" Aku harap kamu tidak lupa apa yang terjadi semalam.Kamu lebih dulu menyerahkan diri padaku jadi jangan memintaku untuk bertanggung jawab dan satu lagi jangan perna katakan pada siapapun tentang ini karena aku akan menikah " Bara
" Ya aku akan menyimpan nya sampai mati " Aira rafiqah Herlambang
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon yhani_HT, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Berkali² tembak
" Gimana ? " Vania menatap Aira dan Bara bergantian ,bahkan karena tidak sabar nya dia menunggu kedua orang itu di depan paviliun.
" Masuk dulu Bu " Ujar Bara menggeleng .
" Ibu juga sudah pasti tahu jawabannya " Lanjut nya menuntut sang istri " Ibu ingin dengar dari mulut kalian Bar " Jawab Vania cemberut.
" Mulut kami dengan mulut Salwa sama saja " Jawab Bara .
" Jadi benar " Vania langsung memeluk Aira dengan erat " Terimakasih Aira, terimakasih paviliun ini akan semakin ramai dengan suara² tuyul " Ujarnya bahagia .
" Anak Bara bukan tuyul Bu " Jawab Bara kesal .
Aira hanya tersenyum menyaksikan perdebatan itu ,dia sendiri bahagia pantasan belakangan ini dia sedikit berbeda ternyata penyebabnya kecebong milik suaminya sudah berkembang.
Aira juga sudah mengabari berita bahagia itu pada keluarga nya dan pastinya mereka senang .
" Lupakan ucapan Ibu tadi " Ujarnya acuh lalu menetap Aira " Mau makan apa biar ibu masakan " Vania menggeleng " Maksud nya bibi yang masak ibu hanya menemani mereka " Aira tertawa pelan .
" Kami sudah makan Bu ,Ah iya anak² mana ? " Aira menatap sekeliling ruangan yang sepi " Pergi sama ayah " Jawab Vania,Aira mengerut kan keningnya bingung .
" Koh mereka tidak ngomong Bu " Vania dan Bara saling menatap heran " Kan tadi ayah sudah ngomong Sayang waktu sarapan mau bawah anak² ,karena kamu tidak izinin ikut kita ke kantor " Jawab Bara mengingatkan kembali kejadian pagi tadi .
" Kakak" Aira menatap Bara berkaca-kaca " Aku Bunda yang egois ya " Lanjut nya terisak .
" Padahal mereka ingin sama Kakak juga " Bara menarik Aira dalam pelukan nya sambil menatap Vania yang menahan kedua bibirnya dengan kuat .
" Kamu tidak egois Ra ,aku tahu maksud kamu melarang mereka ikut nanti mereka bosan sedangkan aku tidak bisa menemani mereka karena kerja "Bara harus memutar otaknya agar ucapan nya di terima sang istri .
Berurusan dengan wanita hamil sama saja berhadapan dengan malaikat Izrail .
" Berarti aku ganggu kakak kerja ya " Bara melerai pelukan nya mencium kening Aira dengan lembut " Tidak ,kan tadi sudah janji mau ajak jalan² lagian kerjaan ku hanya sedikit ada Farhan yang urus " Jawab Bara tersenyum.
" Susu Aira belum di beli Bar " Tanya Vania .
" Belum Bu ,mungkin sorean baru beli " Vania mengaguk " Iya sudah sana istirahat dulu kasian Aira di bawah jalan terus " Ucap Vania .
" Ke atas dulu ya Bu " Izin Bara lalu membawa Aira ke lantai dua .
Sesampainya di kamar keduanya langsung berganti pakaian ,Bara tidak kembali lagi ke kantor semua pekerjaan nya akan di urus sekertaris nya .
" Kakak hebat ya " Bara menaikan alisnya sebelah menatap Aira " Maksud nya ? " Tanya Bara .
" Dulu waktu Bumi hanya sekali tembak , sekarang juga begitu " Ujar Aira polos membuat Bara tertawa .
" Siapa bilang yang ini sekali tembak,kita hampir tiap malam tidak libur begitu juga pagi " Jawab Bara .
" Makanya aku bilang Kaka hebat karena hasilnya langsung dua ,kalau Kaka terus mengajak aku bermain mungkin hasil nya bisa lebih banyak " Bara tertawa lepas mendengar ucapan Aira .
" Tidak juga begitu konsepnya Ra " Bara menggeleng kan kepalanya pelan .
" Semoga saja mereka sepasang ya Kak ,biar Bumi dan Embun ada teman mainnya " Ujarnya penuh harap .
" Semoga saja " Bara mengelus pelan pipi Aira dengan lembut .
" Kalau mau papa ngomong ya jangan di tahan² atau kalau ada yang menggangu pikiran mu katakan saja " Aira mengaguk tersenyum.
" Kakak " Bara menaikan kedua alisnya menatap Aira " Aku bahagia " Bara mengacak rambut Aira dengan pelan " Boleh aku tahu karena apa ? " Tanya Bara lembut .
" Dulu waktu aku hamil Bumi, aku sering berharap bisa seperti yang lainnya di temani suami nya saat periksa kandungan,jalan pagi dan yang lainnya " Seketika wajah Bara berubah menyesal .
" Aku minta ...." Aira menggeleng menutup mulut Bara menggunakan jarinya " Kaka tidak perlu meminta maaf untuk yang dulu , sekarang aku bisa merasakan itu sekarang ,kakak tidak keberatan kan ? " Bara mengaguk tersenyum menarik hidung mancung Aira " Tentu tidak apa pun aku akan lakukan untuk kamu dan anak² " Aira tersenyum lebar lalu memeluk Bara dengan erat .
" Aku bahagia memiliki suami seperti kakak " Bara membalas pelukan istri nya " Aku juga bahagia memiliki istri seperti kamu " Balasnya tulus .
" Anak² pulang jam berapa kak ? " Aira melepaskan pelukannya lalu merebahkan tubuhnya di tempat tidur .
" Kalau sudah jalan sama Opa aku tidak bisa menebak nya Sayang " Bara mengelus kepala Aira dengan pelan .
" Aku tidak perna berpikir bisa masuk dalam keluarga ini,bahkan dulu saat aku pacaran sama kakak Erick pun aku tidak memikirkan itu " Bara menarik sudut bibirnya ke atas " Kenapa tidak Hm ? " Tanya Bara lembut .
" Aku juga tidak tahu , padahal keluarga kakak begitu baik ,tapi takut saja " Jawab Aira jujur .
" Lagi kangen sama Erick ya " Bara menarik pipi Aira pelan " Tidak " Jawab Aira cepat .
" Suami aku lebih tampan dan gagah dari Kaka Erick " Bara tertawa kecil mendengar ucapan istri nya .
" Terimakasih" Jawab Bara mencium bibir Aira sekilas .
" Kakak "
" Hebm "
" Apa kakak tidak pernah menemui Mba Naomi ? " Tanya Aira pelan takut suami nya marah .
" Perna " Jawabnya jujur.
" Jangan membencinya bagaimana pun dia ibunya Embun tanpa dia pasti nya Embun juga tidak akan ada " Bara hanya menarik sudut bibirnya lalu mengaguk .
" Jangan membahas yang sudah lewat " Bara ikut membaringkan tubuh nya menarik Aira dalam pelukan nya .
" sehat² dalam perut Bunda Nak " Bara mengusap perut Aira dengan lembut membuat Aira senang .
💐
💐
💐
" Kakak ....Kakak ....."
" Ini bukan hutan Syafa Syifa " Bentak Vania menatap tajam kedua putri nya .
" Kakak Aira mana ? " Tanya kedua nya bersamaan.
" Di kamar sama anak² " Keduanya langsung berlari menaiki tangga satu persatu.
" Jangan ganggu Aira ,syafa Syifa " Suara melengking Vania memenuhi paviliun itu " Anak itu astaga sampai kapan mereka terus seperti itu ,ya tuhan siapa yang beruntung mendapatkan mereka " Vania menggeleng pelan lalu melanjutkan langkahnya.
Tok ....tok ....
" Kakak ini kami ,boleh masuk tidak " Ujar Syifa dengan pelan .
Setelah menunggu beberapa saat akhirnya pintu kamar Bara terbuka lebar .
" Hai tampan " Sapa Syifa pada Bumi karena dia yang membukakan pintu kamar nya " Ayah ada ? " Keduanya menatap kedalam kamar celingak-celinguk mencari keberadaan Bara.
" Ayah lagi beli susu untuk Bunda " Keduanya menarik napas lega lalu menatap ke arah tempat tidur " Masuk saja " Ujar Aira tersenyum.
" Makasih Kaka ipar " Keduanya akhirnya masuk setelah di persilahkan .
" Baru pulang ya " Keduanya mengaguk cepat .
" Hm ,kakak ipar " Panggil Syafa ragu .
" Kenapa ? Ada yang ingin kalian sampaikan " Kedua nya kembali mengaguk .
" Bumi sama Embun sudah tahu " Aira mengaguk tersenyum.
Saat bangun tidur siang tadi ternyata kedua anaknya sudah kembali tapi Vania menahan mereka untuk tidak ke kamarnya sehingga melihat Bara ke luar dari kamar itu baru mereka meminta izin untuk masuk ,Bumi dan Embun pun sudah tahu tentang keadaan Bunda mereka sebisa mungkin Vania dan Radhi menjelaskan dengan baik agar keduanya mengerti.
" Kami duduk ya "izin Syafa duduk di ujung tempat tidur begitu juga dengan Syifa " Kakak boleh minta tolong tidak " Aira mengerutkan keningnya menatap keduanya " Kakak kan lagi hamil ,pasti keinginan wanita hamil itu selalu di turuti " Ujar Syifa menatap Aira memohon.
" Boleh tidak Kaka ipar ngidam liburan " Keduanya menatap Aira puppy eyes " Menang kenapa ? " Tanya Aira bingung .
"Begini , ada cowo yang ajak ketemuan tapi kami bingung minta izinnya seperti apa ,kalau pergi nya diam² itu sama saja bunuh diri ,jadi kalau kalian pergi liburan kami punya alasan untuk keluar bertemu mereka dengan membawa anak-anak " Aira tertawa kecil melihat tingkah iparnya .
" Tanpa kami liburan pun kalian bisa bawah anak² " Jawab Aira lembut .
" Kakak Bara itu repot kak " Rengek Syafa manja .
" Jangan mengajari istri ku yang tidak² " Keduanya langsung menatap ke arah pintu di mana Bara berdiri sambil memegang segelas susu " Ke luar " Keduanya langsung menunduk sendu .
" Kalau dia serius dia bisa ke sini meminta izin " Bara melanjutkan langkahnya ke arah tempat tidur " Sana bersih kan badannya kalian " Keduanya mengaguk patuh lalu ke luar dari kamar Bara .
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...