Seorang jendral bernama Calsida tewas terbunuh karena sahabat baiknya yang bersekongkol dengan tunangannya. Tapi saat dia terbangun karena cahaya yang datang menghampirinya dia sudah ada di kamar yang tampak berbeda. Calsida yang bertanya kepada dirinya. Saat dia sedang mencari jawaban itu datang pelayan yang memanggil dia dengan sebutan Nyonya Eliza. Pada saat itu juga dia tersadar kalau dirinya berpindah tempat ke tempat lain."Apa ini tubuh milik Eliza,"ucap Calsida.
Tapi apa yang akan terjadi setelah ini. Lalu akankah Celsida menemukan hal yang dia tidak ketahui nantinya tentang Eliza.
jika ingin tahu silakan baca ya kak!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Herwanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
E.S 28
“Nyonya semua sudah kami periksa. Di belakang terdapat beberapa permata palsu. Saya juga menemukan transaksi jual beli ini.Apa yang harus kita lakukan setelah ini?,”ucap Bian membawakan dokumen transaksi jual beli batu permata palsu dengan pedagang lain.
“Biar aku lihat dulu. Kita tidak bisa mengembalikan semua permata palsu ini dengan muda. Jika orang tahu kita yang akan menjadi masalah. Kalau begitu kita umumkan saja kepada publik kalau mereka menjual permata palsu untuk hiasan kalung dan anting. Tapi harganya harus bisa dijangkau oleh kalangan bawah dan atas. Untuk desain aku akan membuatnya. Jadi carikan perajin agar kita bisa membuat dan memasarkan segera untuk menutupi kekurangan kita,”ucap Calsida.
“Tunggu dulu nyonya. Jika kita jual bukan tidak ada yang membelinya,”ucap Ben yang masih khawatir.
“Kamu tenang saja aku sudah membuat sampel gambarnya. Kamu bisa memeriksa sendiri, layak atau tidak. Kita juga harus beritahu kepada publik juga bukan. Untuk mereka berdua, kita harus cari tahu siapa yang menyuruh mereka menjual yang palsu,”ucap Calsida menatap ke arah dua orang yang sedang tertunduk sujud di lantai.
Ben segera melihat gambar yang dibuat oleh Eliza. Tampak kalung dan hiasan lain tampak bagus. Ini memiliki kesan tidak berlebihan.”Nyonya ini sangat bagus, bagaimana jika permata palsu ini juga di jadikan hiasan dalam sebuah gaun di butik kita. Mungkin banyak orang suka dengan ini,”ucap Ben yang sangat antusias.
“Itu bisa di pikirkan. Tapi untuk sementara yang ada didepan kita dulu. Benar tidak,”ucap Calsida yang duduk didepan mereka berdua.
“Nyonya apa yang ingin kamu lakukan,”ucap pelayan.
“Aku hanya akan bertanya kepada kalian siapa orang yang menyuruh kalian. Jika itu jawaban yang memuaskan aku akan memberikan kesempatan kedua kepada kalian. Tapi jika kalian tidak memuaskan aku jadi maafkan saja. Aku harua membuang kalian, bagaimana?,”ucap Calsida dengan melihat ke arah lain.
Tapi mata masih menatap ke arah kedua orang yang ada didepanya. Tampak wajah kedua orang itu ragu untuk mengatakannya. Tapi lambat laun mereka membuka mulutnya.”Jika kami katakan apa kami akan selamat,”ucap penjaga toko.
“Tentu saja, mana mungkin aku berbohong kepada kalian. Jadi tenang saja,”ucap Calsida sedikit menghibur.
“Ini adalah perintah dari nona,”ucap pelayan yang tiba-tiba mati di tempat. Dimana kematian pelayan itu diracuni dengan tanda mulut berbusa, bibir membiru.
Ben dan Bian melihat juga sangat terkejut. Termasuk penjaga toko yang d ada disampingnya berteriak. Eliza yang melihat kejadian didepan matanya hanya bisa terdiam membeku hingga Bian datang.”Nyonya anda baik-baik saja,”ucap Bian merangkul Eliza untuk menenangkannya.
Eliza menoleh ke samping dimana Bian ada disampingnya. Wajah tersenyum Calsida berkata,”Aku baik-baik saja. Jadi periksa penjaga toko, mungkin kejadian ini sama dengan apa yang sudah terjadi denganku sebelumnya.”
Ben mengangguk dan segera memerintahkan ksatria untuk menyingkirkan pelayan wanita yang mati. Untuk penjaga toko yang masih takut segera merangkak memegang kaki Eliza sambil berkata,”Nyonya tolong jangan bunuh aku. Aku tidak ingin mati.”
“Aku tidak akan membunuh kamu. Kalau begitu bisa kamu tuliskan nama saja tidak ada yang lain,”ucap Calsida untuk memastikan sesuatu. Tapi penjaga toko yang ingin menuliskan sebuah nama tapi tubuhnya tidak bisa bergerak.
“Sudah kalau begitu aku ganti saja pertanyaannya. Sudah berapa lama kamu menghianati kami,”ucap Calsida.
“Sudah setelah saat mendiang nyonya terdahulu mati. Setelah nyonya mati ada seorang waniat datang ke sini dan memberitahukan kalau kediaman duke ini tidak akan menghasilan permata yang bagus untuk dijual. Karena aku merasa gelisah apa lagi saat itu saya memiliki seorang bayi yang baru saja lahir. Jika dia tidak bisa mendapatkan uang dia tidak tahu harus bekerja apa. Apa lagi keahlian diriku adalah hanya di permata dan menjaga toko ini saja,”ucap penjaga toko.
“Jadi apa yang dikatakan wanita itu kepada kamu sampai mau menjual perbiasan palsu serta permata palsu,”ucap Calsida dengan tenang.
“Karena wanita itu yang memberikan usulan. Kalau di toko kita menjual permata palsu, kita akan mendapatkan penghasilan yang banyak. Saat aku mencoba untuk pertama kali memang banyak yang berminta karena mereka cantik. Hingga pertemuan berikutnya sampai saat ini,”ucap penjaga toko.
“Jadi sudah lama ya. Tapi apa kamu ingat wanita yang menjual permata palsu itu?,”ucap Calsida.
“Saya tidak ingat tapi wajah wanita itu sama seperti kekasih tuan muda,”ucap Penjaga toko.
“Kekasih tuan muda apa kamu tidak salah,”ucap Ben yang tidak percaya.
“Itu benar, kami juga melakukan semua ini karena wanita itu. Katanya dia akan menjadi nyonya dari kediaman duke setelah mendiang nyonya mati,”ucap penjaga toko.
“Ok sudah cukup. Kalau begitu apa kamu baik-baik saja dengan tubuh kamu,”ucap Calsida yang merasa kalau penjaga toko tidak menyembutkan nama dia masih baik saja. Apa kalau dia menyebutkan nama Fayza dia akan mati.
Penjaga toko itu melihat ke tubuhnya kalau tidak ada yang aneh sehingga dia menggelengkan kepalanya.”Baguslah, jika seterusnya kamu jangan sebut nama dari orang menyuruh kamu itu agar kamu tetap hidup. Tapi aku juga tidak bisa memastikan dengan jelas sampai berapa lama,”ucap Calsida yang berdiri.
“Seterusnya kamu yang mengurus ya Ben. Aku akan memeriksa transaksi ini dan kekuangan ini,”ucap Calsida.
Ben hanya tertunduk saat Eliza lewat di depannya. Bersama dengan Bian dia mulai memeriksa keuangan yang sudah rusak dengan berbagai transaksi yang tidak perlu. Beberapa jam didalam toko Eliza bersama dengan Bian mulai membedakan transaksi dari kediaman duke dengan transaksi lain. Tapi saat melihat transaksi dari pendagang permata palsu membuat Eliza tidak percaya.
“Ini mah kita yang rugi mereka yang untung,”ucap Calsida.
“Ada apa nyonya,”ucap Bian.
“Kamu lihat saja ini transaksi,”ucap Calsida tanpa berkata yang lain. Bian melihat transaksi dari pembelian dari permata palsu membuat dia marah dan hendak ingin bertemu dengan penjaga toko. Tapi di halangi oleh Eliza,”Kamu mau kemana jangan pergi. Ini masih banyak.”
“Saya ingin bertemu dengan penjaga toko itu nyonya. Saya ingin memukulnya karena membeli permata palsu sama dengan permata asli ini sama saja dengan kita yang rugi. Melihat jumlah ini bagaimana kita bisa menutupi kerugian ini,”ucap Bian yang tidak tahu harus berkata apa lagi.
“Tenangkan diri kamu ini pasti akan membaiki. Tapi dari pada itu apa kamu bisa mencari dari pendagang mana ini yang menjual permata palsu ini. Kita juga harus tahu sumbernya bukan. Apa lagi pelayan itu mati saat ini menyembut dalangnya. Aku merasa kalau mereka sudah mekan sesuatu untuk menutup mulut mereka,”ucap Calsida yang menduga.
“Saya juga berpikir seperti itu. Tapi aneh bukan nyonya, kalau nona Fayza datang ke toko ini dan memberikan usulan ini,”ucap Bian yang merasa curiga.
“Itu memang aneh, tapi bukti belum terlalu jelas bukan. Lebih baik kamu suruh Ben untuk memeriksakan penjaga toko itu dan jika bisa awasi saja untuk sementara,mungkin saja orang di balik dia akan muncul,”ucap Calsida. Tapi akankah dia akan muncul atau orang lain?.