NovelToon NovelToon
Cinta Di Ujung Perceraian

Cinta Di Ujung Perceraian

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Nikah Kontrak / Angst
Popularitas:13.9k
Nilai: 5
Nama Author: ainuncepenis

Terpaksa menggantikan sang kakak untuk menikahi pria yang tidak diinginkan kakaknya. Menjalani pernikahan lebih dari 3 tahun, pernikahan yang terasa hambar, tidak pernah disentuh dan selalu mendapatkan perlakuan yang sangat dingin.
Bagaimana mungkin pasangan suami istri yang hidup satu atap dan tidak pernah berkomunikasi satu sama lain. Berbicara hanya sekedar saja dan bahkan tidak saling menyapa
Pada akhirnya Vanisa menyerah dalam pernikahannya yang merasa diabaikan yang membuatnya mengajukan permohonan perceraian.
Tetapi justru menjelang perceraian, keduanya malah semakin dekat.
Apakah setelah bertahun-tahun menikah dan pada akhirnya pasangan itu memutuskan untuk berpisah atau justru saling memperbaiki satu sama lain?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ainuncepenis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 5 Debat

"Kakak kenapa menatapku seperti itu. Apa Kakak memikirkan suatu hal yang buruk tentangku?" tanya Vanisa.

"Aku hanya heran saja dengan tiba-tiba kamu membahas masalah perceraian. Kamu biasanya tidak pernah membahas hal-hal seperti ini. Jadi bukankah wajar jika aku memikirkan sedikit negatif," jawab Mitha.

"Tapi aku hanya bertanya saja dan tidak ada maksud yang lain," ucap Vanisa.

"Syukurlah kalau kamu tidak punya pikiran seperti itu. Aku tahu Vanisa dalam rumah tangga itu memang sangat tidak mudah, rumah tangga yang 1 tahun 2 tahun 3 tahun akan mengalami naik turun. Terkadang dalam pasangan suami istri juga ada jenuhnya dan selalu merasa kurang atau banyak mau. Tetapi kembali lagi tergantung pada diri kita sendiri bagaimana menyikapi diri kita untuk pasangan kita,"

"Aku bukan menceramahi kamu atau memberi pesan. Kita sama-sama masih baru dalam pernikahan dan aku hanya berusaha melakukan yang terbaik sebagai seorang istri dan memahami pasanganku untuk menjalani rumah tangga kami. Dengan aku yang sebagai pengacara yang sudah menemukan sangat banyak sekali kasus perpisahan dalam rumah tangga yang membuatku belajar dan bukan malah ikut-ikutan," ucap Mitha yang memberikan sedikit masukkan kepada Vanisa.

"Iya Kakak benar!" sahut Vanisa dengan tersenyum.

"Huhhh! Aku terlalu banyak mengobrol," ucap Mitha yang melihat arloji di tangannya.

"Aku sudah hampir telat. Aku harus pergi. Aku titip Mahira ya. Kalau ada apa-apa kamu tinggal kabari aku saja," ucap Mitha.

"Iya. Kakak hati-hati," jawab Vanisa.

Mitha yang berpamitan pada putrinya itu dengan mencium lembut Mahira. Sudah sangat biasa ditinggalkan oleh Mitha yang membuat Mahira tidak menangis sama sekali.

"Aku boleh, kan. Membawa Mahira keluar nanti?" tanya Vanisa sebelum Mitha keluar dari Apartemennya.

"Boleh," jawab Mitha yang langsung pergi.

Vanisa tersenyum dan melihat ke arah Mahira yang punya dunianya sendiri bermain dengan bola-bola yang mengeluarkan suara itu.

"Andai pernikahan ini adalah pernikahan yang waras. Mungkin aku sudah menjadi seorang ibu dan akan melihat perkembangan anakku dan tidak kesepian seperti ini," batin Vanisa yang terus memperhatikan Mahira begitu tulus.

Dia sangat begitu excited sekali jika Mahira sudah bersamanya.

"Dratttt-dratt-drattt-drattt!"

Vanisa yang melihat ponselnya dengan kontak nama ibu mertua. Vanisa menghela nafas dan langsung mengangkat panggilan telepon itu.

"Kamu di mana?"

"Di rumah,"

"Kerumah sekarang!" titah Lara dengan suara datar.

"Tapi aku sedang bersama Mahira," jawab Vanisa.

"Apa jika bersama Mahira kamu tidak bisa menemui saya?" tanya wanita itu yang terdengar suaranya begitu ketus.

"Baiklah!" Vanisa yang tidak bisa menolak.

Tut-tut-tut-tut-tut-

Telpon itu langsung dimatikan secara sepihak yang membuat Vanisa kembali menarik nafas panjang dan membuang perlahan ke depan. Wajah tampak lelah menghadapi orang-orang yang berada di sekitarnya. Dia merasa sangat tertekan yang apa-apa diperintah dan tidak memiliki kebebasan sendiri.

Vanisa menghampiri Mahira.

"Sayang kita harus pergi. Nanti kita lanjut main," ucap Vanisa dan anak itu hanya diam saja yang tidak mengerti apa yang dikatakan Vanisa yang mana Mahira masih sibuk bermain.

**

Mobil yang di kendarai Vanisa berhenti di salah satu Restaurant mewah di pusat kota. Sejak tadi Vanisa menyetir sendiri dan tidak lupa membawa Vanisa yang lengkap dengan tempat duduk bayi yang diletakkan di belakang. Vanisa memang sudah sangat terbiasa membawa Mahira. Jadi semua alat-alat di dalam mobil untuk kenyamanan Mahira juga sudah disediakan.

"Pasti capek sekali ya, sampai ngantuk seperti itu," ucap Vanisa dengan menoleh ke belakang yang mengajak bocah cantik itu berbicara Mahira menganggukkan kepala dengan tertawa cengengesan yang mulutnya ingin berbicara banyak.

Anak seusia Mahira memang masih meraba-raba dalam berbicara. Jadi kerap kali banyak yang ingin dia omongkan tetapi belum bisa keluar dari mulutnya. Vanisa yang tidak membuang-buang waktu langsung keluar dari mobil dan membawa Mahira juga ikut keluar.

Vanisa berjalan mengikuti langkah anak kecil yang masih tertatih-tatih itu dengan tangannya yang tidak lepas dari genggamannya dan sampai pelayan mengantarkan Vanisa ke salah satu ruangan VIP dengan pintu yang dibuka yang ternyata dia bukan hanya bertemu dengan Lara Ibu mertuanya dan di sana juga ada Sarah.

"Nenek!" kata itu langsung diucapkan Mahira ketika melihat orang yang dia kenal.

"Mahira kemari sayang!" Lara yang keluar dari tempat duduknya yang berjongkok dengan mengulurkan kedua tangannya menunggu Mahira berlari menghampirinya dan memeluknya.

"Mahira sudah makan?" tanya Lara.

"Sudah!" jawabnya dengan lancar yang membuat seorang Nenek pasti sangat senang sekali jika melihat perkembangan cucunya yang semakin pintar berbicara.

Tetapi wajah Sarah tampak sewot dengan ujung bibirnya yang naik. Dia terlihat tidak suka dalam situasi itu. Sementara Vanisa yang sudah menarik kursi dan duduk di samping Sarah.

"Pelayan tolong ambilkan kursi untuk cucu saya!" titah Lara pada pelayan yang sejak tadi berdiri di depan pintu. Pelayan itu menganggukkan kepala dan mengambilkan kursi yang khusus untuk anak seusia Mahira.

Vanisa juga langsung dihidangkan minuman dengan Vanisa yang mengaduk-ngaduk minuman itu menggunakan sedotan.

"Kamu tahu sendiri Vanisa sebentar lagi peresmian Perusahaan akan laksanakan. Arvin akan dinobatkan menjadi pengusaha termudah yang terpilih yang sudah bersaing dengan banyaknya para pengusaha yang hebat-hebat. Jadi saya meminta sama kamu untuk tidak melakukan kesalahan apapun yang akan menghambat semua ini. Kamu harus tahu dalam situasi yang panas seperti ini. Para pesaing berlomba-lomba mencari sedikit saja celah dari Arvin dan jika kamu ceroboh. Maka Arvin tidak akan mendapatkan posisinya!" ucap Lara yang langsung berbicara to the point yang mungkin itu tujuan dia menemui Vanisa.

Vanisa tidak menjawab yang hanya mengaduk-aduk minumannya.

"Bagaimana mungkin Vanisa akan melakukan kesalahan apapun. Apapun yang dia lakukan tidak akan ada yang peduli. Orang-orang juga tidak tahu bahwa dia adalah istri dari Arvin," sahut Sarah.

"Apa kamu ingin saya mengumumkan kepada semua orang. Jika Vanisa adalah istri Arvin yang sebenarnya?" tanya Lara yang sangat mengerti dengan sindiran dari besannya itu.

"Lalu sampai kapan Vanisa akan terus disembunyikan. Kenapa kalian tidak juga mempublikasikan Vanisa. Arvin dan Vanisa sudah menikah 3 tahun!" sahut Sarah dengan tegas yang hanya ingin kejelasan status dari putrinya.

"Jadi tolong kalian pikirkan bagaimana anak saya yang tidak dipublikasikan. Mau sampai kapan kalian melakukan ini?" tanyanya lagi yang paling menatap dengan Lara.

"Jangan tanya saya. Tetapi tanyalah pada menantumu," jawab Lara.

Kepala Vanisa terangkat dengan dahi mengkerut saat mendengar pernyataan Ibu mertuanya itu.

"Apa maksudnya. Apa anda ingin mengatakan bahwa selama ini yang tidak ingin mempublikasikan hubungan pernikahan ini adalah Arvin?" tanya Sarah memastikan.

"Lalu selama ini kau berpikiran. Jika aku yang menahan semua ini?" Lara kembali bertanya.

"Aku sangat tidak punya pekerjaan untuk melakukan hal-hal seperti itu. Kami keluarga yang terpandang memiliki kualitas dan bukan berurusan dengan hal kampungan!" tegas Monica.

"Apa maksud Anda kampungan. Keluarga kami juga adalah keluarga yang terpandang. Suami saya seorang pengusaha kaya raya. Jadi Anda bisa menjaga sikap berbicara kepada siapa," sahut Sarah yang merasa tersinggung.

"Suami Anda dan bukan Anda," jawaban menu hok itu yang diberikan Lara.

Bersambung......

1
Teh Euis Tea
syukurlah vanisa selamat
mbok Darmi
sebenarnya yg paling bodoh disini arvin dia hanya boneka ortu nya laki2 plin plan ngga tegas ngga salah vanisa menuntut cerai bisa matikan berdiri punya suami modelan arvin
meris dawati Sihombing
Othor fokus dong ngetiknya, bnyak typo..ceritanya jg jgn terus menjatuhkan mental orng, dah 3 thn hrsnya sdh berontak.
meris dawati Sihombing
bnysk banget typonya..nm bersalahan
Warung Sembako
emak durjana..
mbok Darmi
mampuss kamu sarah karena mulut ember mu sekarang nasib vanisa diujung tanduk bener kata daniel kamu manusia egois yg ada didunia ini mengorbankan segala cara demi ambisi mu bukan kebahagiaan anakmu ya..sudah nikmati saja kalau vanisa dibunuh sama penculik nya kamu cuma bisa menyesal saja, dasar ibu lucknut matre
Herman Lim
gila vanisa sungguh sangat kasian apalgi dgn kata Arvin yg sangat kejam
Teh Euis Tea
emang benar semua itu gevara sarah yg ingin vanisa di akui publik jd vanisa di culik
mbok Darmi
arvin pembicaraan mu dgn penculik vanisa sedikit banyak membunuh vanisa secara perlahan hbs ini saat nantinya dia akan beneran di eksekusi penculik nya dia akan pasrah krn merasa hidupnya tdk penting bagi siapapun
Teh Euis Tea
nudah"an vanisa bisa selamat dan lepas dari orang yg menculiknya
Herman Lim
pasti ada yg menculik vanisa
Teh Euis Tea
duhhh siapa lg yg nyulik vanisa ya?
apa motifnya hingga vanisa yg di culik?
jd makin penasaran aku
mbok Darmi
Arvin kamu bener2 suami lucknut sampai usia pernikahan 3 tahun jamu tdk tau telp tempat vanisa kerja temen akrab nya juga tdk tau knp sekarang kamu repot2 cari vanisa yg ngga pulang biarin aja toh tdk menyusahkan kamu katanya ngga usah saling peduli itu cam kan, feeling ku vanisa diculik atas permintaan lara
mbok Darmi
coba dari awal vanisa tegas seperti ini ngga bakalan dia dijadikan sapi perahan ortu nya dan tumbal kemarahan mertua nya semua sdh terlanjur tinggal sekarang mantapkan hati untuk proses perceraian jgn mau mundur vanisa
mbok Darmi
tetap lanjutkan gugatan cerai mu vanisa buat semua orang yg selama ini meremehkan mu sadar diri mereka semua hanya mau memanfaatkan kamu saja mereka pikir kamu gadis yg lemah makanya mereka ngelunjak begitu juga arvin suami lucknut
Naufal Affiq
mantap👍
Teh Euis Tea
mantap vanisa, lanjutkan km berhak bahagia
Teh Euis Tea
nah gitu dong vanisa keluarkan uneg uneg km jgn diam aj, bila perlu lawan semuanya terutama ibumu dan mertuamu
Bunda HB
good job vanisa jgn mau di injak2 harga diri mu .km berhak bahgia wlo tdk bersama arvin. klrg toxic gk bgus buat km.....mending cerai dan see good bye 👋 🙂 😊
⁽⁽ଘ[🐾©️le🅾️🦋]ଓ⁾⁾
ini yg ditunggu tunggu
ketegasan dari Vanisa 👍👍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!