Bagaimana perasaan jiwamu jika dalam hitungan bulan setelah menikah, suami kamu menjatuhkan talak tiga. Lalu mengusirmu dan menghinamu habis-habisan.
Padahal, wanita tersebut mengabdi kepada sang suami. Dia adalah Zumairah Alqonza. Ia mendadak menjadi Janda muda karena diceraikan oleh suaminya yang bernama Zaki. Zaki menceraikan Zumairah karena ia sudah bosan dan Zumairah adalah wanita miskin.
Bagaimana nasib Zumairah ke depannya? Apakah dia terlunta-lunta atau sebaliknya? Yuk, cap cus baca pada cerita selanjutnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayu Sekti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ngumpet Di mana?
Zumairah
Di pagi yang muram itu, semiran hati Zuma adalah hari yang sangat tidak baik-baik saja. Baru saja setengah hati berada di rumah, ia sudah diusir oleh ibunya Arga Dinata.
"Baik. Saya akan pergi dari sini. Terima kasih atas tumpangannya. Kata-kata Tante memang sangat merdu di telinga saya," kata Zuma dengan pelan tanpa menyakiti hati mamanya Arga.
Karena Zumairah tidak mau ada masalah, ia menuruti apa kata mamanya Arga. Ia langsung ke dalam dan memunguti barang-barangnya yang tidak banyak. Hati yang menangis ia tahan jangan sampai tumpah.
'Tuhan, cobaan apa lagi yang kau berikan kepada hamba. Hamba hanya ingin hidup ini tenang,' batin Zuma sambil mengemasi barangnya sampai tidak tersisa.
Ia kemudian berjalan menuju ke luar rumah. Saat di teras, mamanya Arga sudah menantikan dirinya pergi.
"Bagus! Wanita miskin seperti kamu, pantasnya di jalanan sana. Jangan pernah kembali ke tempat ini. Satu lagi, jangan pernah berharap menikah dengan anak kebanggaan saya. Arga Dinata!" kata mamanya Arga dengan pongah. Ia sangat membanggakan Arga Dinata yang kini sudah sukses dan kaya raya.
Zuma menoleh ke arah mamanya Arga. "Tante, saya memang miskin, tetapi saya tidak pernah menghina dan mengemis. Ingat itu, Tante. Yasudah, saya pamit pergi. Salam untuk Arga Dinata."
Setelah berpamitan, ia pergi dari rumah bergaya elit tersebut. Zumairah akan pergi jauh dari tempat tersebut.
"Cepat pergi sana! Mengotori rumah bersih ini. Sudah miskin, belagunya selangit. Dih, amit-amit."
Bu Reva malah semakin benci dengan perkataan Zuma yang di kalem dan terlihat tenang. Zuma tidak lagi menjawab hinaan dari Bu Reva. Jika diperpanjang, akan semakin panjang seperti jalan tol.
Tidak lama, Zuam melangkahkan kaki lurus dan belum pasti tujuannya ke mana.
Bim Bim!
Ketika dua puluh menit dalam perjalanan, tanpa sadar, ada orang yang membunyikan klakson mobil kepada Zumairah. Mobil itu dengan cepat menghentikan mobilnya. Dan menemui Zumairah yang sedang meneteskan air mata. Siapa yang tidak menangis jika wanita diusir dengan perkataan yang menyakitkan.
Yang menghampiri Zumairah adalah Arga. Ia melihat Zuma menangis dan itu membuat batinnya juga sakit.
Arga menghadang Zuma dari arah berlawanan dan menatap sendu. "Zuma! Kamu jangan pergi! Ayo ikut aku kembali. Aku tahu, kamu pasti diusir oleh mamaku 'kan?"
Ternyata Arga sudah mengetahui bahwa Zuma telah diusir oleh mamanya. Arga tidak akan membiarkan wanita belahan jiwanya pergi terlunta-lunta.
Zuma menatap Arga dengan netra berkaca-kaca. "Jangan dekati aku! Biarkan aku pergi sendiri. Aku ini hanya wanita miskin. Tak pantas dengan kalian. Hik hik!"
Zuma menangis dan memerintah Arga untuk pergi. Zuma tidak mau bertemu dengan Arga lagi karena tidak mau ada masalah dalam keluarganya yang sombong dan suka merendahkan.
Arga memeluk Zuma yang sedang membungkukkan badan karena tidak kuat. Pria itu mau menangis tapi ia tahan.
"Apakah cinta itu harus pergi jika ada tantangan? Apa cinta itu tak pantas untuk dipertahankan? Sekarang kamu harus tahu Zuma! Aku sangat mencintai kamu tanpa alasan! Kau belahan jiwaku! Aku tak bisa tidur dan selalu memikirkan dirimu."
Setelah memeluk. Arga menatap Zuma di dekat wajah hingga sangat dekat. Pria itu menatap hangat wajah sang belahan jiwa. Lalu ia menghapus air mata di pipi wanita malang tersebut.
Zuma melepaskan pelukan Arga dan mengusap air matanya karena terkejut. "Apa? Kau mencintaiku? Tapi aku tidak disukai oleh kedua orang tuamu. Jangan memikirkan hal yang tidak pasti, Arga. Lupakan aku," tutur Zuma yang sebenarnya juga mengagumi Arga. Namun, ia tidak mau berharap karena Arga orang kaya sementara dirinya hanya rakyat jelata.
Arga mulia menggenggam erat tangan Zuma. "Benar, aku sangat mencintaimu. Apa kamu juga mencintai aku, Zuma? Jika iya, aku akan berjuang untukmu."
Arga serius dengan perkataannya. Ia rela apapun demi bersatu dengan Zumairah.
"Tuan Arga. Hilangkan ambisi besarmu itu. Restu kedua orang tua itu penting. Aku tak mau, pernikahan kita tidak bahagia. Carilah wanita yang lebih baik dariku. Aku hanya ingin sendiri. Jangan ikuti aku lagi. Maaf."
Zuma tetap pada pendiriannya walau itu sangat menyakitkan. Ia tak mau menjadi wanita yang lemah. Ia ingin bangkit sendiri tanpa Arga. Ia melepaskan tangan Arga dan berjalan meninggalkan Arga.
Zuma belum bisa jujur dengan perasaan hatinya kepada Arga. Ia tak mau, cinta putus di jalan seperti dengan Zaki pada masa lalu.
Arga terdiam membisu sambil meninju aspal yang keras hingga tangannya terluka.
"Sialan. Semua ini gara-gara Mama! Zuma, tidak akan kubiarkan kau terlunta-lunta. Aku diam-diam akan mengikutimu."
Arga tetaplah Arga. Ia tidak mau Zumairah celaka ataupun diganggu oleh pria jahat lagi. Ia kemudian mengikuti Zuma dengan mobilnya dari arah agak jauh.
***
Pagi menjelang siang
Zumairah sudah menemukan kontrakan kembali. Tanpa sadar, Arga juga mengetahui di mana Zuma tinggal. Arga pun juga akan mengontrak rumah yang tidak jauh dari kontrakan Zuma. Arga tidak mau jika belahan jiwanya diganggu orang. Saat ini Arga fokus ingin melindungi Zuma.
"Aku harus hati-hati dengan pemilik kontrakan ini. Aku nggak mau tertipu lagi. Aku sudah dapat kontrakan. Aku akan mencoba melamar menjadi kasir di toko ini."
Setalah Zuma membersihkan area kontrakannya, ia mengeluarkan lembaran kertas untuk melamar pekerjaan yang ada di grub jejaringnya. Siapa tahu, beruntung.
Krucuk!
Ketika Zuma selesai membuat lamaran pekerjaan, perut Zuma meronta ingin diisi oleh makanan.
"Baiknya aku cari warung makan dulu."
Tidak lama, Zuma mencari warung makan yang sudah matang karena ia buru-buru akan melamar pekerjaan. Di samping kontrakannya ternyata ada warung makan dan sedia mie ayam kesukaannya. Tanpa basa-basi ia membeli sebungkus mie ayam.
"Pak, beli sebungkus mie ayamnya. Jangan pakai saos dan sambal ya?"
Zuma mulai memesan mie ayam kepada penjual yang tidak lain adalah seorang bapak-bapak.
"Anak kos baru ya, Neng?" tanya penjual mie ayam.
"Iya. pak," jawab Zuma datar.
"Pantesan baru lihat. Bentar ya Neng, Bapak buatin dulu pesenam dari keluarhanya Den Jonson?"
Zumairah terkejut ketika ia mendengar kata Jonson. "Jonson emang rumahnya di mana Pak?" tanya Zuma penasaran. Ia sangat takut jika bertemu dengan Jonson kembali.
Bapak penjual mie ayam tersenyum. "Itu Neng, Si Jonson, dia baru saja lari pagi dan sekarang dia bersam kucing Anggora kesayangannya. Nanti dia juga ke sini," kata Bapak tersebut sambil menuding ke arah kiri dan terlihat Jonson sedang jongkok dan bermain dengan kucing kesayangannya.
'Hah, dunia begitu sempit. Di mana-mana aku bertemu dengan pria yang sangat aku takuti. Haduh, aku harus ngumpet di mana ya? Sebelum dia ke sini,' batin Zumairah yang panik. Padahal pesanan mie ayamnya belum dibuat. Lebih awal pesanan dari Jonson.
Bapak penjual bakso mengamati Zumairah dengan heran. "Eneng kok seperti panik begitu? Ada apa Neng? Apa tempat ini kurang nyaman?" tanya Bapak penjual bakso yang penasaran dengan tingkah Zumairah.
Zuma tersenyum dikit. "Anu Pak. Nggak papa. Tempatnya nyaman kok. Pak, saya tinggal bentar dulu ambil uang ya? Ternyata saya lupa bawa uang."
Cara jitu agar Zumairah tidak dilihat oleh Jonson tanpa pedagang mie ayam tersebut harus tahu.
Ia harus menyembunyikan jati dirinya bahwa sebenarnya ia sudah mengenal Jonson. Ia tidak mau digunjing oleh tetangga barunya.
"Sudah belum Pak Karso pesanan saya?"
Sungguh di luar dugaan, baru saja Zumairah akan pulang sebentar ke kontrakan, ia mendengar suara Jonson berada tidak jauh darinya.
Seru gak?
Mau lanjut?
demi harta sanggup berjual beli...tampa memikirkan perasaan anak....egois....tepi....adakah Arga akan bahagia...pasti saja tidak...Arga amat mencintai Zuma...walaupun demikian....Arga perlu bertegas pada Papa Wira Arga....bahawa kamu tetap dengan keputusan mu memilih Zuma....kebahagiaan adalah penting walaupun nama mu di coret dalam keluarga....bawa diri bersama Zuma ke tempat lain dan buktikan bahawa tanpa harta keluarga kamu boleh bahagia gitu..lanjut...