Kisah ini bercerita tentang seorang pemuda berbakat bernama Palette. Ia terlahir sebagai pelukis yang luar biasa. Kemampuan istimewanya menyeretnya masuk ke dalam masalah hidup yang jauh lebih pelik.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon David Purnama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kabur Membebaskan Jiwa
Siapa yang tidak ingin melarikan diri dari dalam penjara?
Setiap orang yang dikurung pasti sedikitnya mempunyai niat untuk kabur dari dalam kurungan entah bagaimana pun itu caranya.
Mereka ingin bebas melanjutkan hidup di dunia luar meski jelas-jelas telah bersalah. Mereka tidak mau dihukum.
Burung atau binatang peliharaan saja jika pintu kandangnya dibuka pasti mereka dengan senang hati akan kabur. Apalagi manusia sebagai binatang yang paling berbahaya di dunia.
Sejak hari pertama menyadari bahwa dirinya menjadi penghuni penjara. Jack Palette selalu memikirkan bagaimana caranya untuk bisa kabur.
Tidak ada sedetik pun dalam benaknya kecuali membayangkan sebuah rencana untuk melarikan diri dari dalam penjara antah berantah yang terkutuk ini.
Jack akan melakukan dengan caranya sendiri. Memanfaatkan keunggulan yang dimilikinya.
Jack telah mempersiapkan rencananya dengan sangat matang. Dan ketika sudah siap Jack akan melakukannya.
Dan waktunya adalah sekarang.
Malam ini Jack Palette sama sekali tidak tidur. Ia menggunakan waktunya untuk membuat sebuah maha karya yang begitu mempesona.
Di lantai penjara di dalam ruang penjara yang gelap,
Jack Palette mulai melukis dengan penuh ketelitian dan ketenangan.
Model atau objek gambarnya adalah potret atau ekspresi wajah dari lima belas orang petugas penjara yang sudah dihafalnya.
Setelah di malam-malam sebelumnya Jack berlatih. Malam ini adalah malam final baginya untuk melukis orang-orang itu.
Sebelum pagi datang Jack sudah menyelesaikannya. Gambar-gambar itu sama persis seperti wujud aslinya. Seakan-akan mereka benar-benar hidup.
Dan ketika pagi datang, datang lah penjaga untuk membukakan pintu sel Jack.
“Keluar lah”, seru penjaga itu.
Setelah pintu terbuka dan orang itu pergi.
Jack mulai mencoret wajah orang-orang itu satu per satu dengan tanda silang. Jack membunuh lima belas petugas penjara.
*
Jack keluar dari dalam selnya, untuk yang terakhir kali.
Jack berjalan menyusuri lorong gelap nan panjang dengan sedikit berdansa. Mencerminkan betapa bahagianya dirinya.
Setelah ini Jack tidak akan pernah lagi melewati jalan yang sama di dalam penjara.
Jack tidak akan pernah kembali lagi ke dalam sel penjara yang selama beribu-ribu malam sudah menjadi tempat tidurnya.
Ketika bertemu dengan matahari. Jack melihat kawan-kawannya sesama tahanan tengah berkumpul.
Mereka tampak senang tapi juga bingung.
Lima belas orang penjaga penjara semuanya sudah mati berjatuhan.
“Selamat pagi orang-orang tua”, sapa Jack.
“Hari ini kita bebas”,
“Mari kita tinggalkan tempat menyedihkan ini”, ajak Jack yang begitu bersemangat.
Jack pergi mencari kunci-kunci untuk membuka pintu-pintu yang selama ini membatasi pikiran dan geraknya.
Dengan tangan yang buntung Jack mampu membuka pintu-pintu besi yang tertutup itu. Meski pergelangan tangannya harus merasakan sakit dan berdarah.
Termasuk pintu gerbang utama untuk keluar dari penjara.
Setelah pintu itu dibuka terlihat lah dengan jelas. Kebebasan yang selama bertahun-tahun ini selalu Jack rindu-rindukan.
Jack berlalu pergi meninggalkan penjara tua yang sudah dibuatnya tidak berkutik.
Tapi anehnya kenapa para tahanan yang lain tidak mengikuti Jack untuk melarikan diri. Ini adalah kesempatan sekali dalam seumur hidup mereka.
“Jack”,
“Kemari lah”,
Malahan mereka memanggil kembali Jack untuk masuk ke dalam penjara.
Jack pun menghampiri orang-orang tua itu.
“Ada apa dengan kalian?”,
“Mari kita lekas pergi dari tempat ini”, ajak Jack.
“Jack, kami sudah hidup terlalu lama”,
“Kami tidak sepertimu nak”,
“Di luar sana masih banyak yang ingin kamu lakukan”,
“Tapi di luar sana tidak ada apa-apa lagi yang menanti kami”, ucap salah seorang dari mereka.
“Jack, kami tahu kamu lah yang telah membunuh para penjaga penjara”,
“Tolong bunuh kami Jack”,
“Tolong kami nak”, pinta orang-orang tua itu.
Dengan perasaan haru Jack memenuhi permintaan orang-orang tua yang sudah terlalu lama terkurung di dalam penjara. Jiwa-jiwa mereka sudah lama mati.
Jack punya tugas untuk mematikan tubuh mereka. Supaya orang-orang tua itu benar-benar bisa bebas.
Dua puluh satu orang itu duduk mengambil tempat. Duduk bersama-sama untuk yang terakhir kalinya.
Dengan penuh ketelitian dan ketenangan Jack Palette mulai melukis mereka dengan menggunakan kakinya yang sudah piawai dan terbiasa.
Orang-orang itu jatuh mati ketika Jack menyelesaikan lukisannya dan membubuhkan tanda silang sebagai sentuhan terakhirnya.
Mata mereka terpejam. Wajah mereka tersenyum berseri-seri.
*
Jack Palette pergi meninggalkan penjara itu untuk selamanya. Ia adalah manusia satu-satunya yang selamat yang keluar hidup-hidup dari tempat terkutuk itu.
Jack berjalan terus menuruni dataran tinggi. Ia masih belum tahu dimana sebenarnya ia sekarang berada.
Sampai lah Jack di sebuah pemukiman penduduk. Setelah menempuh perjalanan yang jauh.
“Tahun berapa sekarang?”,
Itu lah yang pertama kali Jack tanyakan ketika bertemu dengan seseorang.
“1946”,
Jawab orang itu yang melihat Jack dengan aneh.
“Apakah perang sudah berakhir?”, tanya Jack.
“Tenang lah kawan perang sudah berakhir”, jawab orang itu.
“Aku mau pulang ke kota Potrait”,
“Apakah kamu tahu lewat mana jalannya?”, tanya Jack yang tidak terasa mulai menelurkan air mata.
“Maafkan aku kawan”,
“Aku sungguh tidak tahu”,
“Nama kota yang kamu sebutkan bahkan tidak ada di negeri ini”, jawab orang itu.