Just For You, Beby

Ceklek pintu Apartemen Leo tertutup ...

"Nona Bianca ini tidak benar". ucap Leo panik.

"Kak Leo, please bantuin Bianca hmm". melas nya.

"Lebih baik kita ke rumah sakit sekarang". cicit Leo.

"Aku juga ingin pergi kerumah sakit tadi kak".

"Tapi tubuhku semakin panas dan nafasku semakin tidak stabil kak, dadaku terasa begitu sesak kak". rintih Bianca dengan sorot mata tidak berdaya.

"Sial! Siapa yang telah berani menjebaknya"!

"Aku tidak akan mengampuninya"! sentak Leo.

"Kak .. Aku .. Aku ..". nafas Bianca sudah begitu lemah, Leo yang melihatnya menjadi sangat takut.

Pria itu ingat, jika obat perangsang terlalu banyak dikosumsi akan menyebabkan kondisi yang fatal.

"Berapa banyak orang itu memberi Kau obat ini"!

"Kak". lirih Bianca yang sudah membuka cardigan dan pelapis gaun tidurnya.

"Sial"! teriak Leo yang takut terbawa hasrat.

"Kak". ucap Bianca yang sudah melumat habis bibir Leo dengan rakus, ditariknya bibir tebal Leo dengan gerakan menuntut. Leo masih tidak bergeming dari tempatnya, dia masih berusaha mengumpulkan kesadaran nya. Karena tubuh Leo begitu tinggi, Bianca agak susah menggapai nya.

Brakkk ..

Bianca mendorong keras tubuh Leo keatas tempat tidurnya, entah kekuatan dari mana ia dapatkan sehingga menjadi wanita bar-bar malam ini.

Ciuman Bianca berhasil bikin candu Leo saat ini, ciuman yang begitu memabukkan dan juga sangat menenangkan. Leo masih berusaha keras untuk mengumpulkan kesadaran nya. Namun Bianca malam ini berubah drastis menjadi gadis yang liar

"Biar Aku kasih servis terbaikku malam ini buat kakak, Akan Aku buat Kakak menikmati semuanya". Bisik Bianca dengan nada menggoda.

"Emmphh". Bianca yang sangat agresif, dia sudah duduk dipangkuannya Leo dan mencium bibir Leo kembali dengan posesif. Mencecap, menghisap dan menggigit bibir pria tampan itu tanpa malu.

Setelah cukup lama Bianca melumatnya, kesadaran yang dikumpulkan Leo mati-matian akhirnya luluh juga, Leo mulai membalas ciuman itu tak kalah ganas, lidah mereka sudah saling bertaut dan turut merasakan betapa manisnya rasa ciuman mereka.

Dengan gerakan perlahan Bianca membuka satu persatu kemeja Leo dengan gerakan begitu sensual. Saat Leo sudah bertelanjang dada, Bianca meneguk ludahnya betapa indahnya ciptaan tuhan dihadapan dirinya saat ini. Tangan mungil itu meraba-raba setiap inci permukaan tubuhnya Leo.

"Nona Bianca ini tidaklah benar, kita". ucapnya serak.

"Ssstttt ... Apakah Kak Leo mempunyai kekasih"? tanya Bianca dengan wajah yang sudah sayu.

Leo menggeleng cepat, ia mulai tergoda ketika Bianca yang sejak tadi asyik membelai wajahnya kini telah berani mengigit kecil telinganya.

"Hmmm". erang Leo tertahan. Ini adalah pertama kalinya untuk Leo melakukan hubungan intim dengan seorang wanita, dia benar-benar cupu soal beginian. Usianya memang sudah kepala 3 tapi untuk urusan seks Leo tidak sedikitpun tertarik, sebab hidupnya hanya ia habiskan untuk mengabdi dan bekerja dengan Keenan selama ini.

Bianca mulai mengarahkan tangannya Leo kedua benda kenyal yang padat dan berisi itu.

"Kalau Kau ingin berhenti, masih ada waktu Nona"!

"No, Aku sudah tidak tahan lagi Kak".

"Tapi ini tidak lah benar Bianca"! sentak Leo.

"Jadi apanya yang benar Kak, Aku harus meminta Kak Kevyn mengambil kesucianku iya"! teriaknya frustasi sembari menangis pilu menahan sengatan dari sekujur tubuhnya yang makin memanas.

"Lakukanlah Kak, ku mohon". mohon Bianca sembari menuntun tangan Leo untuk membuka gaun tidur yang masih ia kenakan itu. Nampak begitu segar untuk dilihat, disana sudah terpampang dua buah gundukan besar tanpa penghalang apapun.

Sebab Bianca sengaja tiap didalam kamar ia tidak memakai bra apalagi mau tidur. Bianca turun dari pangkuan nya Leo. Kemudian ia mulai membuka celana pendek milik pria itu dengan hati-hati.

Disana ia bisa melihat adik kecil Leo sudah sangat menegang dan tegak.Bianca seolah kerasukan ia langsung menggenggam benda panjang ber urat itu dengan begitu lembut, lalu mulai bermain disana dengan gerakan naik turun.

"Ahhh .. Please Bianca". mohon Leo dengan mata yang sudah merem melek menahan gairah.

Bianca terus memainkan adik kecilnya Le dengan sangat begitu liar layaknya wanita yang sudah pro.

"Eempphh aahhhh". Leo mendapat pelepasan pertamanya dengan sangat nikmat.

Namun tidak cukup sampai disitu Bianca telah kembali duduk di sela-sela pahanya Leo.

"Please, udah ya". mohon Leo yang tidak ingin Bianca berbuat lebih nekat lagi apa lagi dia

"Ssshhh huffttt". desis Leo.

Dengan sekali hentakan, Leo memutar balikan tubuh polos Bianca. Kemudian menarik benda segitiga yang ada dibawah sana. Dan tubuh Bianca sudah polos tanpa sehelai benang apapun malam ini.

"Kau yakin tidak akan menyesalinya"? tanya Leo.

"Kau masih ada waktu untuk berpikir". tekan Leo kemudian, sembari mengelus setiap inci tubuh mungil namun begitu sexi dimata Leo malam ini.

"Enghhh .. Kak lakukanlah". mohon Bianca kembali.

"Baiklah, ini sedikit akan menyakitimu. Jika Kau tidak sanggup lagi melanjutkannya, Aku akan berhenti".

"Namun Aku akan membuatmu basah sebentar sebelum ke permainan utama". bisik Leo serak.

Bianca hanya bisa mengangguk pasrah saat ini.

Leo menarik kakinya Bianca ke dekatnya, membuka pahanya lebar-lebar. kemudian mengarahkan bibir dan mulutnya ke dalam sana.

"Aahhh..". Desahan Bianca begitu seksi.

Menambah semangat hasratnya Leo, Kecepatan permainan mulutnya bertambah, hingga membuat Bianca menggeliat hebat.

"Ka-kak...". Bianca begitu memabukkan sehingga Leo ingin mencicipinya, seperti hal nya sedang mencicipi hidangan yang lezat saat ini.

Dia menjilat seluruh area g-spot Bianca, memberikan gigitan-gigitan kecil menggoda didalam sana.

Ia bisa merasakan gadis cantik itu hampir mencapai pelepasanya, dan ketika puncak itu datang tubuhnya menggelinjang hebat dan luar biasa.

"Aaahhh .. K-kak Aku ma-u pi-pis".

"Lepaskanlah Sayang hmm". bisik Leo menggoda.

Leo tak membiarkan Bianca beristirahat sedikitpun, Ia memakai kesempatan itu untuk menindih tubuh Bianca, ia tidak tahan lagi untuk memasukinya

"Aku mungkin akan sedikit menyakitimu".

"Namun setelah itu akan kupastikan Kau akan merasakan kenikmatan, Kau siap Sayang"?

Leo sudah menahan pinggul Bianca dengan tangan kekarnya. Bianca hanya mengangguk pelan, setelah itu ia menahan nafas. Detik itu juga Leo langsung, mendesakkan dirinya masuk kedalam tubuh Bianca.

Pria itu sangat berhati-hati, karena Bianca sendiri masih perawan. Leo merasakan ada suatu penghalang yang seolah mencoba menahannya untuk memasuki Bianca malam ini.

Namun Leo tidak menyerah ia terus medesak maju, Dengan benda perkasanya ia berhasil menembus penghalang itu dengan satu kali hentakan.

"Arrgghhhh". Bianca memekik kesakitan.

"Awhh". Air matanya sudah mengalir, menahan sakit saat benda tumpul itu berhasil masuk kedalamnya.

Sudut matanya sudah berair, Leo berhenti sebentar. Lalu ia mengusap pipinya dengan begitu lembut dan mengecup matanya dengan cukup lama.

"Apa Aku menyakitimu hmm"? tanya Leo lembut.

Bianca menggeleng cepat sembari tersenyum.

"Lanjutkan lah". jawab Bianca kemudian.

Rasa sakit itu mulai menghilang dan mulai berubah menjadi rasa yang begitu nikmat.

"Ohh ... Sssttt ...". Leo mengerang merasakan gerakan pinggulnya Bianca menjepit kuat pusaka miliknya, lalu membenamkan miliknya dalam-dalam.

Leo mulai bergerak maju dan mundur, tempo awal yang mulai pelan, kini berubah makin cepat dan makin tidak terkendali. Sampai gadis itu tidak dapat lagi untuk mengimbanginya.

"Aaahh Kau sungguh nikmat Sayang". erang Leo.

"Aaahhh .. Kakak .. Aku mau pipis lagi .. Sshhh".

Bianca memejamkan mata ketika kenikmatan itu sudah meledak dan membanjiri tubuhnya. Leo juga sudah tidak bisa menahan diri lagi, detik itu pula ia bergabung dengan Bianca, mengalami pelepasan yang luar biasa dalam gairah yang melemahkan.

"Aahhh Aku juga akan segera sampai sayang".

"Aaaahhhhh .....". erangan panjang keduanya terdengar diseluruh sudut kamarnya Leo itu.

Ia merasakan segumpal cairan mereka keluar begitu banyak didalam tubuh Bianca, sebab Leo tidak sempat memakai pengaman.