Kesedihan mendalam karena diselingkuhi sang tunangan, membuat Sanum menerima tawaran Vevita sahabat baiknya. yang memberikan Sanum sebuah voucher liburan Menaiki kapal pesiar termewah, yang tidak sembarangan orang bisa memasuki nya.
Kesialan pun berlanjut, Sanum yang setengah mabuk salah memasuki kamar. Rasa kecewa dan penghianatan membuat dia Ingin membalas dengan pria yang dianggapnya sebagai pria bayaran yang dikirimkan oleh Vevita untuk menemaninya selama liburan.
Setelah melalui malam panjang, One Night Love dengan pria itu. Sanum pun pergi begitu saja, dia pun menghilang setelah mengetahui jika dia hamil anak kembar. pertemuan tak terduga kembali setelah Sanum bekerja diperusahaan besar yang ternyata dipimpin oleh pria yang dianggap nya sebagai pria bayaran malam itu.
Mampukah Sanum mempertahankan anak-anaknya, atau memilih kembali pada tunggangan nya Rendi.?"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ritasilvia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hamil anak kembar
“Ibu kecewa, dan gagal menjaga mu nak. Ibu tidak berguna dan telah mengabaikan pesan terakhir ayahmu hu...hu...” tangis ibu yang menyalahkan dirinya atas kejadian yang menimpa Sanum.
“Tidak, tidak Bu, ini kesalahanku hu...hu...ibu tidak perlu menyalakan diri ibu sendiri,” Sanum menagis.
“Almarhum ayahmu dulu berpesan agar ibu menjagamu dengan baik, karena kamulah harta satu satunya yang kami miliki.” Tangis pilu ibu kembali terdengar menyayat hati.
Meskipun Sanum telah menjelaskan pada ibunya, tentang kekhilafan dan rasa dendam pada penghianatan dan perselingkuhan Rendi, sehingga dia ikut mengambil jalan yang salah. Tapi semua itu tidak bisa mengobati rasa kekecewaan ibunya.
“Mafkan Sanum Bu, Sanum rela jika Bayi kembar ini digugurkan, asalkan ibu mau memberikan maaf pada Sanum.”
Ucapan itu terlontar begitu saja karena kepanikan Sanum, meskipun hati kecilnya idak ingin menambah dosa lagi dengan melenyapkan tiga nyawa tidak berdosa itu.
“Tidak nak, ibu tidak ingin kamu menambah dosa lagi nak. Besok kita tinggalkan kota ini, kita akan pindah kekota dan suasana yang baru. Dimana orang-orang tidak mengenali kita. Lupakan Rendi dan teman-teman mu yang hanya menjerumuskan mu kedalam pergaulan yang salah,” Bujuk ibu.
“Baik Bu,”
Tidak ada bantahan lagi dari bibir Sanum, ibu menjual rumah kecil peninggalan ayah. Mereka berdua pindah dan menyewa sebuah kontrakan kecil dan sederhana. ditempat itu juga ibu memulai usaha barunya, menjual sarapan pagi memanfaatkan lokasi tempat mereka dipinggir jalan yang saling terhubung dengan jala lainnya.
Penghasilan ibu cukup untuk menghidupi mereka berdua, meskipun Sanum ingin mencari pekerjaan mengingat dia sudah berhasil lulus universitas ternama dengan hasil nilai yang memuaskan dan cukup membanggakan ibunya.
“Tidak nak, untuk sementara waktu. Biarlah ibu yang bekerja sampai kamu melahirkan. Ibu tidak ingin terjadi sesuatu pada kehamilan mu itu.”mengusap lembut perut Sanum yang mulai terlihat.
Sembilan bulan berlalu, Sanum yang hamil Besar mulai merasakan sakit. Karena kondisi Bayi nya yang tidak memungkinkan Sanum melahirkan normal. terpaksa harus menempuh operasi cecar.
“Apa dokter, anak saya kembar tiga?” ucap Sanum tidak percaya.
“Iya Bu, apa selama ini ibu tidak pernah periksakan kehamilan ibu?” Tanya dokter.
“Pernah, tapi Cuma pada bidan saja. Karena keterbatasan biaya. Bidan sempat mengatakan jika aku hamil anak kembar, tapi aku pikir Cuma kembar dua saja dok.”
Karena tabungan Sanum dan ibu yang tidak mencukupi, ibu menjual cicin kawin peninggalan ayah. Meskipun sedih tapi ibu lebih perduli dengan anak dan cucunya dari pada kenangan cicin kawin itu.
“Maafkan Sanum Bu, Sanum Janji setelah sembuh nanti Sanum akan cari kerjaan dan akan membawa ibu pindah ketempat yang lebih baik. dan mengembalika cicin ibu lagi. Meskipun tidak seperti semula.” Ucap Sanum sedih, tanpa terasa air mata membasahi kedua pipinya.
“Ibu hanya ingin kamu dan cucu-cucu ibu selamat, hanya itu nak.” Jawab ibu tulus.
Proses operasi melahirkan Sanum berjalan sukses, suara tangisan bayi yang saling bersahutan membuat senyum Sanum dan ibunya mengembang menatap tiga orang bayi mungil tidak berdosa itu.
“Sayang, anak-anak mama yang lucu.” Mata Sanum berbinar-binar bahagia melihat tiga orang bayi, satu berjenis kelamin perempuan, dua orang laki-laki.
“Devan, Revano, dan sibungsu Davina,” ucap Sanum memberikan Nama pada anak-anak Sanum sangat tampan dan cantik.
kenapa mama n oma g bilang klo nama janda itu Shanum.. pasti langsung cuz KUA 🥰🥰