Sekelompok pemuda dan pemudi yang melakukan perjalanan menuju ke hutan larangan di daerah terpencil , dan mereka terjebak dalam sebuah permainan gila.
Bagaimana kelanjutan nya yuk ikutin.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon putrinw, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB.28
Mita juga ikut menyusul Caca, tetapi Wendi masih setia di depan melihat reaksi orang tau satria yang begitu kesal saat ini.
"Om dan Tante, seperti nya orang yang ahli beragama kan, apakah ucapan om kepada satria tadi bener? Tanya Wendi yang memandang tajam ke arah Abi nya Satria.
" Setiap manusia punya kekurangan dan kelebihan nya om, apakah om bertanya bagaimana kondisi satria?
"Dia dan kami semua hampir mati om, kamu adalah perkumpulan anak anak yang tidak beruntung soal orang tua nya.
"Om bilang tadi kami orang orang ya ga jelas kan?
"Kami emang orang orang gajelas asal usul orang tua nya kemana Om, Tante.
"Saya anak yatim piatu, yang hidup sebatang kara tanpa ada nya peran orang tua ucap Wendi dengan meneteskan air mata nya perlahan.
"Saya tak tau om, kenapa om bilang seperti itu kepada kami, tapi itu menyakiti hati kami semua yang hidup tanpa peran orang tua.
Sedangakan Abi satria dan juga umi nya terdiam menatap sendu teman satria.
"Orang orang seperti kami, memang tak punya tujuan hidup om, tapi kami selalu berusaha buat hidup, kami menjadi keluarga sejak orang tua kami tak perduli terhadap hidup anak nya, tapi saya bersyukur bisa kenal anak om yaitu satria, dia berperan besar buat kami, dia menjadi sosok kakak buat kami, dia menjadi anak yang tangguh dan berdiri di atas usaha nya sendiri.
"Semoga om dan Tante bisa melihat sudut pandang satria yang berbeda, tidak selama nya dia menjadi nakal om, dia begitu berarti buat kami bertiga, jadi saya permisi, semoga om ga menyakiti kami dengan kata kata yang tidak pantas seperti tadi , assalamualaikum ucap Wendi dan kemudian dia masuk dan menutup pintu nya.
"Deg"
Umi satria sudah menangis saat mendengar ucapan anak tersebut, rasanya selama ini dia tidak ada peran penting bagi hidup anak bungsu nya tersebut, mereka hanya mementingkan keperluan sang kakak nya, dan sibuk dengan dunia sendiri sampai lupa ada anak bungsu nya yang butuh kasih sayang dari ibu nya dan juga ayah nya itu.
"Ayok kita pulang mi ucap Abi nya nya tanpa banyak bicara umi nya juga ikut masuk ke dalam mobil menuju ke pesantren.
Sampai di dalam mobil umi nya menangis tersedu seduh sedangkan Abi nya hanya terdiam menyetir tanpa menoleh ke sang istri yang sudah begitu sedih.
"Hiksss aku umi yang tidak berguna untuk anak nya hiksss sakit sekali hiksss sahut umi yang sudah menangis piluh.
"Abi tega membuat satria seperti ini hikss, apakah Abi tak bisa membujuk atau pun tidak menuntut nya hiksss.
"Diam lah mi, Abi sedang fokus menyetir bentak Abi begitu keras membuat umi memalingkan wajahnya nya ke jendela sambil menangis piluh.
"Umi selalu mengingat kan Abi, satria adalah anak kita, tetapi abi selalu menuntut nya lebih dan lebih, ini lah hasil yang kita tanam selama ini kepada anak bungsu ku hikss, aku sadar gara gara perkataan pemuda tadi, membuat aku tak berguna menjadi seorang ibu hiksss sakit sekali bi, anak ku bahkan tak memeluk ku setelah beberapa tahun tidak bertemu.
"Aku yang melahirkan nya, tetapi aku juga yang menyia-nyiakan nya hiksss rancau nya begitu sedih.
Bohong jika Abi nya tak perduli terhadap satria, tetapi dia melakukan itu Agar anak nya sesuai dengan apa yang dia mau tapi yang dia lakukan salah dan seolah memojokkan satria, itulah yang membuat satria marah, tak pernah di puji sang Abi, tak pernah di berikan pelukan hangat seperti sang kakak, selalu yang diterima nya bentakan dan bentakan keras.