali. Ia memelototi pulpen itu seolah memaksanya membuka mulut untuk memberitahu dimana keberadaan Faiq.
••••••••

Goresan Pena terakhir ini

Kini tinggalah kenangan

Yang pernah kita ukir bersama

Sekarang kau tak tahu dimana

Tak ada secarik balasan untukku

Akankah titik ini titik terakhir

Yang mengakhiri kisah kita?

Kisah kau dan aku


-Vika Oktober 2017



⏭PERHATIAN CERITA MURNI HASIL PEMIKIRAN AUTHOR, BILA ADA KESAMAAN TOKOH MAUPUN TEMPAT, DLL. MERUPAKAN MURNI KETIDAK SENGAJAAN⏮

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kepik Senja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Doom and Despair #2

silahkan razia typo dan lain-lain, karena pasti akan ada banyak typo kedepannya, silahkan berkomentar.

...|Happy Reading|...

...••★••...

...Warning!!...

...Mengandung adegan kekerasan dan bubuk boncabe...

...••★••...

Vika mulai was-was ia tak bisa kabur dari gang kecil ini, salah satu anak motor yang memiliki tubuh gempal menyerangnya sedangkan yang lain menontonnya. Mereka tampak menikmati tontonan di depan mereka, melihat Vika yang kesulitan melawan lawan yang tak sepadan ukurannya, Vika seperti bertarung dengan pegulat karena perbedaan besar ukuran tubuh mereka.

Sosok yang seperti pegulat itu memiting tangannya kebelakang, Vika mengerang kesakitan semoga saja tangannya tidak patah. Ia digiring keluar gang menuju mobil sedan yang terparkir tepat di depan gang, sebelum itu tangannya diborgol ke belakang terlebih dahulu, tanpa basa-basi sosok berbadan gempal itu melempar fika ke dalam mobil. Vika tidak bisa seperti ini dia harus meloloskan diri, ia memutar otak kecilnya, berusaha sekuat tenaga memikirkan cara meminta pertolongan, jalan ini sepi tak ada warga satupun yang berlalu lalang. Vika salah karena bersembunyi di tempat seperti ini.

Suara deru motor menggema ke segala penjuru anak-anak motor itu berjaga di kanan-kiri depan-belakang mobil sedan yang menawan Vika, mungkin dari luar orang-orang akan mengira di dalam mobil itu berisi orang penting bukan seorang tawanan. Dari dalam mobil Vika melihat seseorang yang tak asing dengan motor yang ia tunggangi.

"Kak Alam, Kakkkk!" teriak Vika, entah apa pemuda itu dapat mendengar suara Vika karena jendela mobil tertutup. Vika menabrak-nabrakan kepalanya ke jendela mobil konyol memang tapi mau bagaimana lagi agar Alam dapat mengetahui keberadaan Vika sekarang. Seseorang yang mengemudikan mobil itu langsung melajukannya dengan cepat setelah mengetahui Alam melihat mobil itu membawa seseorang yang dikenalinya. Alam tak tinggal diam ia melajukan motornya berusaha menyusul mobil itu walau sekumpulan anak motor berusaha menghimpitnya.

Prank

Vika terkejut ketika mendengar suara pecahan kaca dan dentuman yang begitu keras, air matanya luruh seketika saat Alam tergeletak di aspal. Alam nekat menabrakan diri ke arah mobil yang menawan Vika. Ketika seseorang yang mengemudikan mobil itu keluar untuk mengecek kondisi Alam, Vika buru-buru berlari ke luar setelah berhasil membuka pintu namun naas beberapa anak motor berhasil mencekat tangannya, mereka memasukan Vika kedalam mobil lalu meninggalkan Alam tergeletak di tengah jalanan yang sepi ketika mengetahui Alam masih hidup. "Kak Alam!"

"Hah... hahh, sabar Vik gue akan nyelametin lo." ujar Alam, dia tersenyum tipis mengetahui mereka tak mengecek bumper mobil sedan hitam itu. Pria yang masih tepar itu merogoh saku jaketnya ia mengeluarkan ponselnya, membuka aplikasi yang terhubung dengan benda yang sempat ia tempelkan pada bumper mobil penculik. "ternyata lo pergi ke markas Tiger."

"Faiq, jemput gue di Jalan Tunas Muda." Alam sedikit meringis ketika berusaha mendudukan tubuhnya, punggungnya terasa sangat sakit akibat benturan tadi.

"Lo kenapa Bang?"

"Enggak ada banyak waktu lagi, lo cepat kesini panggil semua anak Cobra."

"Oke gue kesana sekarang juga."

***

Alam duduk di trotoar dengan kaki diluruskan ia sedang sibuk memijat bahunya yang sakit, soal sakit di punggunya sudah tidak terlalu terasa, suara derum kendaraan mengacaukan fokusnya pada bahu yang cenat-cenut itu. "Bang Al! Lo kenapa?" Faiq langsung turun dari motornya, ia berjongkok di hadapan Alam yang sudah sangat kacau, jaketnya berlubang cukup lebar karena bergesekan dengan aspal tadi.

"Jangan pikirin gue dulu! Sekarang kita pergi ke markas Tiger, Evan sama kroco-kroconya nyulik Vika." mendengar hal itu rahang Faiq mengeras dengan sendirinya.

"Kita berangkat sekarang!" teriak Faiq lantang, pria itu memapah Alam kedalam mobil Zaki, syukurlah Zaki membawa mobil dan bukan motornya.

Seluruh anak Cobra membalik jaket mereka menampilkan logo CMC di balik jaketnya, dengan begini seluruh kerusuhan yang akan terjadi tidak akan melibatkan sekolah untuk dimintai pertanggung jawaban atas tindakan mereka. Mereka melesat dengan cepat menuju markas Tiger. Jalanan yang sepi menjadi bising karena deru motor mereka, di perempatan sudah terlihat anggota Cobra lainnya mereka ikut membalik jaket 2 model mereka ketika melihat logo CMC di punggung anak-anak Cobra lainnya.

"Pasti Tiger buat masalah lagi." seru salah satu anak Cobra, mereka langsung menyusul anggota lainnya yang sudah jauh di depan.

***

Dari awal aku melihatnya perasaan aku enggak enak, sebetulnya ini tempat apa? Dan mereka siapa? Gawat aku enggak bisa fokus, aku harus fokus! Aku harus inget lorong-lorong ini, aku harus kabur secepatnya, Kak Alam aku akan bantu Kakak. Batin Vika. Gadis itu mencoba untuk menghafal tiap sudut ruangan dan titik celah yang mungkin bisa ia gunakan sebagai akses untuk kabur.

"Kita ngobrolnya di dalem aja ya?" ujar pria yang menyeret tubuh Vika.

"Kenapa enggak di luar aja? Ini tempat apa? Kenapa Kakak bawa saya ke sini?" pria itu menampilkan smriknya, matanya melirik ke anak buahnya, mereka mengangguk.

"Jangan membantah masuk sekarang!" ujar salah satu dari anak buah pria itu, dia mendorong Vika hingga terjerembap di lantai yang lembab.

"Kenalin gue Evan ketua Tiger!" Evan menarik janggut Vika agar dapat melihat wajah yang semula menunduk. Ia menempelkan pisau lipat rasa dingin menjalar pada pipi mulus itu. Seketika tubuh Vika bergetar hebat, kenangan buruk saat ia dirisak berselewengan di otaknya. "Hahahah, sekarang tinggal kita berdua." Evan menjauh dari Vika yang terengah-engah, saat pisau lipat itu menempel di pipinya napasnya tercekat.

"A-Anda ... sebenarnya mau apa?"

"Wah lo jadi lemah begini ya, Vika? tangan lo bergetar tuh." Evan sibuk memutar-mutar pisau yang masih digenggamannya, "padahal tadi bersikap sok kuat, hah ... bagaimana kalau lo pacaran sama gue? Dengan begitu Faiq akan kalah dan Nesya akan puas."

Nesya?

Manik Vika melebar begitu mendengar nama gadis itu di sebut. "E-nggak, lepasin saya!"

"Jangan sok jual mahal!"

"Bibir lo cantik juga. Lo harus bayar apa yang Faiq perbuat sama gue dan Nesya." Ujar Evan sembari mengangkat rahang Vika. Pemuda itu mengendus bau parfum segar dari tubuh gadis yang ada didepannya.

Kenapa badanku rasanya nggak mau bergerak, Ya Tuhan tolonglah hambamu.

Evan menempelkan pisau itu ke pipi Vika lagi, bahkan ia sedikit menekannya membuat pipi itu berdarah. "Yah berdarah, sorry ya pipi lo jadi berdarah." ujar pria itu sambil mengusap darah yang menetes. "Hen-hentikan saya mohon hentikan!"

"Segini belum cukup cantikku,"

Sreekk

"Segini baru cukup," Evan menyobek rok Vika, "Gue enggak sebrengsek itu buat ngerusak lo, jadi lo tetap di sini jangan berani keluar sekalipun!" pria itu melangkahkan kakinya keluar, menyuruh anak buahnya tetap berjaga di depan pintu.

Terdengar suara klakson-klakson yang memekak telinga, suara derum motor terdengar jelas dari arah luar membuat Vika mencoba menghapus air matanya dengan bahu, ia sangat berharap akan ada seseorang yang mengeluarkannya dari neraka ini. Semua anak buah Tiger yang berjaga di luar markas kaget melihat orang yang baru keluar dari dalam mobil. Tidak menyangka laki-laki itu masih sanggup datang kemari dengan kondisinya yang cukup parah.

"Alam," sebut Evan ketika sampai di halaman depan markas, dia berdecih, "ngapain lo ikut? Toh lo udah nggak berguna di sini dengan badan lo yang remuk itu."

"Bang Al, lo di sini aja deh." kata Faiq, membuat Alam memberikannya tatapan tajam. "Lo pikir gue udah nggak berguna?"

"Bukan gitu, gue cuma khawatir sama luka lo Bang."

"Thanks, tapi gue bakal ikut maju! Lo pikir dong yang di dalem sana adik gue, gue harus nyelametin dia." Faiq meneguk ludahnya, bukanya ia bermaksud meremehkan kemampuan Alam.

"Apa kabar lo?" tanya Alam sembari mendekati ketua Tiger. "Evan si ketua Tiger," katanya begitu mereka berhadapan.

"Baik, jadi cewek cantik itu adik lo?" Evan menyeringai, ini fakta menarik yang baru ia ketahui.

"Sekalinya pengecut tetep pengecut ya?" bukannya menjawab pertanyaan Evan, Alam malah menyindirnya, "gue bener kan?" tanyanya pada Evan.

"Maksud lo apa?"

"Jadi lo sengaja pakai Vika buat backing lo. Pinter juga ya lo? kayak banci." mendengar hal itu Evan hanya bisa membisu, "Ngerasa kan lo?" Alam menaikan sebelah alisnya, merendahkan ketua Tiger itu.

Satu pukulan keras berhasil mengenai perut Alam yang membuat pria itu limbung ke belakang dan ditangkap Faiq serta Aries. Alam terkekeh sambil menekan perutnya yang sakit–ia tau benar Evan sangat malu sekarang karena perkataannya. Dan pukulan yang barusan menunjukan kalau pria itu tersinggung dengan celotehannya.

Namun berbeda dengan Faiq dan Aries. Mereka takjub dengan apa yang diungkapkan oleh Alam. Pantas saja dulu Alam sempat menjadi ketua CMC walau hanya sebentar karena ia mengundurkan diri.

"Ngerasa ya? Makanya marah?" sindir Faiq, ia terkekeh geli ketika melihat wajah Evan memerah seperti tomat.

"Diem lo!" hardik Evan, ia sama sekali tidak terima dengan semua ini. "Nggak lah. Orang yang Bang Al bilang itu bener. Yak nggak temen-temen?" tanyanya pada kubu Cobra

"Yoi, bener banget!"

"Coba ngomong sekali lag!" Perintah Evan menggebu-gebu, namun Faiq dengan pintar tak meladeninya. Memang siapa sia? Bosnya juga bukan.

"EH BISU!" bentak Evan membuat semua yang ada di sana kaget. "KENAPA LO DIEM HAH?"

"Kenapa? Kurang jelas omongan gue tadi?"

"Kurang!"

"LO SEMUA BANCI!" bentak Faiq, tanpa aba-aba ia langsung memukul rahang Evan membuatnya terjerembap di tanah, "Lo denger banci? Pertama lo nantangin Cobra walau lo tau skill lo di bawah gue saat di sirkuit. Kedua lo sengaja suruh anak buah lo buat nabrak gue. Dan yang ketiga Tiger banci, makanya gunain Vika sebagai tameng." Faiq mendorong Evan setelah pria itu berhasil berdiri. "Cukup bacotan lo. Maju lo sekarang!" tantang Faiq.

"WOY! KALIAN MAU TAWURAN DI SINI?" suara Hansip yang kebetulan lewat membuat semua menoleh kebelakang dan melihat dua Hansip datang membawa pentungannya.

"Persetan!" kata Aries lalu berlari menuju motornya begitu pula dengan anggota Cobra lainnya, mereka tidak mau tertangkap konyol. "KABUR-KABUR! MENCAR JANGAN ADA YANG BERKELOMPOK!" teriak Faiq lantang, "Zaki lo bawa Bang Al ke rumah sakit, gue mau jemput Vika dulu!" ujar Faiq sebelum berlari menuju dalam markas Tiger. Ia sedikit kebingungan karena banyak sekali lorong di markas ini. "Vika! lo ada di mana?" ujarnya sembari berlarian tak tentu arah. Faiq memberhentikan langkahnya ketika melihat Vika sedang bersender pada pilar markas, tubuhnya bergetar hebat, kondisinya sangat kacau sekali.

"Vika?"

•••

...*...

...*...

...*...

...TBC...

...Thanks for Reading 💙🌻...

...Jangan lupa like dan komen ya🫶...

...Luv You All💙🌻...

^^^🐞Kepik senja^^^

1
Tuti Asnawati
waaah udah tamat ajaa 👍
Tuti Asnawati
yuhuuu akhirnyaaa 😍😍😍
Tuti Asnawati
semoga itu memang keajaiban 😭 faiqnya udh sadar was was nya masih
Kepik Senja: ʕ⁠´⁠•⁠ ⁠ᴥ⁠•̥⁠`⁠ʔ
total 1 replies
Kepik Senja
(⁠ʘ⁠ᴗ⁠ʘ⁠✿⁠)
Tuti Asnawati
akhirnya sadarrrr faiqnya 😅
Kepik Senja: tunggu bentar lagi ya, seperti biasa jam 5 update 🌻
total 1 replies
Tuti Asnawati
semoga faiqnya segera membaik 😭🙏
Kepik Senja: ʕ⁠´⁠•⁠ ⁠ᴥ⁠•̥⁠`⁠ʔ
total 1 replies
Erma Wati
samngat tour...critany bgus
Kepik Senja: terimakasih 🌻
total 1 replies
Tuti Asnawati
zoya kayanya nti sama zaki yaa 🤭
Kepik Senja: Zaki lagi disuruh insyaf sama bapaknya biar UN nya lanca tanpa pikir pacar🤭
total 1 replies
Tuti Asnawati
semoga faiqnya cepet sadar
Tuti Asnawati: iyaa 🤭
Kepik Senja: kangen chapter yg ada Faiq nya yaa?
total 2 replies
Tuti Asnawati
semoga lekas sembuh thor ❤️
Tuti Asnawati: alhamdulillah ❤️
Kepik Senja: terimakasih, aku udah mendingan sekarang
total 2 replies
arcyanl
Thor aku baru sampe sini, tapi aku mau bilangg penulisannya bagus banget hshshs, semangatt thor
Kepik Senja: makasih, jangan bosen baca ya🤧
total 1 replies
Nunuy
menurutku karyamu bagus thor..tp kenapa sepi 🤔
Kepik Senja: Hai kak, terimakasih ya udah baca, mungkin sepi karena aku baru di Noveltoon dan di lapak orange aku udah lama hiatus nulis 😅
total 1 replies
Shame
semangat thor
Kepik Senja: Oh ya, aku ada buat chat story judulnya "Forget me not" barang kali kamu mau mampir 😸
Kepik Senja: terima kasih 🤍
total 2 replies
✿ O T A K U ✿ᴳᴵᴿᴸ࿐
Nggak bosan-bosan deh baca karyamu thor, semoga semakin sukses! ❤️
Farldetenc: Ada karya menarik nih, IT’S MY DEVIAN, sudah End 😵 by farldetenc
Kepik Senja: Oh ya, aku ada buat chat story judulnya "Forget me not" barang kali kamu mau mampir 😸
total 3 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!