Bagaikan petir di siang bolong, Karin yang baru saja menerima perasaan pria yang ia cintai, begitu terkejut ketika mengetahui bahwa pernikahannya dengan orang lain sedang di persiapkan oleh orang tuanya ,bagaimana dengan pria yang ia cintai?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NisaJm, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 13
“Karin, mau kemana?”
Tanya Wita begitu melihat menantunya itu berjalan menuju dapur, Karin menghentikan langkahnya lalu menghampiri mama mertuanya itu yang tengah duduk di meja makan bersama papa mertuanya.
“Karin mau mencuci pakaian kotor Karin, tante.”
Ucap Karin memperlihatkan pakaian kotornya pada Wita, Wita tersenyum menatap menantunya yang begitu polos, padahal sudah diberitahu jika yang mengerjakan semua pekerjaan rumah adalah pembantu disana termasuk mencuci pakaian kotor, tapi mungkin Karin belum terbiasa dan merasa tidak enak dengan hal itu.
”Tidak perlu sayang, Karin cukup meninggalkan pakaian kotor Karin di keranjang yang ada di dalam kamar mandi, nanti para pembantu disini yang akan mengambil dan mencucinya.”
Jelas Wita membuat Karin mengangguk mengerti, ah kenapa dia tidak melihat keranjang untuk pakaian kotor di kamar mandi tadi? Karin permisi untuk menaruh pakaian kotornya di belakang lalu kembali ke meja makan atas perintah mama mertuanya, Karin duduk di sana bersama mama dan papa mertuanya.
Tak lama Erika turun bersama Andra setelah bersiap siap untuk berangkat ke kantor, Karin menoleh ketika mendengar suara Erika yang mengucapkan selamat pagi pada mereka semua, Erika dan Andra pun bergabung dengan mereka namun Andra mengerutkan keningnya melihat keberadaan Karin.
“Apa dia istri Edgar?”
Tanya Andra membuat Wita menganggukkan kepalanya seraya tersenyum.
“Iya dia istri Edgar, cantik kan?”
Ucap Wita, Andra hanya tersenyum lalu menatap Karin dengan lekat, pakaian gadis itu sangat sederhana, hanya menggunakan rok dibawah lutut dan kemeja lengan pendek, tak ada yang spesial dari gadis itu tapi entah mengapa matanya tak bisa berhenti menatap wajah Karin yang tidak bosan dipandang.
“Dimana Edgar, Karin?”
Tanya Erika memecahkan lamunan Andra yang sejak tadi menatap istri adik iparnya itu, Karin menoleh pada kakak iparnya lalu menatap mama dan papa mertuanya, Karin lupa jika suaminya belum turun tapi dia sudah duduk di meja makan tanpa menunggu suaminya itu, namun belum sempat ia menjawab, sebuah suara telah menyelamatkan Karin dari pertanyaan itu.
”Edgar disini kak, Edgar sengaja meminta Karin untuk bergabung lebih dulu karena Edgar masih belum bersiap siap tadi.”
Ucap Edgar yang baru saja turun dengan memakai pakaian lengkap, Edgar menghampiri keluarga nya di meja makan lalu duduk di samping Karin, pria itu menatap Karin tersenyum membuat Karin benar benar kebingungan, sikapnya manis sekali, berbeda sekali dengan beberapa waktu yang lalu saat ia memarahi Karin habis habisan.
Semua orang menatap Edgar dan Karin dengan menahan senyum mengira jika semuanya sudah berubah, putra mereka juga sudah berubah, apalagi melihat Edgar yang memilih pulang kerumah padahal kemarin malam Edgar keluar terburu buru.
“Begitu, jadi kalian sudah bisa menerima satu sama lain?”
Tanya Wita, Edgar tersenyum menatap sang mama lali melirik Karin, tanpa di duga Edgar merangkul Karin membuat gadis itu benar benar terkejut dengan apa yang suaminya itu lakukan, apa dia tidak salah? Edgar yang hampir tidak pernah berbicara padanya kini merangkulnya dihadapan semua orang? Rasanya tidak bisa di percaya.
“Baguslah jika kalian mulai menerima hubungan ini.”
Ucap Bambang tersenyum, semuanya kemudian memulai sarapan mereka sebelum akhirnya mereka berangkat ke kantor masing masing, setelah selesai sarapan keempat orang itu pun berangkat bekerja, sedangkan Karin dan Wita mengantar kepergian mereka sampai gerbang, Erika dan Andra sudah berangkat kini Edgar dan Bambang juga menyusul.
Sebelum masuk ke dalam mobil Bambang mengecup sang istri di hadapan Edgar dan Karin, melihat itu Edgar mencebik kesal, karena mau tak mau ia juga harus melakukan hal yang sama pada Karin yang tengah menatap mama dan papa mertuanya itu seraya tersenyum lantaran mengingat kedua orangtuanya yang juga sangat romantis.
Terlalu fokus menatap Kedua mertuanya membuat Karin tak sadar saat Edgar menghampiri nya lalu memeluknya secara tiba tiba, mengecup keningnya lalu mengusap kepalanya dengan lembut.
“Saya berangkat dulu.”
Ucap Edgar membuat Karin terdiam, lalu menganggukkan kepalanya, sedangkan Bambang dan Wita menatap keduanya dengan tersenyum, Edgar kemudian pamit pada sang mama lalu segera masuk ke dalam mobilnya sedang kan Bambang juga masuk ke dalam mobil yang lain lantaran mereka tidak satu kantor, Edgar mengelola kantor kedua milik sang papa yang tak kalah terpandang dari kantor pusat yang papanya kelola.
Begitu tiba di mobil, Edgar sontak membersihkan bibirnya yang baru saja mengecup kening kotor Karin, tidak bisa di percaya ia harus melakukan hal itu agar bisa membawa Karin pergi dari rumah orang tuanya, Edgar juga menyemprotkan parfum ke pakaiannya agar bau Karin tidak menempel pada tubuhnya.
“Sial! Apa aku harus melakukan ini setiap hari?!”
Sentak Edgar kesal lalu segera melajukan mobilnya menuju kantor, sedangkan Wita dan Karin memilih untuk segera masuk ke dalam rumah, masih banyak hal hal yang tidak Karin ketahui yang harus Wita ajarkan pada menantunya itu, terutama untuk menyiapkan Edgar saat putranya itu akan berangkat ke kantor.
“Karin, ibu Karin sudah bilang untuk melayani suami Karin dengan baik kan?”
Tanya Wita pada menantunya itu, Karin menganggukkan kepalanya lantaran memang ibunya mengatakan untuk tetap melayani suaminya dan menuruti perintah suaminya meskipun Karin belum memiliki perasaan pada suaminya itu, Wita tersenyum lalu menggenggam tangan Karin.
“Hari ini mama akan mengajarkan Karin, apa saja yang harus Karin siapkan sebelum Edgar berangkat ke kantor.”
Ucap Wita membuat Karin mengangguk, ia siap belajar jika memang diperlukan, gadis itu terlihat cukup bersemangat lantaran memang banyak hal yang belum ia ketahui.
“Pertama Karin harus menyiapkan pakaian untuk Edgar, Celana, Kemeja, jas dan juga dasi.”
Ucap Wita, Karin mendengar kan dengan baik lalu mengingat nya.
“Ayo ke kamar kalian, mama akan mengajarkan Karin untuk memadukan warna kemeja dan dasi untuk Edgar pakai.”
Ucap Wita menarik tangan menantunya itu, Karin menurut lalu mengikuti sang mertua menuju kamar nya dan Edgar, begitu tiba disana Wita mengajarkan Karin untuk memadukan warna yang cocok, Tak butuh waktu lama bagi Karin untuk mempelajari semuanya karena Karin termasuk anak yang cukup cerdas.
Sedangkan di kantor tepat nya di dalam ruangannya, Edgar baru saja mendaratkan tubuhnya diatas kursi miliknya, pria itu langsung membuka laptop kerjanya dan mulai membenarkan pekerjaan yang terbengkalai selama beberapa hari ini, pria itu begitu fokus menatap layar laptop hingga tak sadar jika beberapa pesan masuk di ponselnya.
“Edgar!”
Ucap Laura yang tiba tiba saja masuk ke dalam ruangan Edgar, entah kapan wanita itu datang ke kantor Edgar, tapi yang jelas dari raut wajah nya, Laura benar benar terlihat sangat marah membuat Edgar kebingungan.
“Laura? Ada apa? Kenapa kesini?”
Tanya Edgar, Laura kemudian menghampiri sang kekasih lalu duduk dipangkuan Edgar seperti anak kecil, Edgar tak menghindar, pria itu justru mengalungkan tangannya di pinggang wanita itu.
“Kenapa tidak membalas pesanku?”
Tanya Laura membuat Edgar mengerutkan keningnya, pesan? Pesan apa yang wanita itu maksud? Edgar kemudian merogoh ponsel nya dari saku jasnya lalu memeriksa ponselnya, pria itu terkejut ketika melihat beberapa pesan dari Laura yang tidak ia baca lali segera meminta maaf pada kekasihnya itu.
“Maafkan aku sayang, aku tidak menyadarinya karena terlalu sibuk bekerja.”
Ucap Edgar membuat Laura memalingkan wajahnya.
“Kau berubah! Apa kau menyembunyikan sesuatu dariku?”
Deg!