STEMPEL KEPEMILIKAN NARENDRA

Nona! Bersiaplah memberikan hadiah terbaik malam ini. Mantan istri bos datang saat ini bahkan dia menawarkan anak padanya. Jangan biarkan bos mengambil tawaran itu!! Lahirkanlah banyak anak untuknya.

Pesan dari Roy membuat Nara membola. Bahkan asisten Naren pun sudah mengingatkannya. Ada 3 orang yang sudah memberikan nasihat. Mungkinkah Nara berubah ataukah masih sama saat suaminya sering di datangi oleh mantan istrinya yang tak lain adalah cinta pertamanya.

" Mbak ... Agaknya hari ini kamu baru menyadari bahwa suamimu begitu berarti! Mari kita lihat malam ini mbak dia memilih merayakan ultahnya bersama siapa?! Aku adalah nyonya Narendra kusuma saat ini sedangkan kamu hanyalah masa lalunya. Masa lalu cukup dikenang masa sekarang dan mendatang adalah mewujudkan impian," Gumam Nara.

Agaknya Nara sudah gemas tatkala Maheswari tak bosan datang ke kantor hanya ingin meminta kembali meskipun sekedar untuk menjadi istri kedua.

Nara pun mengirimkan foto pada Narendra yang membuat lelaki dewasa itu menelan salivanya sendiri. Istri kecilnya mulai nakal.

Pulang sekarang! Atau tidak sama sekali, Sayang ... 😎.

Pesan masuk membuat Narendra tersedak ludahnya sendiri. Jika foto itu membuatnya menelan saliva maka isi pesannya membuat dua tersedak secara spontan.

" Aku harus pulang Mahes! Istriku merajuk maafkan aku pulanglah! Walau bagaimana aku bukan tipikal mendua meskipun dalam ikatan yang sah! Aku yakin kamu paham semenjak dulu," ujar Naren dan bergegas pergi. Namun Maheswari memeluknya.

Plukkkkk!

" Lepaskan aku!" sergah Naren dengan emosi yang menggebu.

" Apakah tidak adakah tempat untukku lagi?? Aku mohon Naren maafkan," pintanya pada Narendra.

" Tidak! Aku sudah memutuskan maka tak bisa ku tarik kembali. Kamu pun sudah memilih mahes! Maka jalanilah dengan baik," ujarnya kemudian melangkah pergi dan menghempaskan pelukan itu.

Maafkan aku Mahes! Ini adalah pilihanmu. Kamu yang meminta bersamanya maka jalani saja dengan baik hubunganmu dengannya.

Di sisi lain .....

" Bos! Mau ke mana dulu!?" tanya Roy dengan sopan tapi ingin tertawa karena melihat aksi Nyonya Narendra.

" Langsung pulang!" serunya tegas.

" Tumben bos?! Nyonya gak marah lagi," jujurnya.

" Entahlah Roy! Oh ya, lain kali jika Maheswari datang jangan biarkan dia masuk. Aku lelah menghadapinya," ujar Naren. Dia merasa di teror secara langsung oleh mantan istrinya itu. Seolah - olah dialah yang bersalah.

" Baik bos!" serunya bersemangat.

Baru kali ini bossnya menolaj kehadiran Maheswari. TapibRoy bersyukur setidaknya ini sudah yang paling baik.

Bocah! Tunggu aku di rumah. Nampaknya kamu sudah berani ambil sikap, awas saja berpakain seperti keluar kamar. Aku habisi kamu malam ini!batinnya.

Sedangkan di rumah Nara sudah bolak balik jalan kesana kemari. Seakan mengkhawatirkan sesuatu.

Bagaimana jika om tak datang??? Apalagi memilih mbak Mahes! Ah! Tidak - tidak .... Dia pasti datang Nara. Awas saja jika tak datang tidak akan aku ampuni kamu Om. Omelnya dalam hati.

Nara dengan dresscode terbuka keluar dari kamar. Saat itu juga di dorong oleh Narendra. Nara terkejut bukan main karena Narendra langsung memboyong dia layaknya karung beras.

" Bisakah kamu tidak berkeliaran dengan baju terbuka begini. Semua ini hanya milikku!!! Jangan sampai satpam dan yang lainnya ikut menikmati!" serunya dengan nada suara yang datar.

" Om ... Turunkan! Apa sih di angkat² gini!" teriak Nara. Nara menatap suaminya dengan intens.

" Wait Om! Baju kenapa jadi kaos???! Bukannya dari kantor habis darimana sama tante Maheswari!!!???" selidiknya dengan memicingkan mata. Sedangkan Narendra hanya tersenyum kecil sambil menatap Nara.

" Sebentar ... Ada yang aneh! Semenjak kapan berani berkostum malam seperti ini??? Apakah ada niat lain??? Katakan padaku!?" desak Naren sambil mendekati Nara.

" Om ... Jauh- jauh bentar! Nara gak bisa nafas kalau Om terlalu dekat nervous," jujurnya. Naren langsung terkekeh dan duduk di sebelah Nara. Nampak Nara menghela nafas dan berdiri serta berjalan menuju nakas sebelah ranjang.

Nara berjalan bahkan dia sangat cantik di mata Narendra. Dia tersenyum manis dan begitu tulus. Inilah yang dia nanti keikhlasan Nara menjadi istrinya.

" Happy Birthday Sayang ... Semoga segera punya momongan dan segera menjadi ayah," ucap Nara sambil menyodorkan kue buatannya dan mencium singkat pipi Naren.

Lelaki dewasa itu menghapus mata yang berembun kala mendengar doa Nara. Naren tanpa sungkan memeluknya.

" Terima kasih sayang ... I love you Nara bocah ingusannya Om Naren," ucapnya sambil mencium leher gadis perawan itu. Nara nampak menggeliat.

" Om ... geli hehehe. Makan dulu kuenya dan setelah Om boleh minta apapun sama Nara," ujar Nara. Bulu kuduknya sudah merinding karena sentuhan sang suami.

" Satu suap saja," jawab Naren. " Tapi, Nara yang suapi!" serunya kemudian. Nara mengangguk dan mengambilkan potongan untuk di berikan pada suaminya.

Naren menikmati setiap gigitan dari kuenya. Agaknya istrinya Nara sudah bisa meracik resep kue yang empuk rasanya enak bahkan lidah ikut bahagia karena sudah mengenalnya.

" Ini sangat lezat sayang!" serunya sambil tersenyum. Tapi ya gak gini juga sih sayang hehhe," ujar Narendra memberikan fotonya ketika memasuk di dapur. Nara melotot karena malu fotonya yang cemong- cemong sebab ulah tepung.

" Ommm!!!!!!" teriaknya

" Apakah sudah di izinkan??" tanya Narendra dengan menarik pinggang istrinya lebih mendekat.

Srakkkkk!!!

" Asalkan tidak menemui Maheswari lagi! Jangankan malam pertama malam kedua dan seterusnya silahkan!!!" selorohnya. Benar - benar bocah pikirannya tidak dewasa sama sekali.

" Apapun itu ... Akan Om lakukan supaya Om segera di berikan anak olehmu. Tapi, Rubahlah panggilan itu. Panggilan Om menjadi yang lebih enak di dengar," ujar Naren menimpali.

" Oke! Asalkan Nara sudah hamil akan Nara lakukan!" serunya nampak buat anak kayak cetak jajan. Sat set langsung jadi. Naren hanya mengheka nafas dan menyetujui saja.

" Ya ... Baiklah sayang!" jawabnya.

" Eh ... Sebentar! Tadi, Om tembak Nara??? Beneran??? Bilang cinta gitu?? Iya???" Ucap Nara nerocos kayak bajaj.

" Lupa Om! Kayaknya gak ngomong apa- apa!" serunya. Nara langsung cemberut.

" Dasar halu! Malu - maluin aja," ujarnya dengan tatapan iba pada dirinya sendiri. naren jadi taham tawa agar tidak ketahuan.

Ya Allah bini aku satu ini begitu polos dan menyebalkan. Bahagia selalu ya Nara sayang!