NovelToon NovelToon
Ingin Di Cintai Oleh Dua Hati

Ingin Di Cintai Oleh Dua Hati

Status: tamat
Genre:Tamat / Romansa
Popularitas:2k
Nilai: 5
Nama Author: All Yovaldi

Di jantung kota Yogyakarta, yang dikenal dengan seni dan budayanya yang kaya, tinggal seorang wanita muda bernama Amara. Dia adalah guru seni di sebuah sekolah menengah, dan setiap harinya, Amara mengabdikan dirinya untuk menginspirasi siswa-siswanya melalui lukisan dan karya seni lainnya. Meski memiliki karir yang memuaskan, hati Amara justru terjebak dalam dilema yang rumit: dia dicintai oleh dua pria yang sangat berbeda.

Rian, sahabat masa kecil Amara, adalah sosok yang selalu ada untuknya. Dia adalah pemuda yang sederhana, tetapi penuh perhatian. Dengan gitar di tangannya, Rian sering menghabiskan malam di kafe-kafe kecil, memainkan lagu-lagu yang menggetarkan hati. Amara tahu bahwa Rian mencintainya tanpa syarat, dan kehadirannya memberikan rasa nyaman yang sulit dia temukan di tempat lain.

Di sisi lain, Darren adalah seorang seniman baru yang pindah dari Jakarta ke Yogyakarta. Dengan tatapan yang tajam dan senyuman yang memikat, Darren membawa semangat baru dalam hidup Amara.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon All Yovaldi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 15 _Ketika Masa Lalu Menghantui

Hari-hari berlalu, dan Amara merasa hidupnya mulai berwarna dengan kehadiran Rian. Namun, terkadang bayang-bayang masa lalu, terutama yang berhubungan dengan Darren, menghantuinya. Dia tahu bahwa meski Rian adalah pilihannya, ada bagian dari dirinya yang masih berjuang untuk merelakan Darren sepenuhnya.

Di sekolah, suasana semakin hangat. Amara dan Rian semakin dekat, dan kedekatan mereka mengundang perhatian teman-teman. Namun, ada juga desas-desus yang menyebar, terutama dari mereka yang tidak setuju dengan keputusan Amara. Beberapa teman sekelas menganggap keputusan Amara untuk menjalin hubungan dengan Rian adalah pengkhianatan terhadap Darren.

Suatu hari, saat Amara dan Rian sedang duduk di taman sekolah, Tania dan Sari datang menghampiri mereka dengan wajah serius. “Mara, ada yang mau kita omongin,” kata Tania, terdengar gelisah.

“Apaan, Tan?” tanya Amara, merasakan ketegangan di udara.

“Gue tahu lo udah milih Rian. Tapi… lo sadar kan kalau Darren masih sakit hati?” Sari ikut menyela. “Banyak yang ngomong, kayaknya lo egois banget.”

Amara terdiam sejenak. “Gue tahu, dan gue merasa buruk. Tapi… ini hidup gue. Gue juga berhak bahagia, kan?”

“Lo berhak bahagia, tapi jangan sampai ngelukain orang lain, Mara,” Tania menambahkan.

Amara merasa tertekan. “Gue udah berusaha untuk jujur. Dan kalaupun ada yang terluka, itu bukan niat gue.”

Rian menempatkan tangannya di bahu Amara, memberikan dukungan. “Mara, kita harus tetap fokus sama apa yang kita rasakan. Kita nggak bisa mengontrol perasaan orang lain.”

Mendengar itu, Amara merasa sedikit lega. “Iya, lo benar. Tapi kadang-kadang… gue merasa terjebak di antara dua hati ini.”

Sari menatap Amara dengan penuh pengertian. “Lo harus berani mengambil keputusan, Mara. Ini tentang kebahagiaan lo juga.”

 

Sehari setelah percakapan itu, Amara memutuskan untuk menemui Darren lagi. Dia tahu, ini adalah langkah yang harus diambil untuk menutup luka di hati keduanya. Dengan keberanian, dia menuju tempat Darren biasa duduk di taman.

Darren terlihat sedang membaca buku ketika Amara menghampirinya. “Darren,” panggilnya pelan.

Darren menoleh dan tersenyum tipis. “Hai, Mara. Ada yang mau dibicarakan?”

“Gue cuma mau nanya… lo beneran baik-baik saja?” Amara bertanya, ingin memastikan.

“Gue baik. Cuma lagi butuh waktu buat diri sendiri,” jawab Darren dengan nada tenang.

Amara duduk di sampingnya, mencoba untuk menciptakan suasana yang lebih santai. “Gue nggak mau lo ngerasa sendirian. Kita kan pernah dekat, dan gue tetap ingin jadi teman lo.”

Darren mengangguk pelan. “Gue appreciate itu, Mara. Tapi gue juga butuh waktu untuk merelakan semua ini.”

“Gue ngerti, dan gue minta maaf. Gue harap kita bisa sama-sama pulih, meskipun kita sudah mengambil jalan masing-masing,” ujar Amara, berharap Darren bisa mengerti.

“Lo sudah bahagia dengan Rian, kan?” tanya Darren, menatap mata Amara.

“Dia membuat gue merasa nyaman, dan kita saling memahami,” jawab Amara, berusaha jujur.

“Kalau gitu, fokuslah pada kebahagiaan lo. Kita semua berhak untuk bahagia,” kata Darren dengan suara yang tenang.

Amara merasa harapan mulai tumbuh di dalam hatinya. “Makasih, Darren. Lo adalah teman yang baik. Semoga kita bisa menemukan kebahagiaan masing-masing.”

Mereka berbincang lebih lama, mengingat momen-momen indah yang pernah dilalui bersama. Amara merasa lega, seolah bebannya mulai terangkat.

 

Di sisi lain, Rian merasakan perubahannya. Dia tidak ingin Amara terjebak dalam perasaan bersalah yang terus menerus menghantuinya. Rian tahu bahwa kedekatan Amara dan Darren adalah bagian dari perjalanan mereka, dan dia ingin memastikan bahwa Amara bisa melanjutkan hidupnya dengan bahagia.

Suatu sore, Rian mengajak Amara untuk berjalan-jalan di pusat kota. “Mara, kita harus mencari waktu untuk bersenang-senang,” katanya dengan ceria.

“Kenapa tidak? Kita bisa mencoba restoran baru atau nonton film,” jawab Amara, merasa senang dengan ide Rian.

Mereka memilih restoran yang memiliki suasana nyaman. Sambil menikmati makanan, Rian mulai menceritakan berbagai hal lucu yang terjadi di sekolah. Amara tidak bisa menahan tawa. Dia merasa hidup kembali, dan senyuman Rian membuatnya semakin nyaman.

Setelah makan, mereka memutuskan untuk berjalan-jalan di sekitar pusat kota. Saat melewati toko-toko, Rian tiba-tiba menarik tangan Amara ke arah sebuah toko buku. “Gue tahu lo suka baca. Ayo kita lihat-lihat!”

“Buku? Siapa yang bisa nolak?” balas Amara dengan semangat.

Di dalam toko, mereka berkeliling, melihat berbagai judul buku yang menarik. Rian menemukan buku tentang petualangan yang tampaknya menarik. “Mara, ini kayaknya asyik banget! Kita harus baca bareng!”

Amara mengangguk setuju, senang melihat Rian begitu antusias. Mereka menghabiskan waktu di toko buku, membahas tentang karakter-karakter yang mereka sukai.

Saat menjelajahi rak buku, Amara merasakan momen ini sangat berharga. Dia bisa merasakan betapa Rian selalu berusaha membuatnya bahagia. “Gue senang bisa menghabiskan waktu dengan lo, Rian,” ungkap Amara tulus.

“Gue juga senang, Mara. Ini baru permulaan. Kita bisa bikin lebih banyak kenangan,” balas Rian, menatap Amara dengan serius.

Malam itu, saat mereka pulang, Amara merasa hatinya hangat. Dia tahu bahwa memilih Rian adalah keputusan yang tepat, dan dia ingin terus menjalani perjalanan ini bersamanya.

 

Ketika hari-hari berlalu, Amara belajar untuk berdamai dengan masa lalu. Hubungannya dengan Rian semakin dalam, tetapi dia juga mulai memahami pentingnya memberi ruang untuk Darren. Dalam hatinya, Amara tahu bahwa cinta tidak harus menjadi penghalang, tetapi sebaliknya, harus bisa membawa mereka semua ke arah yang lebih baik.

Amara bersyukur bisa memiliki Rian di sisinya, dan dia siap untuk menjalani babak baru dalam hidupnya. Dengan semangat yang membara, dia melangkah maju, menantikan segala kemungkinan yang akan datang. Cinta yang tulus dan persahabatan yang kuat akan membimbingnya melalui semua rintangan, dan dia tahu, ini baru awal dari petualangan mereka.

...----------------...

🫰🫰🫰 Happy reading nih🫰🫰

Hanyutttt yaaaa...........?

#Jangan ya dek ya

Next part berikutnya Guysss.....

1
F.T Zira
pengen maraton baca... tapi gak bisa😭.. kerjaanku numpukkk..lanjut nanti lagi
F.T Zira
kok di bab ini berasa pendek yak😅😅😅
F.T Zira: oohh pantes kalo gitu
All Yovaldi: 900an kata
total 5 replies
F.T Zira
sampe sini dulu, tar lanjut lagi
F.T Zira
🌹 untuk karyamu thor😊
F.T Zira
ini sih namanya nyiksa😑
F.T Zira
caramu jawab itu justru meragukan😮‍💨
F.T Zira
permainan truth or dare nya gak di jabarin?? kan kepo🤭🤭
All Yovaldi: hehe 😆 iya kak, Btw makasih sudah mampir kak
F.T Zira: padahal kesempatan..🤭
total 3 replies
Anonymous
Iih Najis Tu cewek
All Yovaldi: hehe😅
total 1 replies
M R Dorayo
Yah ditunggu update nya ya kak, 🥹🥲 Gemes Gue sama tu Cewek pengen rasanya Gue Gantung dia dijemuran
M R Dorayo
ngak ketingalan tag "Jangan ya dek ya" 😂😂😂
M R Dorayo
jangan ya dek ya🤣🤣🤣😂
F.T Zira
hatimu rumit, amara🤧
F.T Zira: 🤣🤣🤣🤣🤣
All Yovaldi: iyaa 😅😅
total 2 replies
M R Dorayo
iih ngak suka deh Sikap Cewek begitu
F.T Zira
kuberikan semangatku untukmu kak...
semangat berkarya../Determined//Determined//Determined/
F.T Zira: sudah jadi pengemar ya😏
M R Dorayo: iya kak aku suka banget aku sama karya nya kak All ini!!
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!