"Aahh apa yang kak Angga lakukan?" teriak Nara dengan kencang sambil mendorong tubuh Angga menjauhi nya, Angga pun terjatuh dari ranjang yang otomatis penyatuan yang baru separo jalan pun terlepas karena Nara sadar dari obat tidurnya.
Dengan bibir bergetar dan air mata yang sudah mengalir deras di wajah, Nara mencoba turun dari ranjang tapi sayangnya Angga telah sigap dan menjatuhkan tubuh Nara kembali ke ranjang serta menaiki tubuh Nara kembali.
"Lepas kak lepasin Nara, jangan sakiti Nara, please." iba nya disela tangisan dan suara yang serak karena lelah berteriak. Tetapi bukan nya iba Angga malah menarik paksa selimut yang menutupi tubuh polos Nara.
Nasib sial di alami Nara, gara-gara ia menolak cinta Angga, berakhir dengan kesuciannya yang terenggut oleh kakak tingkatnya itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Danira16, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Nyusu
Hari weekend seharian Bisma mengajak pacarnya Vika jalan jalan ke mall, Bisma mengajak main game di salah satu wahana permainan, berbelanja dan makan enak.
Vika sangat senang Bisma selalu memanjakannya, Bisma yang notabene juga anak orang berada pun tak mempermasalahkan nya, hingga malam hari Bisma dan Vika pulang setelah sempat mengajak ke pantai untuk melihat matahari terbenam.
Di mobil mereka saling bergandengan tangan dengan tangan satu Bisma berada di stang mobil, " kak nyetirnya hati- hari udah malam, kakak gak rabun senja kan..." canda Vika ke Bisma yang sibuk menyetir mobil.
"Tentu tidak sayangku" menoleh ke arah Vika dan mencubit hidung mancung Vika.
"Oiya kak makasih ya udah nyenengin aku, belanjakan aku juga." Vika melabuhkan kepalanya ke pundak Bisma dengan manjanya .
"iya sama- sama, tapi itu gak gratis ada imbalannya" canda Bisma .
"Imbalan....?? Kakak berarti gak ikhlas donk." gerutu nya dengan mengerucutkan bibirnya.
"Ya simbiosis mutualisme, kita saling membutuhkan." jawab Bisma yang membuat Vika mengerutkan keningnya bingung.
"Maksudnya ....??"
Bukannya menjawab, tapi Bisma malah memberhentikan mobilnya di area yang sepi dan lumayan gelap, menyingkirkan badan mobil nya ke tepi jalan raya yang dipenuhi rumput-rumput dan ilalang.
"Koq berhenti kak." Protes Vika dalam mode entahlah super bingung dia.
Bisma seketika menarik tengkuk Vika dan menciumi bibir Vika dengan rakus, memagut dan memasukan lidah nya kedalam mulut Vika serta mengobrak abrik isinya.
"Kak...'" dorongan Vika yang cukup keras membuat bibir mereka yang tadi saling tertaut pun akhirnya terlepas.
"Ini imbalannya " ucap Bisma dengan menempelkan telunjuknya ke bibir Vika, ia paham maksudnya.
Hingga Bisma terkejut ketika Vika gantian menarik tengkuk Bisma dan melabuhkan kembali bibir mereka. Vika pun buas mencium bibir Bisma, melumat dan kedua tangannya kini telah melingkar di tengkuk Bisma, ciuman itu kian panas.
Ketika bibir Bisma mendarat di leher putih Vika, ia mendes*h tak karuan namun seketika Vika merasa takut ketika suasana makin gelap dan sepi.
"Kak ayo pulang, aku takut" ketika ia mendorong pelan dada Bisma.
"Gak usah takut, kn ada kak Bisma." ucapnya yang kemudian akan siap-siap menyatukan bibir mereka kembali, namun lagi- lagi dada nya di dorong Vika.
"Kak aku takut gelap kak, ayo kita pulang" rengek Vika kayak anak kecil yang pengen dibelikan es krim.
"Sebentar aja sayang, kak Bisma belum puas cium kamu."
Bisma merayu kembali vika yang akhirnya di iyakan pacarnya. Dan mereka pun berciuman kembali dengan begitu hot dan lama.
Tangan nakal Bisma telah berada di gunung kembar Vika yang masih dilapisi kemeja tanpa lengan, tangan nya sibuk meremas aset Vika.
"Stop kak, sudah, tadi katanya cuma sebentar, ayo pulang sekarang kak"
"Baiklah aku antar pulang asal biarkan aku menyusu punyamu dulu"
Pilihan yang sulit buat Vika pingin pulang namun syaratnya seakan merugikan dirinya, jujur ia takut berada di tempat sepi walau itu dekat dengan jalan raya.
"Iya ok....tapi sebentar aja habis itu pulang awas kalo gak pulang"
Vika pun membuka kemeja nya sampai terlepas semua dari kancingnya dan tak lupa melepaskan ikatan br* nya yang katanya berada didepan, seketika itu juga gunung kembarnya terbebas dari penyangga nya dan menyembul keluar dengan puncak pink yang telah mengeras.
"Kak sakit tau, pelan-pelan dong" pekiknya saat Bisma dengan gemas menyusu dengan kasar dengan memasukan puncak Vika ke dalam mulutnya.
Tak menghiraukan omelan Vika ia malah sibuk menyusu bagai bayi yang kehausan, dengan tangan satunya sudah berada di gundukan Vika dengan meremasnya dengan kuat
"Sudah cukup kak" tangan Vika menepuk kasar tangan Bisma yang berusaha masuk ke area terlarang.
"Aww sakit sayang" teriak Bisma saat tangannya terasa panas di tampol Vika.
"Makanya jangan nakal, dasar mesum" celoteh Vika.
Akhirnya mereka pulang setelah Vika mengancam Bisma jika tidak pulang ia akan memutuskan hubungan dengan Bisma. Dari pada jomblo and gak bisa nyusu lagi akhirnya Bisma mengalah.
Hari ini Nara tidak kuliah karena ia sedang libur setelah ia menyelesaikan ujian di kampusnya, sedangkan Angga masih sibuk di kampus untuk menemui dosen yang akan membimbingnya dalam tugas skripsi, ia ingin mempunyai target tahun ini juga ia harus lulus dan diwisuda.
Angga ingin sekali bekerja, mencari uang untuk menghidupi Nara kelak setelah mereka menikah, tidak mungkin juga ia menggantungkan hidupnya pada papi nya yang masih kekeh tidak ingin mempunyai menantu anak yatim piatu dan dari kalangan bawah.
Sedikit cerita dahulu Angga dan adiknya Nada berkuliah tidak di tempat yang sama, sang adik kuliah di jakarta ambil jurusan fashion design, sedangkan Angga sempat mencicipi kuliah di luar negeri di university of London, ia ambil jurusan bisnis.
Namun saat ia berlibur di jakarta untuk kumpul bersama keluarganya saat itu Nada malah mengakhiri hidupnya karena depresi, betapa sakitnya hati Angga saat ini mendapati adik kesayangannya meregang nyawa dihadapan mereka di rumah sakit.
Saat itu Nada masih muda, gadis itu berusia 20 tahun, karena rasa sedih yang mendera mama nya , Erlangga menyuruh Angga untuk berkuliah di Jakarta di tempat Nada pernah kuliah, yang akhirnya ia dipertemukan oleh seorang gadis yang saat itu masih semester 1 dan baru menapaki dunia perkuliahan, Angga menyukai Nara sudah sejak lama.
Balik lagi ke masa kini, di mana Nara sekarang telah berada di taxi online, ia hendak pergi ke rumah sakit untuk memastikan kehamilannya, dan ia pun membuat janji dengan dokter SpOG.
Suster keluar dan memangil namanya, ia pun yang sedang mengamati ponselnya langsung berdiri dan melangkah menuju ke ruang praktek dokter Spog.
Begitu masuk kedalam ruang praktek mata nya melirik ke arah alat ultrasonografi atau yang biasa disebut USG.
"Silahkan berbaring" dokter pun mengarahkan tangannya ke tempat ranjang periksa pasien, untuk mempersiapkan pasien.
Setelah Nara berbaring suster pun mulai mengoleskan gel ke perutnya, dokter mulai mengarahkan alat USG ke perut Nara yang tadi telah diberi gel.
"Benarkah saya hamil dok??" Tanya Nara penasaran
"Benar itu, disini ada kehamilan dan usianya bukan 4 Minggu tapi sudah 6 Minggu." ujar sang dokter wanita yang menunjukan kantong rahim Nara yang telah berisi janin.
Nara hanya terpaku saat melihat monitor yang terdapat gambar janin buah hati nya dengan Angga, rasa bahagia menyeruak kehati nya.
Dokter memberikan resep berupa vitamin dan anti mual untuk kandungan Nara yang terbilang memiliki resiko tinggi akan keguguran karena usia kandungan Nara yang terbilang masih muda.
Dia keluar dari luar dokter praktek SpOG dan hendak melangkah ke ruang apotek untuk menebus obat, namun tanpa Nara ketahui bahwa ada seorang wanita yang dari tadi merasa mengenal nya.
Wanita itu mengenakan pakaian seksii, ia mengenakan kacamata hitam sehingga Nara tidak mengenalnya.
Wanita itu adalah Raline yang saat itu sedang cek ke dokter kandungan untuk pasang IUD atau pasang KB spiral , ia rutin melakukan itu untuk menghindari kehamilan karena ia terbiasa dengan gaya hidup bebasnya.
Awalnya Raline pikir Nara kesini sama dengan nya untuk pasang alat KB, namun ia baru mengetahui dari suster yang tadi berada di ruang praktek dokter SpOG, bahwa Nara pasien yang baru saja keluar itu sedang hamil.
"Bengs*k, gadis itu mang harus aku singkirkan, kalau sampe Angga tau bisa makin susah nanti aku buat pisahin mereka." ujar Raline dalam hati.
Raline dimobil ngoceh-ngoceh sendiri yang mengatakan bahwa papi Erlangga terlalu lambat dalam memisahkan mereka, akhirnya timbul niat licik Raline untuk memisahkan mereka dengan yang cara lain.
*****
Sudah 3 hari paska Erlangga bertandang ke apartemen Angga untuk menemui Nara, belum juga ia mendapat kabar tentang Nara dan Angga, ia berharap secepatnya Nara meninggalkan anaknya.
Erlangga memang terkenal kejam di dunia bisnis namun ia masih ada sisi baik yaitu menyayangi dan melindungi keluarganya, walaupun kadang ia salah caranya.
Seperti halnya Nada sudah diultimatum Erlangga untuk tidak berpacaran karena sifat Nada yang polos, dan manja.
Hingga akhirnya Nada memilih backstreet berpacaran karena takut oleh papi nya, bahkan sampai hamil.
"Pagi bos" ujar Aldo anak dari asistennya
"Iya ada apa" Erlangga mengangkat wajahnya ke depan dan langsung menutup laptopnya.
"Cek uang yang kemarin diberikan oleh tuan dikembalikan, ini ceknya bos." Aldo memberikan cek senilai fantastis ke Nara saat itu.
ana gadis itu"
"Sudah pergi mungkin bos, tadi ia menitipkan nya ke meja reseptionist."
Erlangga mengusap wajahnya berulang kali, ia merasa caranya untuk menyingkirkan gadis itu dari Angga telah gagal, hingga ia tak tau harus bagaimana dan dengan cara apa??
Ketika masih terbawa suasa jengkelnya, tiba tiba ponsel berbunyi, yang terdapat nama Raline, tanpa menunggu lama ia mengangkatnya.
"Hallo ada apa?? "
"Om bagaimana sih sampe sekarang belum juga Angga berpisah dari gadis kampungan itu? kalau om lambat gini mending aku aja yang bertindak." Raline mengancam disertai langsung mematikan panggilan telponnya.
Erlangga hanya menghembuskan nafasnya yang kini masalahnya makin rumit disaat kerjaan nya yang makin menumpuk.
"Anak itu dia yang hubungin duluan, eh dia yang langsung matikan sambungan telepon, dasar anak gak pernah di didik." omel Erlangga.