Jianying adalah seorang permaisuri dari dinasti Han yang sangat dibenci oleh suaminya sendiri, yaitu Kaisar Han.
Semua itu karena Jianying adalah putri dari kaum kafir, kaum yang dari dulu selalu menentang kedaulatan Kerajaan.
Jianying yang cinta mati pada Kaisar melajukan segala cara untuk menarik perhatian Kaisar sampai harus berbuat hal kejam dengan mencelakai selir kesayangan Kaisar yaitu Limei.
Kaisar yang marah besar lantas menghukum mati Jianying dan seluruh keluarganya.
Tapi bagaimana jika Jianying yang telah di penggal kepalanya oleh Kaisar ternyata di beri kesempatan hidup ke dua?
Apa yang akan dilakukan oleh Jianying untuk merubah nasibnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon santi.santi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Aku mencintaimu!!
Sesampainya di kamar Li Mei, Shun Yuan melihat Li Mei masih terbaring lemah dengan Tabib yang sedang memeriksa denyut nadinya.
"Apa yang terjadi kepadanya?" Tanya Shun Yuan pada Tabib itu.
Semua yang ada di sana pun tampak menunggu jawaban dari Tabib kerajaan itu.
"Selamat Kaisar! Langit telah mengabulkan harapan seluruh rakyat Kerajaan Han. Selir Li Mei telah mengandung putra dari Kaisar yang Agung"
Tabib sampai bersujud di hadapan Shun Yuan karena terlalu senang dengan kabar yang ia bawa.
"A-apa hamil?" Shun Yuan tampak begitu terkejut.
"Benar Kaisar"
Deg...
Shun Yuan langsung menoleh pada Jian Ying yang juga ikut mengunjungi Selir Li Mei. Bukannya senang, Shun Yuan justru begitu ketakutan saat ini karena pasti hal ini akan menyakiti Jian Ying dan membuat hubungan mereka semakin buruk.
"Kaisar" Lirih Li Mei.
"Kita akan segera memiliki seorang anak. Buah cinta kita" Lanjut Selir Li Mei tapi sayangnya tatapan Shun Yuan masih tertuju pada Jian Ying.
"Kaisar, apa Kaisar tidak senang?" Yeyen yang menyadari kemana arah tatapan Shun Yuan berusaha menarik perhatian pria itu.
"T-tentu aku senang" Sahut Shun Yuan kemudian sedetik kemudian dia kembali melihat ke tempat Jian Ying, namun sayangnya wanita itu sudah tidak ada di sana.
Jian Ying sudah pergi karena pasti dia kecewa dengan Shun Yuan.
Sekarang, bukannya Shun Yuan tak senang karena sebentar lagi akan memiliki seorang anak, tapi kenapa harus sekarang di saat situasi sedang begitu rumit.
"Istirahatlah Li Mei. Aku keluar dulu"
"Tapi Kaisar.."
Shun Yuan sudah terlanjur keluar dari kamar Li Mei sehingga Selir itu tidak bisa lagi menahannya.
"Ck, awas kau Jian Ying!!" Li Mei terduduk dengan mata yang memancarkan kemarahan karena Shun Yuan sama sekali tak peduli meski dia telah membawa kabar bahagia itu.
"Keluar kalian!!" Usir Li Mei lada dayang dan Tabib tadi.
"Baik Selir Li Mei" Tabib yang sudah ketakutan pun berjalan dengan begitu cepat keluar dari kamar Li Mei.
"Permaisuri tunggu!!" Shun Yuan menhan tangan Jian Ying.
Tapi dengan begitu cepat, Jian Ying menghentakkan tangan Shun Yuan.
"Mau apa lagi Kaisar? Harusnya kau temani Selirmu itu. Selamat akhirnya kau akan mendapatkan seorang penerus"
"A-Ying, aku tidak tau kenapa dia bisa hamil padahal sejak kau tak sadarkan diri waktu itu, aku tidak pernah menyentuhnya lagi. Sedangkan sekarang sudah dua kali bulan purnama. Kalau dia memang hamil, seharusnya perutnya sudah besar"
"Untuk apa Kaisar menjelaskan itu padaku. Apa yang Kaisar katakan itu, bisa saja menyakiti Selir Li Mai. Kaisar seperti tidak percaya kepadanya!!"
Shun Yuan hanya menatap mengusap wajahnya dengan begitu kadar. Sungguh semuanya menjadi begitu rumit. Setelah ini ia pun yakin jika Jian Ying akan semakin membencinya.
Sementara Jian Ying, dia pergi dari sana karena dia sadar kalau dia memang tak seharusnya ada di sana. Dia tak mau berada di antara dua insan saling mencintai yang sedang bahagia.
Dia cukup sadar diri kalau dirinya bukanlah orang yang penting dalam hidup mereka. Jadi dia pergi dari sana.
Soal cemburu dan sakit hati, Jian Ying tak memikirkan itu lagi. Meski sebenarnya, jauh di lubuk hatinya yang paling dalam, tentu dia sedih melihat Selir Li Mei hamil di saat dia sudah benar-benar hancur saat ini.
"Tapi aku sebenarnya berharap kalau anak pertamaku itu lahir dari rahimmu A-Ying"
"Jangan gila kau!!" Jian Ying langsung menyambar ucapan Shun Yuan.
"Jangan juga panggil aku seperti itu. Sungguh menggelikan!!" Bagi Jian Ying, panggilan itu hanya teruntuk orang-orang yang dekat dan menyayanginya saja.
"Aku tidak gila. Aku memang menginginkan seorang anak darimu. Aku yakin, apa yang kita lakukan malam itu, pasti bisa membuatmu hamil"
Jian Ying membuang wajahnya ke arah lain. Dia kembali merasa jijik saat Shun Yuan kembali mengingatkannya tentang malam itu.
"Jangan mimpi, aku tidak sudi mengandung anakmu!!"
Srett...
"Apa kau bilang?" Shun Yuan yang tersinggung dengan ucapan Jian Ying langsung menarik pinggang Jian Ying hingga wanita itu berada di dalam dekapannya.
Kilatan mata Shun Yuan itu membuktikan jika dia Jian Ying berhasil memancing kemarahan Shun Yuan.
"Aku tidak SU-DI mengandung anakmu!!"
Cup....
Shun Yuan langsung membungkam Jian Ying dengan bibirnya lagi. Sebenarnya apa masalahnya hingga Jian Ying begitu membencinya, padahal dia sudah berusaha untuk meminta maaf.
Mereka juga sudah melakukan penyatuan malam itu, bahkan Shun Yuan juga sudah berusaha mengubah dirinya menjadi begitu lembut, tapi kenapa Jian Ying justru semakin membencinya.
Shun Yuan terus melu mat bibir Jian Ying meski wanita itu terus memberontak tak terima.
Dug...
"Akhh!!" Shun Yuan memekik ketika tulang keringnya di tendang oleh Jian Ying.
"Dasar b***gsek!! Aku membencimu!!" Mata Jian Ying menatap Shun Yuan dengan penuh kebencian.
"Aku tak peduli kau membenciku sebesar apa A-Ying. Yang jelas aku mencintaimu!!"
"Cuihh!!"
Shun Yuan memejamkan matanya ketika pernyataan cintanya di balas air ludah oleh Jian Ying tepat di wajahnya.
"Kau pikir aku percaya dengan ucapanmu itu. Seandainya itu benar pun aku tidak menginginkannya lagi!! Simpan saja cintamu untuk Selir kesayangan mu dan juga calon Anak kalian!!" Jian Ying memaki Shun Yuan dengan begitu berapi-api.
"Terserah kau mau percaya atau tidak, tapi aku akan membuktikan padamu kalau aku benar-benar mencintaimu!!" Shun Yuan pun tak mau kalah dari Jian Ying.
"Lakukan apapun yang kau mau!! Aku tak peduli!!" Balas Jian Ying kemudian pergi dari hadapan Shun Yuan.
Pria itu pun tak tau kalau air mata Jian Ying langsung tumpah ketika Jian Ying sudah memunggungi Shun Yuan.
Dia hanya bisa menatap kepergian Jian Ying dengan nanar. Apalagi saat melihat Weisheng menunggu Jian Ying di kejauhan.
Entah apa yang mereka bicarakan hingga mereka berdua berjalan bersama menuju ke kediaman Jian Ying.
tapi apapun itu, terimakasih untuk cerita yg indah dan sangat sarat makna..
bahagia mmg hrs diciptakan bukan diangankan saja
kayaknya bakal mirip bara bere nggak ya...???
hayo Lo... bakal dihajar lagi nggak tuh...udah hamilin anak kesayangannya...