Ciara Tamara, hanya memiliki sahabat yang dirinya punya. bukan tanpa alasan ia berpikir seperti itu Cia cukup berhutang budi terhadap orang tua sahabat nya Daliya Karimatun Nisa.
apapun akan Ciara lakukan demi kebahagiaan sahabatnya sekali pun ia harus berpindah agama, menaruh dirinya sebagai istri kedua untuk sahabat Suaminya Keenan Algazi Ustman.
Demi permintaan Daliya yang mengalami sakit kanker otak selama bertahun-tahun Cia harus rela mengorbankan kebahagiaan untuk diberikan kepada Gus Azi yang terpaksa menikahinya demi permintaan terakhir Daliya sebelum wanita itu pergi untuk selamanya.
Daliya ingin memberikan keluarga yang utuh untuk suaminya, cuman Ciara saja lah yang bisa memenuhi keinginannya walaupun dirinya terkesan egois Cia rela melakukan nya dengan ikhlas.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon adelita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
AMS-9
Gus Azi menatap bangunan rumah mewah milik orang tuanya, setelah berpamitan pada Daliya ia langsung pergi kerumah orang tuanya.
Tampak ragu dalam hati Gus Azi untuk masuk, apa benar sudah betul keputusan yang diambilnya? kata-kata itu selalu mengusik pikiran Gus Azi.
" Lebih baik, aku memberitahu saja. mau mereka marah terserah yang penting aku sudah menyampaikan niat sebenarnya. " batin Gus Azi melangkah pasti memasuki rumahnya.
" Assalamualaikum Ma. " panggil Gus Azi sedikit berteriak saat tidak melihat kehadiran satu orang pun.
" Waalaikumsalam, Azi? ada apa nak? tidak biasanya kamu kesini. " ucap Arinda Mama Gus Azi.
" Ada yang mau aku sampaikan, dimana Papa? " tanya Gus Azi.
" Sepertinya Papa mu belum pulang dari pondok pesantren, katakan anak ku ada apa? " tanya Mama Arinda.
" Oh, ya bagaimana keadaan istrimu? dia sehat aja kan dirumah? " tanya Mama Arinda lagi.
" Daliya masuk rumah sakit lagi Ma. " ucap Gus Azi.
" Astaga Tuhan! kenapa kamu gak kasih tahu Mama?! " tuding Mama Arinda.
" Aku gak mau buat Mama dan Papa khawatir, apalagi Mama dan Papa baru pulang dari Turki. " ucap Gus Azi.
" Setidaknya beritahu Mama, kalau begini sama saja Mama jadi Mertua jahat yang gak tahu menantunya sakit lagi. " dengus Mama Arinda.
" Mama kan juga sibuk, bolak-balik Turki karena Nenek sakit. aku gak mau buat beban pikiran buat kalian. aku bisa mengurus istriku sendiri. " ucap Gus Azi.
" Huh, nanti Mama dan Papa akan menjenguk istrimu. " ucap Mama Arinda.
" Assalamualaikum. " ucap Papa Adam melangkah masuk kedalam rumah.
" Waalaikumsalam. " jawab keduanya.
" Azi? dimana istrimu? apa kalian akan menginap? " tanya Papa Adam.
" Tidak Pa, istriku lagi dirawat dirumah saki, Azi kesini mau memberitahu kalian sesuatu. " ucap Gus Azi.
" Sejak kapan? " tanya Papa Adam.
" Sudah sebulan. " jawab Gus Azi.
" Nanti kita jenguk kesana. " sahut Mama Arinda.
" Katakan apa nak? sejak tadi kau terlihat tampak gelisah sekali? " tanya Mama rinda.
" Ak-aku akan menikah lagi. " ucap Gus Azi terpotong.
PLAK...
" APA MAKSUD UCAPAN MU ALGAZI!" amuk Mama Arinda.
" Istri mu terbaring dirumah sakit dan kau ingin menikah lagi kau tidak waras anak ku?! " pekik Mama Arinda.
" Hentikan Ma, kita dengarkan dulu penjelasan anak mu, tidak mungkin dia melakukan semua ini tanpa alasan yang jelas. " ucap Papa menyela.
" Katakan anak ku, kenapa kau berniat menikah lagi? apa kau sudah tidak bosan terhadap Daliya? bukannya kau yang memintanya baik-baik pada Almarhum Orang Tua Daliya? dan bersumpah akan menjaga dan menjadi pelindungnya? " tanya Papa Adam.
" Aku melakukan semua ini atas permintaan Daliya Ma, Pa. " ungkap Gus Azi.
" Jujur , aku sebenarnya tidak ingin menuruti permintaan Daliya, aku tidak sanggup harus menduakan istriku yang sedang sakit. tapi Daliya selalu memaksa ku menuruti permintaannya. " jelas Gus Azi.
" Dengan siapa kau akan menikah Azi? "tanya Mama Arinda.
" Ciara Ma, Ciara Tamara. " ucap Gus Azi.
" Bukannya dia berbeda agama dengan kita? " tanya Mama Arinda.
" Ya, tapi sekarang dia sudah mualaf. " ucap Gus Azi.
" Seharusnya sesama perempuan mengerti akan hal ini, harusnya dia menolak kan? " ucap Mama Arinda.
" Dari yang ku tahu, Daliya memang beberapa kali meminta Cia untuk menerima permintaan nya tapi wanita itu selalu menolak. sampailah hari itu dia menerima permintaan Cia yang bersikeras memintanya menurutinya. "
" Jadi sekarang bagaimana selanjutnya? kau siap menikah dengan nya demi istrimu? " tanya Papa Adam.
" Mau tidak mau, aku harus siap. " ucap Gus Azi ragu namun penuh penegasan.
" Ingat satu hal, jika kamu sudah menikahinya jangan pernah kamu membedakan atau membandingkan Cia dan Daliya. jangan pernah kau sakiti hatinya, jangan pernah mengatakan hal-hal kasar dan tidak berpendidikan pada Cia. "
" Walaupun kau tidak mencintainya, perlakukan dia sama seperti kau memperlakukan Daliya, dia juga istrimu yang akan merawat mu kelak kedepannya dan dia bukan orang lain. "
" Jika kau sudah merasa tidak sanggup lagi menjalani rumah tangga bersamanya, pulangkan dia dalam keadaan sehat dan baik-baik saja sama seperti kau meminta nya dengan baik-baik. " nasehat Mama Arinda.
" Ingat Azi! jangan pernah menyakiti perasaan perempuan, terlepas dia istrimu atau bukan. janga pernah kau lalai dari tugasmu sebagai seorang suami. lindungi dia seperti kau menjaga Daliya, Papa tidak pernah mengajarkan mu menjadi lelaki pengecut yang lari dari tanggung jawabnya dan menjadi seorang bajingan. " ucap Papa Adam tegas.
" Aku akan selalu mengingat pesan kalian. " ucap Gus Azi.
" Bagus anak ku, kami akan datang di pernikahan kalian. " ucap Papa Adam.
" Mama akan membantu dalam proses pernikahan kalian. " ucap Mama Arinda.
...✿ ✿ ✿ ✿...
1 MINGGU KEMUDIAN.
Dalam ruangan VIP, rawat inap milik Daliya begitu sangat berisik. beberapa orang menyusun meja dan kursi yang diperlukan seadanya. pandangan Daliya tertuju pada seserahan satu set perhiasan yang dibawa Mama Mertuanya, Arinda.
Mama Arinda masuk Kedalam ruangan ganti yang berada diruang rawat inap. sedangkan Gus Azi iya bersiap-siap memakai Jaz nya didekat Daliya yang terbaring dibankar.
" Mas, apa kau sudah siap menikah dengan Cia? " tanya Daliya.
" Huh, Insya Allah Mas harus siap. demi kamu. " ucap Gus Azi menarik nafas gusar.
" Sebentar lagi Akad, mendingan Mas persiapkan diri dulu agar tidak gugup. " ucap Daliya.
DALAM RUANGAN GANTI
KLEK....
" Cia. " panggil Mama Arinda menghampiri Cia yang sudah bersiap memakai pakaian kebaya modern.
" Bagaimana tampilan ku Tante bagus? " tanya Cia memperlihatkan wajahnya yang sudah di beri Makeup.
Jangan kalian pikir ada penyewa MUA, jawaban nya tidak ada. Cia memakai Makeup sendiri dan menggelung rambutnya sendiri sesuai seleranya.
Ingat! ini hanya pernikahan sementara yang sewaktu-waktu bisa saja mereka akan berpisah jika si pemilik permintaan sudah tidak ada lagi, jadi Cia tidak berharap lebih dalam pernikahan kontraknya ini, nikah kontrak? ya Cia beranggapan seperti itu karena mereka menikah bukan dasar saling mencintai.
" Maaf sayang, Mama tidak sempat membelikan yang lebih bagus." ucap Mama Arinda.
" Tidak perlu tante, ini sudah bagus kok. pilihan Tante terbaik. " ucap Ciara mengacungkan dua jempolnya.
" Jangan panggil tante dong, mulai sekarang panggil Mama. sebentar lagi kamu jadi istrinya Azi berarti menantu Mama. " jelas Mama Arinda.
" Y-ya Tan-Ma, aku akan mencobanya. " ucap Ciara terkekeh pelan.
" Maaf ya sayang, tidak sesuai dengan pernikahan impian kamu. " ucap Mama Arinda.
" Gak masalah Ma, jangan sedih dong dihari bahagia." ucap Ciara.
" Mama cuman terharu aja. " sangkal Mama Arinda.
" Oh ya,sebentar lagi akadnya mau dimulai ada perlu persiapan lagi gak? " sambung Mama Arinda.
" Em, tidak ada kayaknya Ma. " jawab Cia cukup canggung diakhir kalimatnya.
" Kalau gitu, ayo kita keluar. " ucap Mama Arinda merangkul lengan calon menantunya.
bahagia selalu buat gua Azi, mba CIA dan keluarga 🤲🤲🤲🥰
udh qu kasih kopi nih,,,/Rose/
makin penasaran kan aku sama ceritanya,,,