Umur ku baru 22 tahun bekerja di sebuah Cafe yang tidak jauh dari Kampus dan perkantoran... Jadi cafe tersebut sangat ramai dari pengunjung maha siswa dan karyawan kantor entah karena urusan pekerjaan atau sekedar meeting petinggi perusahaan.
Mama nya yang sudah tua kini tidak sanggup lagi mengurus anaknya karena kondisi tubuh mama nya yang sering bulak balik rumah sakit akhirnya Devan menerima perjodohan itu menjadi ibu sambung anaknya tapi Vano membuat jarak...
kita Lanjut di cerita saja ya ------>
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kienli, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 22...
Di perjalanan Cindy hanya diam Devan sekali kali mengangkat telepon dari Rina sekertaris dan dari asistennya Riko... Ya Devan selalu sibuk dengan ponsel serta sesekali mata Devan melirik sang istri. Saat di perjalanan ada res area Devan menepikan mobil nya dan singgah disana.
"Kamu mau turun apa di mobil.?" Ucap Devan saat lagi membuka setbelt nya.
"Aku turun." Ucap Cindy ikut membuka set beltnya juga.
Cindy yang berjalan mengikuti Devan di belakang kebanyakan orang yang berpasangan selalu menggandeng tangan pasangan nya tapi Cindy dan Devan tidak terlihat seperti itu akhirnya Devan masuk ke sebuah cafe kopi.
"Minum lah ini." Ucap Devan menyerahkan sebuah jus serta roti...
"Terimakasih..." Ucap Cindy.
"Kejadian semalam." Ucap Devan.
"Anda tenang saja mas ini sudah kewajiban saya." ucap Cindy memotong pembicaraan Devan.
"Tapi bila kamu..." ucap Devan bergantung.
"Aku hamil.? Kita akan tetap bercerai mas anda tidak perlu takut aku akan membawa anak ini bersama ku." ucap Cindy.
Devan hanya diam dia memang pernah bilang tidak menginkan anak dari rahim Cindy...
"Tapi Apa boleh saya menemui Tasya.?" ucap Cindy.
"Iya..." ucap Devan.
"Terimakasih mas." Ucap Cindy... Devan hanya menganggukan kepala sebagai jawaban iya.
"Apa boleh saya tinggal di rumah ibu saya sampai Tasya kembali.?" ucap Cindy... Devan menatap Cindy lalu mengizinkan Cindy tinggal bersama ibu nya selama Tasya masih di puncak bersama oma Lena dan yang lain.
Selesai bersantai meminum kopi Devan dan Cindy melanjutkan perjalanan mereka sampai hingga di tengah kota..
"Turun lah... Aku tidak akan mengantar kamu." ucap Devan.
"Baik lah terimakasih." ucap Cindy lalu keluar dari Mobil Devan dan menghentikan mobil angkot yang lewat Devan pun melajukan mobil nya meninggalkan Cindy sendiri.
Cindy pun sudah sampai di rumah ibunya tapi saat di rumah dang ibu tidak ada di rumah Cindy menunggu sang ibu untung saja Cindy punya kunci cadangan Jadi bisa masuk tidak perlu menunggu sang ibu.
"Nak kamu pulang, Tasya bagaimana.?" Ucap Bu Ratih.
"Ibu, Cindy kangen sama ibu Tasya lagi liburan sama oma nya dan aunty nya bu Jadi Cindy kesini." ucap Cindy memeluk ibunya.
"Lalu bagaimana suami kamu.?" ucap Ibu Ratih.
"Mas Devan ada kerja di luar kota bu Jadi Cindy minta izin ke sini." ucap Cindy.
"Bu maafin Cindy, kenapa ibu masih bekerja.?" ucap Cindy.
"Ibu hanya bosan dan sepi sayang hanya diam di rumah." ucap Bu Ratih.
"Tapi bu...." ucap Cindy.
"Sudah lah kamu sampai berapa lama.?" ucap Bu Ratih.
"Ibu Cindy baru datang sudah di usir." ucap Cindy.
"Kamu itu sudah punya suami." Ucap Bu Ratih.
Cindy hanya Trs senyum Mendengar ucapan ibunya suami sementara suaminya saja Tidak menghargai atau menginkan dirinya hanya di anggap sebagai pengasuh Putri nya saja.
"Iya bu besok Cindy balik, padahal Cindy kangen sama ibu." ucap Cindy.
"Ibu juga kangen sama kamu nak, Tapi kamu Tidak boleh meninggalkan kewajiban kamu Sayang kamu sudah punya keluarga dan tanggung jawab." ucap ibu Ratih.
Tiba tiba pun rumahnya di ketok... Cindy dan bu Ratih saling pandang karena ini Sudah malam Tidak Mungkin ada seseorang bertamu di rumahnya...
"Biar Cindy yang buka saja bu." ucap Cindy.