NovelToon NovelToon
Jerat Hati Sang Duda Dominan

Jerat Hati Sang Duda Dominan

Status: sedang berlangsung
Genre:Duniahiburan / Duda / One Night Stand / Selingkuh / Teen Angst / Penyesalan Suami
Popularitas:4.5k
Nilai: 5
Nama Author: Lifahli

"Mengemislah!"

Awalnya hubungan mereka hanya sebatas transaksional diatas ranjang, namun Kirana tak pernah menyangka akan terjerat dalam genggaman laki-laki pemaksa bernama Ailard, seorang duda beranak satu yang menjerat segala kehidupannya sejak ia mendapati dirinya dalam panggung pelelangan.

Kiran berusaha mencari cara untuk mendapatkan kembali kebebasannya dan berjuang untuk tetap teguh di tengah lingkungan yang menekan dan penuh intrik. Sementara itu, Ailard, dengan segala sifat dominannya terus mengikat Kiran untuk tetap berada dibawah kendalinya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lifahli, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

21. Penghianatan Kehormatan

...Happy reading!...

...•••...

Kirana segera dipulangkan setelah hubungan gelap mereka akhirnya terbongkar. Bukan karena keluarga Ailard tidak ingin mendengar penjelasan dari sisi Kiran melainkan mereka ingin berbicara dahulu dengan Ailard. Kirana perlu di lindungi dan untuk melindungi perempuan itu, Leonidas, kakak dari Ailard meminta adik perempuan bungsunya untuk menemani Kirana.

PLAK!

Tamparan keras untuk yang kesekian kalinya menyentuh wajah Ailard, pria itu sudah babak belur dihajar Leonidas tanpa ampun, namun Pak Reihan segera menengahi kedua putranya, terlebih Leonidas yang tidak bisa menahan emosi begitu mengetahui kelakuan bejat yang sudah dilakukan adiknya selama ini pada Baby sister putrinya sendiri.

"HENTIKAN! Papa bilang hentikan Leo!" Lerai Pak Reihan, sorot matanya tajam menatap mereka berdua.

"Papa dan Mama sudah renta, kami sudah tua jadi tolong jangan pakai otot." Pak Reihan kembali duduk diatas sofa, sungguhan Pak Reihan menitihkan air mata setelah mengetahui ulah Ailard. Ia sudah gagal mendidik anak-anak laki-lakinya, dahulu Leo juga pernah bersalah pada istrinya, Aira, dan sekarang putra keduanya menyakiti seorang perempuan bahkan sampai merendahkan harga dirinya.

"Papa dan Mama salah apa sama kamu Ilard?" Suaranya yang renta bergetar.

Ailard terdiam, tak kuasa menatap wajah pak Reihan yang penuh kekecewaan. Ia tahu bahwa kelakuannya telah mencoreng nama baik keluarga dan melukai orang-orang disekitarnya.

“Papa dan Mama sudah memberikan segalanya untuk kamu, tapi kenapa kamu melakukan hal ini?” tanya Pak Reihan dengan suara yang pecah, menahan air mata yang menggenang di matanya. "Perempuan itu... Kirana, dia menjaga dan merawat anakmu, dia memperlakukan Rosemary dengan penuh kasih sayang layaknya anaknya sendiri. Apa kamu tidak melihat itu?"

Ailard menarik napas dalam, berusaha mencari pembelaan bagi dirinya, namun kata-katanya terjebak di tenggorokannya. Ia menyadari bahwa tidak ada alasan yang bisa ia sampaikan yang cukup untuk meyakinkan mereka bahwa Kiran pun berperan dalam mendorongnya hingga mencapai titik ini.

Leonidas masih berdiri di samping ayahnya dengan amarah yang belum sepenuhnya reda. "Kamu sadar tidak, Ilard? Kirana itu sudah seperti keluarga kita sendiri. Dia itu dipekerjakan untuk menjaga Rosemary ketika kamu bahkan terlalu sibuk dengan urusanmu sendiri. Tapi, apa balasanmu? Merendahkannya, memperlakukan dia seolah-olah tak punya harga diri!"

"Sudah berapa lama kamu memperlakukan Kiran seperti itu?"

Ailard menarik napas sejenak. "Tiga tahun, aku tidak sepenuhnya salah Bang, dia juga turut andil karena menyerahkan tubuhnya padaku demi membayar hutang keluarganya."

BRAK

"Apa kamu sadar dengan dirimu sendiri, Ilard?!" Leo membentak dengan amarah yang semakin menggelegak, matanya menatap adiknya penuh emosi. "Kamu bicara seolah-olah semuanya salah Kirana, seolah-olah dia pantas menerima perlakuan mu. No, kamu yang bermasalah. Kamu sudah melakukan tindakan abusive, kamu manfaatkan keadaan finansial keluarganya, kamu rampas titik kelemahannya untuk kamu jadikan alasan supaya kamu bisa terus menjerat Kirana. Dimana akal pikiran mu?!"

"Dia pantas mendapatkan itu, hubungan kami transaksional. Dan itu cukup bagi kami untuk bekerjasama."

BUGH!

Kembali tinjuan mendarat di perut Ailard, ia tidak mau melawan sebab dirinya tak bisa jika berurusan dengan Leonidas dan Pak Reihan.

"Ailard," Leonidas sudah frustasi menghadapi adiknya ini. "Ngga mungkin kamu lakuin sampai bisa sejauh ini, tiga tahun Ailard! Itu bukan waktu yang sebentar dan... Kamu yakin hanya sebatas hubungan transaksional?"

"Sure, perempuan itu tidak sepolos yang Abang kira. Dia menawarkan diri dan aku membelinya."

Mata Leo menatap Ailard dengan penuh kekecewaan dan rasa tak percaya. "Kamu benar-benar buta, Ilard. Kamu terlalu sombong untuk mengakui bahwa tindakanmu ini salah. Dan sekarang kamu malah menganggap Kirana sebagai barang yang bisa kamu beli dan gunakan sesuka hatimu?"

Pak Reihan yang sejak tadi hanya bisa terdiam, akhirnya angkat bicara dengan suara yang lelah. "Ailard, apa yang kamu lakukan sudah melampaui batas. Kamu tidak hanya merusak hidup Kirana, tapi juga merusak hubungan kita sebagai keluarga. Mama dan Papa mendidikmu dengan harapan kamu bisa menghargai dan menghormati orang lain, bukan malah memanfaatkannya."

Ailard terdiam, namun sorot matanya masih dingin. “Papa, Bang Leo, kalian tidak mengerti. Hidup itu penuh dengan kompromi. Kirana paham apa yang dia setujui.”

Leonidas menatap adiknya dengan perasaan terluka yang dalam. "Kamu salah, Ilard. Ini bukan soal kompromi atau kesepakatan. Ini tentang bagaimana kamu menghancurkan hidup seseorang dan menggunakan kelemahannya untuk keuntunganmu sendiri."

"Leo... bawa Papa kekamar Mama. Ini perasaan Papa sudah hancur sekali, apalagi Mama kalian." Pinta Pak Reihan, gemetar sekali suaranya.

Leonidas mengangguk pelan, wajahnya masih tegang menatap Ailard, namun sorot matanya penuh kepedihan. Ia menuntun Pak Reihan yang tampak lebih lemah dari biasanya, menuju kamar di mana sang ibu dalam keadaan masih tak sadarkan diri akibat memergoki perbuatan bejat putra keduanya.

...•••...

"Mbak, kami memang kehilangan Bang Ailard yang dulu, terutama setelah perceraiannya dengan mantan istrinya. Tapi... sungguh, aku tidak pernah menyangka kalau dia bisa sampai melakukan hal ini," Cherry berkata, menahan amarah dan kecewa atas tindakan Ailard.

Meski kecewa pada Kiran juga, Cherry tidak sepenuhnya menyalahkan perempuan itu, menyadari bahwa posisinya jauh lebih sulit.

"Mbak, Bang Ailard sudah melakukan tindakan abusive terhadap kamu. Sadar atau tidak, kamu ditekan karena kondisi finansialmu, Mbak."

Kirana mengangguk pelan, menyadari bahwa dia memang terjebak dalam situasi yang tidak sehat bersama Ailard.

"Aku juga bersalah, Cherry," ucap Kirana lirih.

Cherry tertawa kecil, nadanya getir. "Mbak, aku bukan anak kemarin sore. Aku bahkan lebih tua dari kamu. Aku tahu bagaimana kebanyakan laki-laki berpikir, dan meskipun yang kita bicarakan ini kakakku sendiri, tapi dia sudah berbuat jahat sama kamu. Sekarang, aku mau tanya—Mbak pasti pernah dipaksa untuk berhubungan kan? Dan mungkin Mbak berpikir kalau Mbak tidak menuruti kemauan dia, dia bisa saja membuang kamu. Dia sengaja menekan kamu di bawah alam sadar, seakan dia satu-satunya yang bisa membantu dan menyelamatkan Mbak."

Kirana terdiam sejenak sebelum menjawab, "Kamu benar, tapi Mbak sadar dengan konsekuensi dari semua tindak-tanduk yang Mbak lakukan. Akan tetapi sekarang...Mbak merasa begitu bersalah sama Bu Tiara. Mbak harus jelaskan semuanya ke ibu kamu."

Cherry menggelengkan kepala pelan. "Mommy pasti ingin dengar penjelasan dari Mbak, tapi waktunya belum tepat sekarang. Kamu nggak sendirian, Mbak. Aku ada di sini buat kamu. Aku yang akan temani kamu dan pastikan Bang Ailard tidak akan berani macam-macam sama kamu."

Akhirnya, Kirana merasa ada yang mengerti dan menerima semua luka yang dia pendam selama ini. Untuk pertama kalinya, dia merasa tidak sendiri dalam menghadapi perasaan yang kelam ini, dan air matanya pun tumpah di depan Cherry.

"Aku juga perempuan, Mbak. Aku bisa bayangkan seberat apa rasanya menghadapi semua masalah ini, apalagi dengan tuntutan dan harapan orang lain yang begitu tinggi." Cherry menatap Kirana dengan sorot mata penuh empati. "Jadi Mbak... nggak usah sungkan. Aku sudah menganggap Mbak sebagai keluargaku sendiri. Jangan khawatir lagi, Mbak nggak sendirian."

Dan dunia ini begitu keras untuk perempuan. Karena itu, berjuanglah dengan tekad yang kuat untuk bisa berdiri di atas kaki sendiri. Jangan main-main, ketika perempuan lengah dan terbawa arus, bersiap-siaplah untuk menjadi pelayan bagi kaum patriarki.

1
Nus Wantari
lanjut thor
Septanti Nuraini
kapan update lagi
nonaserenade: Sudah update tapi sedang proses penerbitan dari Novelton nya ya kak, palingan sebentar lagi terupdate. Terimakasih sudah menunggu bab selanjutnya🙏🌹
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!