Jezica adalah anak dari seorang Selebritis single parent. Jazica adalah anak seorang artis film papan atas sekaligus artis INFOTAIMEN. Info tentang ibunya selalu Hits di berbagai media. Hidupnya menjadi tidak biasa, dia jadi kehilangan Privacy karena menjadi anak seorang artis. Ibunya selalu sibuk, bahkan dalam sebulan bisa tidak pulang karena sibuk shooting di luar kota. Jazica merindukan kebersamaan dengan ibunya seperti dulu, saya ibunya masih menjadi guru les bahasa Inggris. Kehidupan keartisan ibunya mempengaruhi dirinya dalam bersosialisasi dan dalam banyak hal lainnya.
Akankah Jezica bisa mengatasi masalahnya sebagai anak selebritis?
Akankah Jezica bisa memenuhi harapan ibunya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon CACASTAR, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MASA LALU
Bianca duduk di dalam mobilnya sambil melihat ke luar jendela. Mobilnya berhenti sejenak di lampu merah. Dia rencananya datang ke rumah Radika Rido mengisi di acara podcast Radika Rido. Sebenarnya sudah lama dia diundang di podcast itu, tapi karena scedulnya penuh maka dia baru bisa datang hari ini. Itu pun cuma 2 jam, karena dua jam berikutnya dia ada janji dengan ibu-ibu sosialita bestienya untuk arisan 500 juta, berlanjut malam pembukaan Butik Baju yang baru di Plaza Indonesia.
"Hallo, Bianca!"
"Senang sekali bisa bincang-bincang dengan kamu hari ini."
"Iya, Radika, terima kasih, aku juga senang bisa bincang-bincang dengan kamu"
"Sibuk banget kayaknya akhir-akhir ini. Ada projek film terbaru kah, Bianca dalam waktu dekat ini?"
"Iya, ada Ridho, bulan depan ada film terbaru, "Suci dalam Debu" nonton, yah."
"Oh, pasti dong, kita suka yang gratisan, bakal datang ke premier, tenang aja."
(Wkkkk wkkkk)
"Sekarang udah ngeluarin biografi juga."
"Betul sekali Radika, saya baru meluncurkan buku biografi." "Penulisnya adalah sahabat saya sendiri Dewi Sewindu."
"Wow!"
"Bianca!"
"Apa sih yang dicari?"
"Hm, yang dicari dalam hidup maksudnya?"
"So pasti, masak mencari saya Bianca?"
(wkkk wkkk)
"Apa yang dicari, mmm, kebahagiaan untuk anak saya, itu yang dicari."
"Wao!"
"Dengan apa yang saya sudah lakukan kerja keras saya hasilnya nanti saya harapkan akan menjadi teladan dan bermanfaat bagi anak saya"
"Kamu sayang banget sama anak kamu, yah?"
"Yup, Radika, dia adalah nyawa saya, segalanya saya lakukan untuknya."
"Seberapa dekat kamu dengan anak kamu?"
"Dekat sekali, namun sering tidak bertemu. Yah, karena kesibukan saya."
"Bianca silahkan sebutkan tiga kata untuk menggambarkan dunia keartisan!"
"kerja keras, totalitas, dan sukses!"
"Wow!"
"Satu pertanyaan terakhir Bianca, kamu tuh, pernah capek gak sih?"
"Yaa, pernah Radika, yah dijalani aja, entar capeknya hilang, haaahaaa."
Amazing....terima kasih Bianca!
Terima kasih sudah datang di Radika Lover!"
"Sama-sama." Bianca melambaikan tangan ke kamera.
...
Capek yah, say! Namanya juga Bianca, wanita tangguh.
...
Bianca melihat ke jendela melihat orang-orang yang ada di luar sana. Ada pak pengamen, ada peminta-minta, ada pedagang asongan, beberapa taxi dan transportasi online berjejer di pinggir jalan di sepanjang jalan itu.
Orang-orang dengan sejuta harapan bahwa hari ini bisa dapat rupiah untuk dibawa pulang, untuk beli makan, untuk biaya sekolah, untuk bayar token, dan sebagainya. Mereka adalah pejuang rupiah. Yang real pejuang rupiah itu adalah mereka, bukan dirinya. Walaupun dia kelihatan bekerja keras tapi kini semua sudah dia dapatkan, sudah dia raih. Orang-orang di luar sana yang berjuang mati-matian bekerja untuk menyambung hidup. Dia kini hanyalah pekerja seni, orang yang bergelut di dunia showbize, yang bergelimang harta, tahta, serta popularitas. Mereka di luar sana adalah orang yang berjuang mati-matian untuk bisa membeli seliter beras, membeli gas harga 20rb-an, membayar sekolah anak-anak, buat bayar kontrakan di petak, dan bayar token listrik 50rb-an sebulan. Huffff.... Dia adalah orang-orang di luar sana dulu ya, dulu sekali, mungkin dia mengalami, merasakan, dan menjadi orang di luar sana 24 tahun lamanya, dulu sekali jauh sebelum dia terkenal dan menjadi artis.
Bianca kecil dulunya bersekolah di sekolah yang sama dengan tempat bapaknya mengajar. Dia melanjutkan ke sekolah SMPN 7 Pasuruan. Begitu juga di SMA dia melanjutkan ke sekolah negeri SMA 1 Pasuruan. Di SMA 1 Pasuruan bakat seninya muncul dan berkembang, ia ikut ekskul nari dan drama. Dia juga aktif di kegiatan OSIS. Dia terpilih jadi Wakil ketua OSIS di SMA. Dikarenakan keterbatasan ekonomi maka dia tidak bisa melanjutkan kuliahnya ke Bangku perkuliahan. Alhasil dia kerja jadi penjaga toko di toko kosmetik selama dua tahun, dan akhirnya terpaksa menikahi seorang lelaki yang dijodohkan dengan dirinya. Sangaji, adalah lelaki yang menikahinya dulu yang kini berkalang dengan tanah karena sudah meninggal karena sakit paru-parunya. Sangaji yang mengajarkannya untuk selalu menabung, rupiah demi rupiah, biar bisa kebeli rumah kata Sangaji kala itu. Tapi sayangnya, Sangaji juga yang menghabiskan uang tabungannya untuk judi dan harus meninggal akibat sakit paru-parunya gara-gara rokok yang dihisapnya setiap hari. Rokok lah yang membunuh Sangaji, rokok lah yang membunuh mimpi Sukarsih Bilgunah, yang sekarang berganti nama jadi Bianca.
Bianca, menarik nafas panjang. Bianca merasakan capek yang mendera badannya setiap hari, tapi rasa capek itu akan lambat laun hilang dengan mengingat Impiannya yang harus ia wujudkan untuk keluarganya.
Bianca mungkin punya masa lalu yang tidak sempurna, tapi keluarganya harus punya masa depan bagus dan tidak merasakan masa pahit seperti yang ia rasakan. Masa lalunya biarlah dia yang merasakan pahitnya, asalkan anaknya dan adiknya tidak.
...
"Hallo?"
"Hallo, Mbak."
"Dek, kamu gimana kabarnya?"
"Aku baik Mbak, studyku alhamdulillah lancar."
"Mbak aku kayaknya lanjut stay di sini, mbak."
"Loh kenapa, Dek?"
"Aku dapat tawaran kerja, Mbak"
"Yo, syukur, Dek. Mbak cuma bisa mendoakan yang terbaik untuk kamu, Dek. Yang penting kamu bisa jaga diri, Dek."
"Nggih, Mbak. Mbak sendiri piye kabare, sehat Mbak?"
"Sehat, Dek."
"Jezica Piye, Mbak, sehat toh, Mbak?"
"Alhamdulillah, Dek."
"Dek, mbak dah transfer ke rekeningmu, Yo. Kalau kurang kabarin, Mbak."
"Kamu harus selesaikan pendidikanmu, biar bapak sama ibu bangga di syurga lihat anaknya jadi orang hebat."
"Nggih, mbak, matur suwun."
"Udah dulu, Yo, mbak mau shooting dulu."
"Yo, mbak, mbake sehat-sehat, obatnya jangan lupa diminum."
"Yo, dek."
bip.
..