"Perkenalkan, dia yang akan menjadi suamimu dalam misi kali ini."
"Sebentar, aku tidak setuju!"
"Dan aku, tidak menerima penolakan!"
"Bersiaplah, Miss Catty. Aku tidak menoleransi kesalahan sekecil apapun."
Catherine Abellia, bergabung dengan organisasi Intel, Black Omega Agency, untuk mencari tau tentang kasus kematian ayahnya yang janggal. Berusaha mati-matian menjadi lulusan terbaik di angkatannya agar bisa bergabung dengan pasukan inti. Mencari selangkah demi selangkah. Ia mencintai pekerjaannya dan anggota timnya yang sangat gila.
Namun, ketika dia sudah lebih dekat dengan kebenaran tentang kasus Ayahnya, Catty harus bekerjasama dengan anggota Dewan Tinggi! Oh, really? Dia harus bekerjasama dengan orang yang gila kesempurnaan yang bahkan sudah lama tidak terjun lapangan? Wait, mereka bahkan harus terlibat dalam pernikahan? Ia harus menikahi pria yang memiliki kekasih? Tuhan, ini sangat buruk!
Oke, fine! Atasannya sudah gila!
Ayo, ramaikan lapak ini dengan Vote dan komen.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon seraphic, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
6. Teman Baru
Setelah berbagai drama yang dilakukan Janessa sebagai murid pertukaran pelajar yang kaya raya. Mulai dari menarik perhatian mahasiswa lain dengan memarkirkan mobil sport mewahnya. Dan keluar dengan cara mengibaskan rambut yang baru saja keluar dari salon dengan berbagai treatment. Yang tentunya, berhasil membuat orang-orang yang melihat bertanya-tanya siapa mereka? Akhirnya, setelah melakukan semua prosedur, mereka terdaftar sebagai mahasiswa pertukaran pelajar sekarang.
Catty dan Janessa menyusuri koridor kampus mereka dengan bet nama yang sudah terkalung di leher masing-masing.
Catty memerhatikan bet nama nya dan mengernyitkan alis. "Apa ada alasan khusus kenapa kita harus memasuki jurusan bisnis?" tanya Catty.
Janessa yang tengah tersenyum menebar pesona kepada siapapun yang ia temui, menoleh pada Catty dan menjawab, "Tentu saja karena keluarga kita juga pebisnis, Cat. Memangnya ada hal lain yang kau kuasai selain bidang ini?"
Melihat Catty mengendikkan bahunya dengan acuh. Janessa kembali melanjutkan perkataannya, "Dan lagi, ini memang termasuk target misi kita. Melihat situasi saat ini, para atasan memperkirakan bahwa target pasar mereka merupakan mahasiswa jurusan bisnis. Karena, kebanyakan dari mereka merupakan pewaris perusahaan dan memiliki banyak koneksi."
Catty mengangguk paham walau sebenarnya dia tak paham. Catty hanya harus mengikuti pengaturan yang dibuat Janessa karena dia yang lebih paham. Namun, dia mendengus tak senang ketika melihat nama samaran yang tercantum di bet name-nya. "Lalu, kenapa nama samaran ku harus memakai 'Karimova'? Kenapa aku harus mengikuti nama keluarga mu?'
Janessa menggulirkan bola matanya dengan kesal. "Oh, ayolah Cat. Apa kau ingin menggunakan nama keluargamu sendiri?" Ia bertanya.
"Tentu saja, tidak," bantah Catty segera. Akan tetapi, ia mengernyitkan dahi. Apa tidak perlu merubah nama depan?
"Nah, itu dia. Mr. Hanz tau kau pasti tidak ingin mempublikasikan tentang keluarga mu. Jadi, dia mengatur agar kau menjadi keluarga ku. Menjadi sepupu ku lebih tepatnya. Jangan terlalu banyak mengomel, aku sudah mengatakan identitas kita akan diserahkan sehari sebelum bertugas. Dan kau, tidak ingin bekerjasama dalam hal ini karena lebih mementingkan liburmu. Jadi, terima saja pengaturan ini. Kita adalah sepupu dari Karimova Family," jelas Janessa panjang lebar sekaligus mengomelinya meluapkan rasa kesalnya. Catty berani bertaruh, jika ia membantah Janessa, wanita itu akan membanting nya ke tanah sekarang juga. Jadi, dia hanya bisa mengangguk pasrah.
Janessa tiba-tiba berbalik lagi menghadapnya dan mengingatkan jangan sampai keceplosan memanggil nama kode mereka. Untuk sementara, tinggalkan nama Catty dan Jennie.
*****
"Meja baris ketiga dari belakang, dua orang yang duduk disamping dinding. Aku baru melihat kalian hari ini," ujar seorang wanita tua dengan setelan jas hitam rapi khas dosen yang mengajar. Pernyataannya ketara ingin tau siapa yang tiba-tiba duduk menghadiri kelasnya. Dan tentunya, membuat orang-orang yang berada di ruangan menatap ke arah mereka. Ini sangat berkaitan dengan Janessa yang ketika sampai di ruangan ini hanya menunjukkan senyum tanpa memperkenalkan diri. Catty benar-benar tidak bisa mengikuti alur permainannya, tapi dia juga sangat malas bertanya.
Janessa mencolek lengan Catty, memberi kode agar mereka segera berdiri. Setelah mereka berdiri, Janessa tersenyum dan mulai memperkenalkan dirinya, "Ah, selamat pagi, Mrs. Kami berdua adalah mahasiswa pertukaran pelajar dari Georgia University. Namaku, Janessa Kar—"
"—Stop. Aku tidak perlu mengetahui nama keluarga mu. Ku beritahu dari awal, aku berdiri didepan sini sebagai seorang dosen yang mengajar. Aku tidak akan memperlakukan seseorang dengan khusus bahkan jika dia anak presiden," ujar wanita itu tegas. Janessa tetap tersenyum dan mengatakan bahwa dia mengerti.
Catty menatap wanita di depan sana lurus. Alisnya menukik tinggi ketika pandangan wanita tua itu beradu dengannya. "Catherine," ujar Catty memperkenalkan dirinya.
"Kalian berdua bisa memanggilku Mrs.Gina, Selamat datang di Hilarious University,"
Dan setelahnya, hari mereka sebagai mahasiswa abal-abal yang tengah menyamar, dimulai. Janessa yang excited dengan segala kegiatan kampus yang belum pernah dirasakannya. Dan Catty, yang tidak sabar untuk mulai mencari tau tentang kejanggalan kasus kematian Ayahnya.
******
"Hai, aku Ivena, kalian bisa memanggilku Ive. Perkenalkan juga, ini Melly," ucap seorang gadis manis yang berdiri didepan Janessa dan Catty, memperkenalkan dirinya dan teman disampingnya dengan semangat. Senyuman dan pancaran dimatanya benar-benar menampilkan kesan positif dan lembutnya.
Catty menolehkan kepalanya, menatap Janessa yang tengah tersenyum lebar dan balik memperkenalkan diri. Akhirnya, Catty juga hanya mengangguk dan tersenyum canggung juga. Dia benar-benar tidak memiliki pengalaman berinteraksi dengan orang selain timnya dan rekan yang ikut bertugas dengannya. Dan lagi, orang-orang di Organisasi mereka sangat keras. Berbanding terbalik dengan manusia didepannya, mereka bisa tertiup angin kapan saja.
Setelah perkenalan dan berbagai basa-basi akhirnya mereka menuju kantin kampus. Tentu saja, dengan ajakan dari dua teman barunya ini.
"Joana! Vera!" sapa Ive pada dua orang yang tengah duduk di salah satu meja kantin.
"Kelasmu sudah selesai?" tanya gadis dengan rambut blonde yang di ombre dengan warna pink. Sangat mencolok.
Ive mengangguk semangat. "Ah, perkenalkan. Ini dua murid baru di kelasku. Mereka adalah mahasiswa pertukaran pelajar tahun ini," Ive memperkenalkan Catty dan Janessa pada keduanya. "Janessa, Catherine. Ini Joana dan Vera. Mereka dari jurusan Akutansi." Mereka saling mengangguk satu sama lain.
"Jadi, kalian berasal dari Georgia University?" tanya Vera. Dia gadis cantik berambut pirang yang diombre dengan pink.
Janessa mengangguk dan tersenyum.
"Welcome," ucap Joana dengan sumringah, gadis manis yang memiliki lesung pipi. "Apa kalian bersaudara? Kalian memiliki nama belakang yang sama," tanya Joana lagi ingin tau.
"Yeah, sepupu lebih tepatnya," jawab Janessa.
"Sepertinya Catherine tipe orang yang pendiam ya," kata Ive melihat Janessa yang aktif berbicara dengan mereka sedangkan Catty yang hanya diam.
Catty tersenyum kecil dan meminta maaf. "Aku tidak tau harus membicarakan apa."
"No problem, Catherine. Melly juga orang yang tidak banyak bicara. Kalian sangat cocok."
Mendengar perkataan Ive, semua orang tertawa. Vera menimpali perkataan Ive, "Tapi, Melly jago minum, Ive. Apa Catherine cocok dengan Melly, kita harus melihat kebiasaan minum mereka."
"Ah, benarkah? Sayang sekali Catherine tidak kuat minum alkohol. Dia sangat lemah," timbrung Janessa lagi sambil mencibir pada Catty.
"Sayang sekali. Kita harus clubbing bersama sekali. Melly akan sanggup duduk di tempatnya sambil minum dan memantau kami yang turun ke dance floor," ujar Joana.
Dan setelahnya, mereka saling membicarakan tentang bagaimana sistem perkuliahan di Hillarious. Catty harus banyak berterimakasih pada Janessa yang memiliki pembawaan mudah berteman, ini akan memudahkan mereka dalam menjalani tugas. Catty harap mereka bisa secepatnya menyelesaikan tugas mereka tanpa hambatan apapun.
Catty mengambil ponselnya dan mengetik pesan pada Janessa untuk mulai mencari informasi dari teman baru mereka ini. Namun, Janessa membalasnya agar tidak terburu-buru. Mereka tidak boleh memancing kecurigaan dari siapapun dan bergerak dengan tenang. Okay, Catty hanya bisa menuruti perkataan temannya itu.
*****
Follow, vote n komen yeorobun~
BigLove,
Sera
penataan bahasanya loh keren